HEADLINE
Air Banyak “Bocorâ€Â, Pengelolaan Irigasi Riam Kanan Belum Optimal
Awalnya pembangunan Daerah Irigasi (DI) Riam Kanan diharapkan bisa mengairi 25.900 hektare sawah. Namun kenyataannya, sejauh ini baru bisa mengairi areal lahan persawahan seluas 6.000 hektare saja. Kok bisa?
Namun semenjak kolam-kolam ikan itu ada, lanjutnya, jangan memanen padi di sawah, menanam pun kini para petani tak bisa. Karena itu mereka berharap, ada tindakan yang diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel mengatasi permasalahan ini.
Diakui Hery Ade Permana, Kepala Satker Tugas Pembantuan Operasi Pemeliharaan (TPOP) DI Riam Kanan, pengelolaan saluran irigasi karut marut. Di tengah karut marut pengelolaan saluran irigasi jauh dari kata optimal. Tak ditampiknya pula, penggunaan air untuk sektor perikanan menjadi salah satu musabab utama sengkarut pengelolaan DI Riam Kanan.
Padahal menurutnya, penggunaan air dari saluran irigasi di luar sektor pertanian menjadi hal yang diharamkan. “Pengambilan air untuk kolam ikan juga pembuangannya yang tak terpola, membuat pengaturan air semakin sulit dilakukan. Jadwal tanam yg disepakati kian sulit diwujudkan selama pengaturan air belum bisa dilaksanakan,†kata Hery baru-baru tadi.
Untuk mengetahui potensi ‘pencurian air’, menurutnya kedepan akan dihitung neraca pembagian penggunaan air irigasi, baik sektor pertanian, perikanan, dan penggunaan air baku oleh PDAM Intan Banjar. Karena perhitungan neraca pembagian tersebut, akan diketahui potensi ‘pencurian’ air untuk sektor di luar pertanian.
Para pemilik kolam yang menggunakan air dari saluran irigasi, Ujar Hery, juga sudah mulai disurati melalui oleh PPNS Bidang Sumberdaya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
“Karena penggunaan air saluran irigasi untuk perikanan adalah ilegal,†katanya.
Untuk itu, ujar Hery, sejumlah instansi terkait perlu duduk bersama mencari solusi mengatasi karut marut pengelolaan saluran irigasi ini. “Kalau pun atas pertimbangan berdampak baik bagi ekonomi masyarakat dari sektor perikanan, tapi tentunya tetap harus dikelola dengan baik, termasuk pengelolaan saluran buangan air kolam agar tak merendam lahan persawahan,†katanya.
Senada itu, M Hilman, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Banjar mengatakan, tak terkelolanya saluran pembuangan dari kolam-kolam ikan menjadi pemicu sektor pertanian yang justru terdampak buruk.
Pengambilan air dari saluran irigasi yang dilakukan langsung dengan pipa paralon membuat debit air yang masuk ke kolam, dan dibuang ke areal persawahan kian tak terukur.
“Perlu dibangun lebih banyak lagi pintu-pintu pembagi, karena dengan begitu pengambilan air yang tak lagi langsung dari saluran menggunakan pipa paralon dapat terukur. Namun untuk pembangnan pintu bagi bukan di pemeritah kabutan,†katanya.
Yang perlu juga dilakukan selain penambahan pintu bagi, juga pola tata kelola air dari kolam ikan agar tak langsung dibuang ke areal perswahan. Karena mestinya air dari kolam ikan disalurkan kembali ke saluran primer setelah difiltrasi. (rudiyanto)
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
Atlet HSU Raih 1 Emas dan 4 Perunggu Kejurprov Taekwondo 2024
-
Kalimantan Selatan2 hari yang lalu
Soal Opsen Pajak Kendaraan 2025, Pemprov Kalsel Berikan Insentif Selama 6 Bulan
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Liburan Berujung Maut, Dua Santri Tenggelam di Pantai Jorong
-
HEADLINE1 hari yang lalu
PTUN Banjarmasin Tolak Gugatan Atas KPU Banjarbaru
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Tak Kuat Menanjak, Truk Bermuatan Keramik Berjalan Mundur di Sungai Ulin
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Taman Van der Pijl Dibuka Setelah Pergantian Tahun