HEADLINE
Banjarbaru Tutup Lalu Lintas Ternak dari Jatim dan Aceh, Terdeteksi PMK Langsung Potong di Tempat
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Ramai peternak sapi di dua provinsi menemukan dengan kondisi sapi terjangkit Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), bagaimana di Kota Banjarbaru.
Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan (DKP3) Kota Banjarbaru memastikan wabah PMK di Banjarbaru belum ditemui hingga saat ini.
Sub Koordinator Kesehatan Hewan dan Kesmavet, DKP3 Kota Banjarbaru, drh Ratna Kusdewanti mengatakan, semenjak diinstruksikan Kepala Dinas Perkebunan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, pihaknya langsung terjun lapangan melakukan identifikasi ke pedagang-pedagang besar hewan ternak sapi di Kota Banjarbaru bersama Balai Veteriner Banjarbaru.
“Alhamdulillah dari hasil lapangan, tidak ditemukan di Banjarbaru, disebabkan pedagang di Banjarbaru masih memakai stok lama,” ujarnya.
Baca juga: Jelang Idul Adha DKPP Tanbu Waspadai PMK pada Hewan Ternak
Dikatakan drh Ratna, di Kota Banjarbaru beberapa waktu lalu memang kedatangan 40-50 ekor sapi. Setelah ditelusuri sapi tersebut hanya transit di Banjarbaru karena dikirim ke Kotabaru untuk mengurus Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
“Jadi yang kemarin datang itu hanya numpang karantina selama dua hari, selanjutnya diangkut ke Kotabaru,” ungkapnya.
Selain itu, kata drh Ratna, pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke peternak. Kemudian melakukan penelusuran di beberapa peternak sapi yang ada di Banjarbaru.
Sementara, Sub Koordinator Produksi Peternakan, Bina Usaha dan PHP, drh KT Wulan R mengatakan, dalam mengantisipasi penularan dari luar pihaknya menutup lalu lintas ternak pengambilan hewan ternak dari Jawa Timur dan Aceh.
“Kalau provinsi lain masih bisa, dengan syarat dari pelabuhan asal langsung ke Banjarmasin,” katanya.
Dengan kata lain untuk mencegah penularan tersebut tidak diperbolehkan melakukan transit ke pulau lain, baik lewat darat maupun pelabuhan.
Diungkapkan drh Wulan stok ternak dari luar Kalsel hanya diperbolehkan dari NTT khusus Pulau Sumbawa, Bali, dan Sulawesi.
Baca juga: Sejarah Hari Kebangkitan Nasional dan Berdirinya Budi Utomo
Lebih jauh, kata drh Wulan, tidak hanya sapi yang patut diwaspadai seperti kambing, domba dan babi juga bisa terserang wabah PMK.
“Hewan ternak yang berkuku belah,” tambahnya.
Masih kata drh Wulan, apabila hewan ternak yang teridentifikasi maka akan langsung dipotong di tempat agar tidak menyebar.
Ditambah lagi, kalau dari luar maka akan di karantina selama 14 hari dari daerah asal, kemudian dikirim ke wilayah tujuan, kemudian daerah tujuan melakukan instalasi oleh Balai Karantina.
“Itu harus ada hasil lab dari pemeriksaan,” sambungnya.
Drh Wulan menyebutkan kegiatan pencegahan dan pengendalian PMK meliputi pemeriksaan fisik ternak, pemberian vitamin, desinfeksi/penyemprotan kandang baik pada kandang peternak maupun kandang kandang penampungan hewan yang tersebar di wilayah Banjarbaru. (Kanalkalimantan.com/ibnu)
Reporter : ibnu
Editor : bie
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Konsep Indies Heritage, Kolam Renang Idaman Banjarbaru Kembali Difungsikan
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Pengunjung Tak Tertib, Taman Van der Pijl Ditutup Sementara
-
Advertorial2 hari yang lalu
Chicken Crush Dukung Haul Guru Sekumpul, Bagikan 11.000 Kotak Makanan
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Jadi ‘PR’ Baru Pemko Banjarbaru, Aturan Masuk ke Taman Van Der Pijl
-
kriminal banjarbaru2 hari yang lalu
Anak di Bawah Umur Dipaksa Bersetubuh di Kuburan Cina Liang Anggang
-
DPRD KOTABARU1 hari yang lalu
Gelar Paripurna Istimewa, DPRD Kotabaru Umumkan Penetapan Bupati dan Wabup Kotabaru 2025 – 2030