Connect with us

HEADLINE

20 Persen di Bappeda Kalsel Terpapar, Tak Diakui Klaster Perkantoran

Diterbitkan

pada

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel Muhammad Muslim. foto: fikri

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan kian mengkhawatirkan. Teranyar, di Bappeda Provinsi Kalsel ada puluhan pegawai dinyatakan positif Covid-19.

Bahkan, satu pegawai yang meninggal dunia akibat Covid-19 yaitu Sekretaris Bappeda Kalsel Hadi Purwanto.

Diakui Kepala Bappeda Kalsel Nurul Fajar Desira, dari 120 orang dari aparatur sipil negara maupun pegawai honorer, ada 33 pegawai dinyatakan positif Covid-19. Jika dipersentasekan ada 20 persen pegawai Bappeda Kalsel yang terpapar Covid-19.

Kendati telah melakukan upaya pencegahan penyebaran Covid-19, seperti penerapan protokol kesehatan, penyemprotan disinfektan, hingga membuka jendela ruangan guna memperlancar sirkulasi udara, nyatanya penularan Covid-19 terjadi di Bappeda Kalsel.

“Bahwa dari seluruh karyawan yang positif Covid-19, separuh beralamat (domisili) di Banjarmasin dan di Banjarbaru. Kemudian, setiap bidang ada 5-6 orang terpapar Covid-19,” kata Fajar dalam jumpa pers melalui Zoom Meeting, Rabu (5/8/2020) sore.

Dari hasil analisis yang dilakukan, rata-rata mereka yang terpapar Covid-19 bukanlah pegawai yang menetap di kantor. Atau, pegawai yang bekerja pada back office.  “Tapi yang memang aktivitasnya cukup mobile, ke sana kemari,” imbuh Fajar.

Sehingga diakuinya, pihaknya tidak dapat menyimpulkan dari mana awal mula pegawai Bappeda Kalsel ini terpapar Covid-19, atau dari mana virus ini berasal hingga masuk ke Bappeda. Sehingga, penyebaran Covid-19 di instansi yang ia pimpin semakin banyak.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel Muhammad Muslim membantah telah terjadi klaster perkantoran di Pemprov Kalsel. Ia menyebut, penyebaran Covid-19 dapat disebut sebagai klaster jika terjadi pada satu kelompok tertentu.

“Oleh karena itu, yang namanya klaster itu kelompok-kelompok saja. Jadi kalau sudah besar itu sudah bukan klaster lagi. Tetapi tentu saja, kalau kita mengkaitkan apakah terjadi sebaran sumbernya di sana (Bappeda), maka harus ada penyelidikan epidemiologi,” kata Muslim.

Senada dengan Fajar, Muslim menyebut, jika dilihat penyebaran Covid-19 di Bappeda Kalsel, kebanyakan berasal dari pegawai yang bersifat mobile. Alias kerap kali bertugas di lapangan atau di luar kantor.

“Kalau dilihat seperti ini, kebetulan saja berada di kantor. Maka kita tidak bisa mengatakan ini adalah klaster kantor itu. Sepanjang kita belum dapat mengidentifikasi penularannya itu ada pada kelompok-kelompok itu,” tandas Muslim yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel.

Hipotesis sementara yang dipaparkan Muslim, penularan yang terjadi pada 33 orang pegawai Bappeda Kalsel ini, diduga akibat transmisi lokal. Apalagi, jika dilihat berdasarkan domisili, mayoritas berdomisili di wilayah di mana attack rate-nya cukup tinggi. “Yaitu di Banjarmasin dan Banjarbaru,” singkatnya.

Sehingga ia berkesimpulan, belum saatnya penyebaran Covid-19 di Pemprov Kalsel disebut sebagai klaster perkantoran. “Karena harus kita kaji,” pungkas Muslim. (kanalkalimantan.com/fikri)

Reporter: fikri
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->