Budaya
Aman Datuk Madjoindo, Si Penulis Novel “Si Doel Anak Betawi†1932
Doel Anak Betawai kembali naik daun, setelah film Si Doel The Movie serentak tayang di bioskop pada 2 Agustus 2018. Sosok si Doel, putra Betawi yang gigih, lekat dalam ingatan publik. Apalagi, ketika sinetron Si Doel Anak Sekolahan dan Si Doel Anak Gedongan bertahun-tahun “menemani†di layar kaca. Tetapi, tahukah Anda, siapa yang memunculkan karakter si Doel? Dia adalah Aman Datuk Madjoindo, sastrawan yang melahirkan novel “Si Doel Anak Betawi†pada 1932. Ia dikenal sebagai penulis angkatan Pujangga Baru. Aman Datuk Madjoindo lahir pada 5 Maret 1896 di Supayang, Payung Sekaki, Solok, Sumatera Barat. Pendidikan ditempuhnya di Hollands Inlandsche School (HIS), sekolah pada masa Hindia Belanda, di Solok, Sumatera Barat. Aman pernah bersekolah di Kweekschool (Sekolah Raja) di Bukit Tinggi. Sejak kecil, ia memang bercita-cita menjadi seorang pengarang. Namun, cita-cita ini belum terwujud karena ia memutuskan menjadi seorang guru di Padang.
Pada 1920, Aman hijrah ke Jakarta dan bekerja di Balai Pustaka, tempat yang kelak mengasah kemampuan dan menjadi jalan meraih cita-citanya. Di Balai Pustaka, Aman Datuk menerjemahkan buku anak-anak berbahasa Belanda ke bahasa Melayu. Ia sempat mengikuti kursus Bahasa Belanda di Messter Cornelis (sekarang Jatinegara). Setelah lulus dari kursus Belanda, Aman naik menjadi seorang redaktur di Balai Pustaka. Pada 1927, Aman menderita sakit paru-paru. Setelah itu, dia memutuskan mengambil cuti dan beristirahat di kota kelahirannya, Solok. Setelah kesehatannya pulih, ia kembali ke Jakarta. Sejumlah karya dihasilkannya. Pada 30 Juni 1958, ia berhenti bekerja dari Balai Pustaka, dan melanjutkan berkarya di Penerbit Djambatan.
 Si Doel Anak Betawi
Keluar masuk sanatorium (fasilitas medis untuk jangka panjang), mendorongnya menuliskan cerita tentang anak Betawi, Si Doel Anak Betawi. Penggambaran anak Betawi pada novel Aman mendobrak apa yang ada selama ini, yaitu enggan sekolah dan sedikit tertinggal jika dibandingkan anak-anak lainnya. Novel ini ditulisnya selama hampir tiga bulan sebelum akhirnya dipublikasi pada 1932 dan mendapatkan perhatian publik. Dalam novel tersebut, Aman mengangkat Doel, yang bernama asli Abdoel Hamid, sebagai tokoh utama. Doel hidup bersama nyak (ibu) dan babe (bapak). Bapaknya bekerja sebagai supir bus kota. Kehidupan Doel berubah setelah bapaknya meninggal dunia karena kecelakaan. Untuk membantu ibunya, Doel bekerja dengan berjualan.
Setelah cetakan pertamanya, novel ini kembali terbit dengan berganti judul menjadi “Si Doel Anak Jakartaâ€Â. Pada 1973, sutradara Sjuman Djaja mengangkat kisah novel karya Aman Datuk dalam film dengan judul yang sama, “Si Doel Anak Betawiâ€Â. Tokoh Doel diperankan oleh Rano Karno. Pada 1994, diadopsi bebas menjadi sinetron dengan judul Si Doel Anak Sekolahan yang disutradarai Rano Karno dan tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Film ini bertahan hingga 2005 dengan berbagai variasi judul, di antaranya Si Doel Anak Gedongan. Dan kini, kisah si Doel dari sinetron yang sempat hits pada masanya itu diangkat ke layar lebar dalam Si Doel The Movie. Tak hanya Si Doel, sederet karya Aman Datuk lainnya berupa saduran, seperti dikutip dari kemdikbud.go.id, di antaranya  Hang Toeah, Poetri Rimba Larangan, Sedjarah Melayoe, dan Hikajat Lima Toemenggoeng. (bie/net)
Editor : Abi Zarrin Al Ghifari
-
Lifestyle3 hari yang lalu
Ide Kreatif Anak Muda Peduli Lingkungan Dituangkan dalam Kertas Kebijakan
-
Kalimantan Timur3 hari yang lalu
Tetangga Sendiri Dihabisi Secara Brutal Ayah dan Anak di Samarinda
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Pemkab Banjar Serahkan Penghargaan Proklim dan Adiwiyata, Ini Daftar Penerima Penghargaan
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Turunkan 413 Personel Pengamanan Nataru di Banjarbaru
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara3 hari yang lalu
Operasi Lilin Intan 2024 Dimulai, Ini Kata Kapolres HSU
-
Lifestyle3 hari yang lalu
MNCTV Tayangkan Laga Perdana Pro Futsal League 2025 antara Halus FC Jakarta vs Unggul FC Malang