Connect with us

KOLOM MAHASISWA

Bahaya Zat Kimia Formalin dalam Makanan

Diterbitkan

pada

Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan Foto: net

Saat ini di pasaran masih banyak terdapat bahan-bahan tambahan makanan berbahaya pada sejumlah produk pangan olahan industri rumah tangga dan industri kecil. Hal itu terjadi karena kurangnya wawasan pengusaha terhadap keamanan pangan (food safety). Banyak contoh pelanggaran telah terjadi di lapangan, sebagai wujud ketidaktahuan akan resiko bahaya yang tersembunyi di balik tindakan tersebut.
————-
Oleh: Afiah Misfir, Muhammad Sauqi Ridhoni, dan Azidi Irwan
(Mahasiswa dan Dosen Program Studi Kimia FMIPA ULM).
————-
Seorang pedagang ikan asin menyemprotkan obat pembasmi serangga ke dagangannya dengan tujuan agar dagangannya tidak dikerubungi lalat. Akhirnya, zat beracun obat nyamuk tersebut malahan menempel pada ikan asinnya.

Praktisi di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa kali menemukan produk-produk seperti sirup, mie, tahu, bakso mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti : pengawet berbahaya (benzoat, formalin), pengenyal berbahaya (boraks), pewarna berbahaya (Rhodamin-B, Methanyl Yellow), Pemanis buatan (aspartame, sorbitol, dll.) dan bahan tambahan lain dengan dosis yang berlebihan.

Secara kasat mata memang agak sulit untuk menentukan apakah produk pangan olahan yang ditemukan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak. Apalagi bila dosisnya sangat sedikit. Akan tetapi, apabila dosisnya cukup banyak, maka kita bisa mengetahuinya dari penampilan luar yang nampak nyata (penampilan visual).

Bahan kimia yang digunakan sebagai tambahan makanan yang dikategorikan berbahaya di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, pengawet berbahaya yang biasanya terdapat dalam bentuk formalin, benzoat (bila terlalu banyak). Kedua, pewarna berbahaya yang biasanya terdapat dalam bentuk pewarna merah Rhodamin-B, pewarna kuning Methanyl Yellow. Ketiga, pemanis buatan (yang berlebihan) yang biasanya terdapat dalam bentuk natrium (sodium), saccharine (sakarin), Na-Cycla-mate (siklamat), aspartame, sorbitol. Keempat, pengenyal (bakso) berbahaya yang biasanya dalam bentuk boraks.

Nah,salah satu bahan kimia yang akan kita bahas disini adalah formalin. Formalin adalah nama populer dari zat kimia formaldehida yang dicampur dengan air. Larutan formalin tidak berwarna, berbau menyengat, larut dalam air dan alkohol. Larutan formalin mengandung 37% formalin gas dan methanol. Formalin biasanya digunakan sebagai pengawet mayat, disinfektan, antiseptik, anti jamur, fiksasi jaringan, industri tekstil dan kayu lapis, juga sebagai germisida dan fungisida (pada tanaman/sayuran), sebagai pembasmi lalat dan serangga lainnya. Formalin sering dipakai untuk mengawetkan produk mie basah, tahu, dan ikan segar ini biasanya disebut sebagai suatu penyimpangan.

Makanan yang mengandung formalin tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan. Apalagi sangat sulit untuk mengetahui sebuah makanan mengandung formalin atau tidak karena formalin tidak berwarna. Karena itulah, formalin sangat mudah dicampurkan ke beberapa makanan seperti bakso, ikan, ayam dan lain-lain.

Senyawa berbahaya bila dikonsumsi ini merupakan pengawet mayat, pembunuh hama, dan bahan disinfektan dalam industri plastik. Formalin memiliki efek toksik yang sangat tinggi dan bersifat karsinogenik. Di dalam formalin terkandung 37% formaldehid dalam air, dan bila digunakan untuk mengawetkan, ditambahkan metanol hingga 15%. Bila bahan-bahan ini masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan berakibat fatal.

Berbagai penyakit akut maupun kronis akan menyerang tubuh. Ciri makanan mengandung formalin wajib diketahui agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan. Harganya yang cenderung lebih murah daripada pengawet makanan yang diperbolehkan, membuat beberapa pedagang lebih memilih formalin untuk menghemat pengeluarannya.

Selain makanan yang dikonsumsi sehari-hari, ada juga bumbu dapur yang mengandung bahan pengawet seperti formalin, yaitu gula merah. Gula merah yang biasanya memiliki warna yang agak gelap, agak meleleh, dan lembek, bila diberi formalin akan berwarna lebih terang, bentuknya padat, dan kering.

Jadi dengan mengetahui beberapa ciri makanan yang mengandung formalin, kamu bisa memilih dengan lebih cermat dan terhindar dari bahaya formalin. Formalin adalah bahan kimia yang larut dalam air dan sangat cepat diproses oleh tubuh ketika Anda menghirup atau menelannya. Bahkan, paparan dalam jumlah yang sangat kecil saja dapat diserap melalui kulit.

Dampak Formalin

Berikut beberapa bahaya formalin bagi kesehatan yang perlu Anda waspadai. Pertama, menghirup udara yang terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya ini dapat menyebabkan saluran pernapasan anda teriritasi. Akibatnya bisa mengalami berbagai gejala, seperti batuk-batuk, radang tenggorokan, nyeri dada, dan mengi.

Jika sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit asma dan bronkitis, lebih mungkin mengalami kekambuhan ketika menghirup senyawa ini. Paparan senyawa ini dalam jangka pendek yang didapat melalui udara juga dapat menyebabkan iritasi pada rongga mata, hidung, dan tenggorokan. Sementara itu, paparan dalam jangka waktu lama atau bersifat kronis dapat menyebabkan luka parah di paru-paru.

Kedua, pada sistem pencernaan formalin adalah salah satu bahan kimia yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan. Padahal, senyawa satu ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Ya, mengonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia ini dalam jangka panjang dapat merusak saluran pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan sakit perut hebat, diare, serta peradangan di mulut, kerongkongan, lambung, dan usus.

Bahan kimia satu ini juga dapat menyebabkan perdarahan di lambung atau usus, kerusakan pada hati, limpa, pankreas, dan ginjal. Dalam kasus yang parah, bahan kimia satu ini juga dapat menyebabkan koma hingga kematian.

Ketiga, pada kulit paparan jangka pendek pada kulit dapat menyebabkan gatal, iritasi, dan kulit terbakar. Pada orang yang alergi dengan formalin, paparan rendah untuk waktu yang sebentar saja dapat memicu iritasi kulit parah yang ditandai dengan kemunculan ruam, kulit kering, dan dermatitis. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan jaringan perut.

Cara mengurangi dampak dari formalin seperti yang sudah dijelaskan, formalin banyak terkandung dalam produk-produk rumah tangga. Anda mungkin tidak dapat benar-benar menghindari paparan zat kimia satu ini. Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi paparan formalin di rumah, yaitu: memastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik sehingga udara bisa keluar masuk dengan lancer, menjaga kadar kelembapan udara di rumah dengan menggunakan humidifier atau AC, hindari merokok di dalam rumah, selalu cuci tangan sampai bersih setelah menggunakan produk pembersih atau insektisida, pilihlah produk pangan yang segar.

Hindari memilih makanan yang berwarna mencolok, bertekstur kenyal, tidak mudah hancur, dan tidak mudah busuk, cuci buah dan sayur sampai benar-benar bersih dan cara yang terakhir masaklah makanan Anda dengan cara yang baik dan matang secara sempurna.(*)


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->