Pendidikan
Besok (31/1), Gerhana Bulan “Super Blue Blood Moon” di Langit Indonesia
Sehari lagi, tepatnya pada Rabu (31/1), peristiwa penting akan terjadi. Bulan menunjukkan tiga fenomena sekaligus, yaitu supermoon, blue moon, dan gerhana bulan, yang dijuluki NASA sebagai fenomena super blue blood moon.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena langka yang dapat diamati di Indonesia tersebut muncul karena Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis. Saat itu, Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi.
“Kejadian ini sangat langka. Fenomena ini hanya terulang lebih dari 100 tahun lagi,” kata Dwikorita di kompleks gedung BMKG, Jakarta, Senin (29/1).
Dia memaparkan, gerhana bulan akan mulai terjadi pada pukul 19.49 Wita dan masuk gerhana total pada 20.51 Wita. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 21.29 Wita dan gerhana total berakhir pada pukul 22.08 Wita.
Jika Anda terlalu sibuk dan melewatinya, gerhana bulan sebagian masih bisa disaksikan hingga pukul 23.11 Wita. Peristiwa bersejarah itu akan berakhir pada pukul 24.09 Wita. Dengan demikian, total durasi gerhana berlangsung selama 5 jam 20,2 menit. (Baca: Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Gelar Sholat Gerhana Bulan).
Visibilitas gerhana bulan selama lebih dari 5 jam itu hanya akan terlihat di beberapa daerah, antara lain di Pulau Sumatra, Pulau Jawa hingga bagian barat Jawa Timur, dan bagian timur Jawa Tengah, serta sedikit daerah di Kalimantan Barat.
Di luar daerah tersebut, proses gerhana bulan dapat diamati pada fase gerhana bulan penumbra atau pada pukul 19.48 Wita.
Pengamatan fenomena alam ini tentu lebih menarik bila dilakukan bersama-sama. Sebab itu, beberapa tempat di Jakarta akan dibuka dan bisa menjadi pilihan untuk menikmati pemandangan langka ini.
Mereka adalah Observatorium Bosscha, Planetarium Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah, Museum Fatahillah, Setu Babakan Kampung Betawi, serta Bukit Tinggi. “Selain itu (super blue blood moon) juga akan diamati di 21 titik pengamatan hilal yang biasa kami lakukan pengamatan di sana. Bahkan, di Makassar juga akan ada nonton bersama fenomena super blue blood moon,” sambung Dwikorita.
Namun, jangan sedih jika Anda terlalu sibuk dan tak bisa mengamati fenomena tersebut secara langsung. Cukup siapkan kuota internet untuk melihat tiga fenomena alam itu di situs BMKG atau di akun YouTube BMKG.
Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Jaya Murjaya mengungkapkan, fenomena langka ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi. Dengan demkian, mitos yang berkembang seputar gerhana dapat tergantikan dengan penjelasan ilmiah.
“Ini fenomena alam yang secara alamiah sudah bisa diprediksi. Jangan dikaitkan dengan mitos-mitos. Ini adalah pendidikan ilmiah yang bisa diedukasi ke masyarakat,” ujar Jaya.(cel/kom)
Editor: Chell
-
Kalimantan Timur3 hari yang lalu
Tetangga Sendiri Dihabisi Secara Brutal Ayah dan Anak di Samarinda
-
Lifestyle3 hari yang lalu
Ide Kreatif Anak Muda Peduli Lingkungan Dituangkan dalam Kertas Kebijakan
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Pemkab Banjar Serahkan Penghargaan Proklim dan Adiwiyata, Ini Daftar Penerima Penghargaan
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Turunkan 413 Personel Pengamanan Nataru di Banjarbaru
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Operasi Lilin Intan 2024 Dimulai, Ini Kata Kapolres HSU
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Menutup Tahun Pemko Banjarbaru Raih Dua Penghargaan