Connect with us

Kalimantan Selatan

83.000 IKM di Kalsel Terdampak Covid-19, Program BBI Dikebut

Diterbitkan

pada

Kepala Dinas Perindustrian kala mengunjungi IKM logam di Kabupaten HSS. Foto : Dinas Perindustrian Kalsel

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Industri manufaktur, khususnya Industri Kecil Menengah (IKM), merupakan salah satu sektor paling terdampak paskamerebaknya Covid-19. Ratusan hingga ribuan pelaku usaha terhambat bahkan tidak bisa memasarkan produknya selama masa pandemi.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah merilis program Bangga Buatan Indonesia (BBI) pada Mei lalu, guna mengatasi persoalan ini. Lantas, sudah sejauh mana program ini berjalan di Provinsi Kalsel?

Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel Mahyuni, mengungkapkan ada sekitar 83.000 IKM yang merasakan krisis akibat Covid-19. Maka dari itu, pihaknya mendorong pelaku IKM untuk mendaftar program BBI, dimana prinsip program ini memberikan kemudahan untuk mempromosikan usaha mereka secara luas.

“Program ini juga ditujukan untuk memacu daya saing produksi secara Kampanye dan mempromosikan produk IKM di dalam negeri dan luar negeri sehingga bisa naik kelas,” ujar dia.

Menurut Mahyuni, meski IKM terdampak wabah Covid-19 para pelaku IKM bisa bertahan dengan beralih kepada produk yang diperlukan pasar saat masa pandemi.

“Kebutuhan pasar saat ini seperti masker kain, hazmat, face shield (pelindung wajah), hand sanitizer, disinfektan, minuman herbal yang mengandung curcuma yang bisa meningkatkan imun tubuh,” lanjut dia.

Mahhyuni mengatakan, pendampingan bimbingan teknis (Bimtek) dari Dinas Perindustrian Prov Kalsel yang bekerja sama dengan Dirjen IKMA dan Dinas Perindustrian Kab/Kota se Kalsel membuat jumlah tenaga yang harus dirumahkan/PHK dapat diminimalisir hanya 2.830 orang.

Guna menyukseskan program ini Dinas Perindustrian Kalsel telah menggandeng seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menginventariskan setiap produk unggulan. Sehingga, bisa diusulkan masuk ke program BBI.

“Dinas Perindustrian juga akan mendampingi pelaku usaha dalam memasarkan produknya secara nasional. Mulai dari identifikasi, hingga pendaftaran perizinan produk, seperti pencantuman kandungan gizi, sertifikat halal dan izin edar produk,” ucapnya.

Selama pandemi untuk program pelatihan secara online pihaknya juga membantu kuota internet sebesar Rp 50 ribu kepada peserta.

“Disebabkan pelatihan ini secara online, jadi kami juga memberikan uang harian Rp 100 ribu atau konsumsi Rp 40 ribu per hari dan peserta tetap di rumah masing-masing,” pungkas dia. (kanalkalimantan.com/rico)

Reporter : Rico
Editor : Dhani



iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->