Connect with us

Kota Banjarbaru

Banjarbaru Harus Bertarung dengan 3 Ribu Ton Sampah Tiap Bulan

Diterbitkan

pada

Sampah masih menjadi permasalahn sejumlah kabupaten/kota di Kalsel, termasuk Banjarbaru. Foto : abdullah

BANJARBARU, Sampah masih menjadi salah satu problem yang dihadapi Banjarbaru dalam beberapa tahun ke depan. Mengingat saat ini, produksi sampah per bulan telah mencapai rata-rata 3 ribu ton. Jumlah tersebut berasal dari 118 TPS (Tempat Pembungan Sementara) yang tersebar di Kota Banjarbaru.  Sebagain besar sampah merupakan limbah rumah tangga dan sisanya tebangan pohon.

Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru, Subhan menjelaskan, untuk pengangkutan 3000 ton sampah (rata-rata sekitar 100 ton per hari), pihaknya menggunakan sebanyak 44 truk.  Dengan jumlah tersebut, petugas harus jalan dua kali sehari agar semua sampah bisa terangkut.

“Cukup tidak cukup tetap dioptimalkan pengangkutannya, walau ada armada yang 2 kali bolak-balik dalam sehari”, katanya kepada Kanalkalimantan.com.

Sampah-sampah tersebut, tiap harinya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Kupang. Saat ini areal TPA Gunung Kupang menurut Subhan, masih bisa bertahan sekitar kurang lebih 2 tahun untuk menampung sampah di Kota Banjarbaru. Meski dengan catatan dilakukan pengelolaan secara benar dan hemat.

“Kalau ditumpuk-tumpuk sembarangan ya mungkin paling bisa bertahan selama setahun,” katanya lagi.

TPA Gunung Kupang memiliki luasan lahan 10 hektare, yang terdiri atas 5 hektare lahan untuk bangunan dan taman, dan sisanya 5 hektare merupakan lahan yang masih aktif digunakan sebagai tempat penimbunan sampah.

Pengelolaan sampah yang ada di TPA Gunung Kupang dilakukan dengan cara menimbun sampah-sampah tersebut ke dalam tanah. Namun sebelumnya sudah dilakukan proses pemilahan terhadap sampah-sampah yang masih bisa untuk didaur ulang.

Di TPA Gunung Kupang saat ini hanya jenis sampah plastic botol bekas dan sampah organik seperti daun-daunan yang bisa diolah.  Plastic di TPA Gunung Kupang diberi 3 perlakuan yakni diambil langsung oleh para pemulung, dipress dan dicacah atau dijadikan dalam bentuk partikel.  Untuk jenis-jenis organic diolah menjadi pupuk kompos.

“Cuma sampah dari jenis plastic yang bisa diolah, seperti botol bekas, namun kantong plastic tidak bisa diolah.  Seandainya bisa diolah, mungkin 50% sampah bisa diolah” katanya.

Subhan menambahkan bahwa untuk saat ini di TPA Gunung Kupang baru sekitar 18-20% sampah yang bisa diolah, dan sisanya sekitar 80% masih ditimbun ke dalam tanah.  TPA Gunung Kupang saat ini sudah bisa mengolah 10 ton plastic perbulan dari sebelumnya yang hanya bisa mengolah 8 ton perbulan, sementara untuk pengolahan pupuk kompos dalam satu bulan bisa menghasilkan 5-6 ton perbulan dari sebelumnya hanya 4 ton perbulan.

Subhan menambahkan, pupuk kompos hasil pengolahan digunakan untuk pemupukan tanaman yang ada di taman TPA Gunung Kupang, selain itu juga diberikan kepada yang mau memerlukan pupuk tersebut.

Saat ini TPA Gunung Kupang ada 38 pegawai yang bekerja sesuai dengan tugas masing-masing bertugas melaksanakan segala kegiatan yang ada.

Untuk ketersediaan lahan di kemudian hari, Subhan menyatakan bahwa pihaknya tidak berpikir untuk menambah luasan penimbunan sampah yang ada.  Hal ini dikarenakan akan adanya rencana pembukan TPA Regional yang lokasinya tidak jauh dari lokasi TPA Gunung Kupang.

“Kami akan tetap konsentrasi untuk bagaimana pengolahan dan pemilahan sampah yang ada di TPA Gunung Kupang, jika nanti sampah-sampah yang sudah ada tidak bisa lagi untuk diolah maka akan dibawa ke TPA Regional” katanya. (abdullah).

Reporter: Abdullah
Editor: Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->