Connect with us

HEADLINE

Bak Sebuah Pepatah “Roma Tidak Dibangun Dalam Sehari”, Jurgen Klopp Adalah Sebuah Determinasi Semangat dan Prestasi

Diterbitkan

pada

Sebuah determinasi semangat dan kesabaran diberikan Jurgen Klopp untuk Liverpool berbuah manis banyak prestasi. Foto: grafis ilustrasi kanalkalimantan/andy

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Walau masih menyisakan tujuh pertandingan lagi, Liverpool dipastikan jawara baru liga Inggris. Kepastian ini didapat setelah Liverpool menang dengan skor telak 4-0 atas Crystal Palace di Anfield Stadium dan setelah Manchester City tumbang 2-1 kala bersua Chelsea di Stamford Bridge. Penantian yang teramat panjang selama 30 tahun akhirnya terwujud.

Torehan keberhasilan The Reds ini tidak lepas dari sang maestro pelatih asal Jerman, Jurgen Klopp. Bukan sebuah hal yang mudah bagi Klopp membangun sebuah tim solid seperti Liverpool saat ini.

Di tengah kepungan klub-klub pesaing di liga Inggris, Klopp hadir layaknya air hujan di tengah kemarau panjang. Nyaris tak memiliki prestasi saat sebelum Klopp hadir adalah kondisi Liverpool kala itu. Liverpool adalah sebuah museum, punya banyak prestasi dan trofi namun semua berasal dari masa lalu.

Klopp adalah jawaban atas miskinnya prestasi Liverpool di kancah liga Inggris maupun liga Eropa. Pada 8 Oktober 2015, Klopp resmi menjadi pelatih Liverpool dengan kontrak tiga tahun.

The Boss atau Boss Man adalah julukan yang disematkan padanya, Klopp telah mempersembahkan banyak prestasi bagi klub, prestasi yang bukan hanya berbentuk trofi juara.

Dikutip dari laman tribalfootball.com, Klop mengatakan “Saya adalah Bos, Saya yang menentukan siapa yang bermain, saya menentukan kapan berlatih, saya yang menentukan menu latihan, saya lah yang menentukan semua hal”.

Walau dikenal sebagai figur yang keras kepala dan bertangan besi, Klopp adalah seorang yang berjiwa besar. Ia juga adalah seorang pemberi motivasi yang baik.

Publik tentu masih ingat kala Liverpool menjadi juara liga Eropa (Champions League). Sebuah drama bersejarah terjadi dalam kampanye liverpool di Liga Champions musim 2018-2019.

Di babak semifinal, Liverpool kalah telak 0-3 dari Barcelona di leg pertama. Kemudian Liverpool tampil beringas di Anfield Stadium pada leg kedua,  empat gol tuan rumah pada laga Liverpool vs Barcelona kala itu dicetak Divock Origi (7′, 79′) dan Georginio Wijnaldum (54′, 56′). Di final Liverpool bertemu dengan sesama wakil Inggris, Tottenham Hotspur dan berhasil keluar sebagai juara.

Sebuah prestasi yang disambut dengan suka cita oleh para The Reds di seluruh dunia, maklum terakhir kali mereka menjadi juara adalah di musim 2004-2005 kala mampu menundukan AC Milan melalui adu penalti di stadion Olimpiade Ataturk-Turki.

Di kancah liga Inggris musim 2018-2019 Liverpool finis sebagai runner-up terpaut hanya satu poin dari sang kampiun Manchester City yang berhasil menjadi juara dengan torehan poin akhir 98.

Memasuki musim 2019-2020, tidak banyak pergerakan yang dilakukan Klopp sebagai manajer tim. Tidak ada pembelian pemain yang fantastis baik dari segi harga maupun popularitas pemain. The Boss – Jurgen Klopp lebih berkonsentrasi pada skuad yang telah ada dengan terus menyuntikkan motivasi kepada setiap pemain.

“Dari mana kamu berasal? Apakah kamu ingin mencari uang, itu tidak masalah, atau kah kamu berada disini untuk membuat keluarga mu bangga, atau kamu ingin membuat negara bangga? Ada perbedaan besar dari semua itu,” ujar Klopp, ucapannya ini mampu menjadi cambuk bagi para pemain.

Jurgen Klopp menjadi manajer asal Jerman pertama yang memenangi trofi bersama tim Inggris. Klopp juga merupakan manajer keempat Liverpool yang mampu mempersembahkan trofi Piala/Liga Champions. Klopp mengikuti jejak Bob Paisley, Joe Fagan dan Rafael Benitez.

Adalah proses panjang yang diberikan dan atau yang dijalani Klopp bersama Liverpool. Tidak sia-sia perjuangan penuh semangat itu telah berbuah manis.

Ketika diperkenalkan sebagai manajer baru Liverpool pada awal Oktober 2015, Klopp sempat menyatakan, “saya tak mau mengatakan kami harus menunggu 20 tahun lagi. Ketika saya di sini 4 tahun, saya cukup yakin sudah akan meraih satu titel pada periode ini.”

Empat tahun setelah itu, di tahun 2019 Liverpool berhasil menjadi juara Liga Champions, juara Piala Super Eropa dan juara Dunia Antar-klub untuk yang pertama kali sepanjang sejarah Liverpool.

Pribadi Jurgen Klopp tergambar pada gaya strategi kepelatihannya yang disebut media sebagai ‘Geggenpressing’. Lebih dari itu Klopp adalah sebuah determinasi semangat, sebuah proses dan perjalanan panjang dalam mewujudkan cita-cita.

Akan kah PSSI dan pelaku sepak bola Indonesia bersedia belajar dari proses keberhasilan ini? (kanalkalimantan.com/andy)

 

Reporter : Andy
Editor : Bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->