Connect with us

HEADLINE

Ada 1,3 Juta Pemilih Perempuan, Akademisi ULM: Kontrol Patriarkis Masih Cukup Besar!

Diterbitkan

pada

Pengamat ULM Varinia Pura Damaiyanti mengatakan pemilih perempuan cenderung kurang percaya diri di politik/ilustrasi. Foto: VOA

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Besarnya angka pemilih dari kalangan perempuan di Pilkada Kalsel, berdasarkan daftar pemilih sementara (DPS) yang dirilis oleh KPU Provinsi Kalsel sebanyak 1.395.267 pemilih perempuan, tentu menjadi potensi tersendiri bagi pasangan calon (paslon) di PIlkada Kalsel. Tentunya, harus menjadi perhatian bagi paslon yang terjun dalam Pilkada.

Akademisi FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin Varinia Pura Damaiyanti membeberkan strategi untuk menggaet suara dari kaum perempuan, yang disebut dengan Gender Trends. Menurutnya, Gender Trends ini melihat bahwa sifat serta perilaku pemilih perempuan berbeda dengan pemilih laki-laki.

Menurut Varinia, pemilih perempuan cenderung kurang independen dalam menentukan pilihannya. Dimana, mereka lebih suka dengan adanya pertimbangan-pertimbangan dari pihak lain atau bahkan mengikuti pihak lain dalam menentukan pilihannya.

“Misalnya, perempuan cenderung akan mengikuti pilihan dari suaminya. Apalagi di Kalsel yang cenderung patriarkis dimana keputusan suami wajib diikuti oleh istri. Maka kecenderungan seorang istri untuk mengikuti pilihan suaminya atas calon tertentu sangat besar kemungkinannya,” kata Varinia kepada Kanalkalimantan.com, Rabu (16/9/2020) pagi.

Ditambahkan Arin -sapaannya, lingkungan komunitas juga menjadi pertimbangan seorang perempuan untuk menjatuhkan pilihannya. Pertimbangan dari kawan-kawan dekat sepergaulan mengenai siapa yang akan dipilih dalam Pilkada, disebut Arin, juga punya peran besar sebagai referensi pilihan seorang perempuan.

Sementara itu, dari sisi penyelenggara pemilu, Arin berpandangan bahwa, KPU baik KPU Provinsi Kalsel maupun kabupaten/kota, harus melakukan pemetaan tentang kelompok-kelompok target pemilih perempuan.

Sehingga nanti strategi atau model sosialisasi yang dilakukan oleh KPU dapat menyesuaikan dengan karakteristik kelompok tersebut.

“Kedua, penting untuk mengangkat karakteristik atau kearifan lokal dalam sosialisasi. Misalnya dalam sosialisasi Pilkada ini, KPU dapat menggunakan bahasa-bahasa yang erat dengan kehidupan perempuan atau para emak-emak.

Hal ini bisa dilakukan melalui media massa atau iklan. Konten pada iklan sosialisasi tersebut bisa menggunakan perempuan dengan berbahasa Banjar dan menampilkan keseharian seorang emak-emak,” terang dosen Prodi Sosiologi FISIP ULM ini.

Kemudian, Arin membeberkan, pembentukan relawan demokrasi yang menyasar target pemilih perempuan. Dimana, relawan demokrasi inilah yang bergerak secara personal pendekatan ke masyarakat khususnya pemilih perempuan untuk dapat meningkatkan suara pemilih perempuan.

“Kemudian penting kiranya relawan demokrasi yang menyasar pemilih perempuan ini berasal dari kelompok perempuan tersebut. Misalnya apabila yang disasar para ibu rumah tangga, maka relawan demokrasi yang bergerak juga harus dari kalangan ibu rumah tangga. Agar sosialisasi dapat berjalan lebih mudah dan efektif,” pungkas Arin.

Sebelumnya, disebutkan perempuan akan menjadi kunci kemenangan bagi para pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung di pemilihan gubernur maupun bupati/wali kota. Data KPU Kalsel mengungkap, jumlah pemilih perempuan di Pilkada 2020 lebih didominasi perempuan.

Dari data yang disampaikan KPU saat launcing daftar pemilih sementara (DPS) beberapa waktu lalu, perbandingkan jumlah pemilih laki-laki dan perempuan, masih lebih besar pemilih perempuan.

Total ada sebanyak 1.392.357 pemilih laki-laki dan 1.395.267 pemilih perempuan yang tersebar di 13 kabupaten/kota di Kalsel.

Sementara itu, berdasarkan sebarannya, pemilih perempuan juga mononjol di lebih dari separuh jumlah kabupaten/kota. Seperti halnya di Kota Banjarmasin, jumlah pemilih laki-laki sebanyak 219.002 orang, sedangkan pemilih perempuan sebanyak 228.610 orang.

Pun demikian di Kota Banjarbaru. Jumlah pemilih laki-laki sebanyak 81.267 orang, sedangkan pemilih perempuan 85.772 orang. Di Balangan, pemilih laki-laki 45.595, perempuan 45.746 orang. Di Tabalong pun sama, jumlah pemilih laki-laki sebanyak 82.867 orang, sedangkan perempuan 83.785 pemilih.

Di Hulu Sungai Tengah (HST), pemilih laki-laki 92.093 orang, sedangkan perempuan 93.189 pemilih, di Hulu Sungai Selatan (HSS) pemilih laki-laki 82.703 orang, perempuan 83.556 orang, dan di Kabupaten Tapin, jumlah pemilih laki-laki 65.524 orang, perempuan 66.658 orang. (Kanalklaimantan.com/fikri)

 

Reporter: Fikri
Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->