SOSOK
Mengenal Lagu Buruh Tani “Pembebasan”, Syair ‘Wajib’ Para Demonstran
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – “Buruh, tani, mahasiswa, rakyat miskin kota. Bersatu padu rebut demokrasi. Gegap gempita dalam satu suara. Demi tugas suci yang mulia.” itulah penggalan lirik lagu Buruh Tani “Pembebasan” yang kerap dinyanyikan oleh demonstran kala turun ke jalan.
Adalah Safi’i Kemamang, seorang aktivis pergerakan yang menciptakan lagu ini pada tahun 1996. Judul asli lagu ini adalah “Pembebasan”, dan diciptakan oleh Safii sejak masa pemerintahan Orde Baru (Orba) tepatnya tahun 1996. Lagu ini mulai dikenal luas di kalangan aktivis pergerakan dan mahasiswa pada tahun 1997.
Safi’i sendiri adalah pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 5 Juni 1976. Saat ini, Safii dikabarkan sudah berada di negara Timur Leste. Di masa Orba, Safii tergabung di Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai yang sangat terkenal di kalangan pergerakan.
“Pembebasan” adalah sebuah lagu yang lahir dari sebuah kegelisahan akan sistem ketidakadilan penguasa. Lagu ini tercipta berdasar pengalaman pribadi Safi’i sebagai penciptanya.
Dalam sebuah tulisan Tari Adinda di Berdikari Online tahun 2017 menyatakan, Safi’i sadar bahwa perlu ada persatuan antara buruh, tani, mahasiswa dan kaum miskin perkotaan dalam melawan Orde Baru. Sebab, kaum inilah yang paling merasakan dan menjadi korban dari segala kebijakan.
Untuk itu, ia berpikir, salah satu instrumen untuk menjaga garis penghubung semangat perlawanan mereka adalah syair dan musik. Singkat cerita, terciptalah lagu “Pembebasan” pada tahun 1996 di Surabaya.
Jamie Atkins, penulis musik yang berbasis di London mengatakan, lagu-lagu protes terbaik tidak hanya berbicara tentang masalah di zaman mereka, tetapi melampaui apa yang terjadi di eranya, bahkan menjadi ekspresi politik yang abadi. Tidak heran lagu protes selalu bergema dari zaman ke zaman, melampaui masa penciptaannya.
Kini, saat para demonstran kembali turun ke jalan menuntut pembatalan UU Omnibus Law Ciptaker, lagu Buruh Tani (Pembebasan) seolah jadi pembakar semangat aksi dalam sampaikan kritik pada pemerintah dan wakil rakyat.(kanalkalimantan.com/andy)
Reporter: Andy
Editor : Bie
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Naik 6,5 Persen, Upah Minimum Kalsel 2025 Rp3,4 Juta
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Koordinator Posko Tim Banjarbaru Hanyar Diancam Dihabisi, Dikirimi Dua Surat Kaleng
-
HEADLINE1 hari yang lalu
KPU Banjarbaru Siap Hadapi Gugatan MK
-
HEADLINE3 hari yang lalu
Tak Ada Gugatan di MK, Muhidin-Hasnur Menunggu Dilantik
-
Satpol PP Kab Banjar1 hari yang lalu
Satpol PP Banjar Dapati 7 Penjual Anakan Ikan
-
DPRD KOTABARU1 hari yang lalu
Sowan ke Bakti Kementerian Komdigi, Komisi II dan Diskominfo Kotabaru Perjuangkan Akses Internet