Connect with us

Kota Banjarbaru

Budaya Baca Rendah, Ketersediaan Bahan Bacaan Masih Minim


Target Buku KBF Tahun Ini Sebanyak 4 Kontainer


Diterbitkan

pada

Kepala Perpustakaan Nasional M Syarif Bando Foto : hendera

BANJARBARU, Hasil survei lembaga-lembaga internasional menempatkan Indonesia di urutan terendah dalam budaya membaca masyarakatnya. Langkah melaksanakan pameran buku merupakan salah satu untuk membuktikan budaya baca masyarakat Indonesia tidak rendah.

Kepala Perpustakaan Nasional M Syarif Bando menyampaikan, pameran buku merupakan sebuah langkah untuk membuktikan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia budaya bacanya tidak rendah.

“Tetapi ketersediaan bahan bacaan di tengah masyarakat yang tidak sesuai dengan pilihan mereka yang menjadi masalahnya,” katanya kepada Kanal Kalimantan, usai pembukaan Kalsel Book Fair (KBF) 2018, Sabtu (31/3).

Dia menambahkan, masyarakat tidak penting diberikan buku-buku tebal seperti kamus, tetapi cukup berikan buku-buku terapan teknologi yang bisa menjadi pedoman mereka dalam mengelola sumber daya alam yang ada di sekitar mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Terkait pelaksanaan KBF 2018 yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalsel adalah suatu langkah yang positif dalam upaya peningkatan SDM di tengah tantangan melawan hoax.

“Bisa dibayangkan, kita akan melihat buku sebanyak ini melalui pameran yang digagas Dispersip Kalsel setiap tahunnya. Andai saja kegiatan seperti ini menjadi rutinitas setiap bulan yang dilaksanakan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan atau kelurahan, tidak mungkin masyarakat kehilangan kesempatan untuk membaca buku terbaik,” bebernya.

Syarif menambahkan, kita selalu salah mendefinisikan bahwa buku itu tebal, biasa ada buku the best seller adalah buku itu tebal seperti kamus dan sebagainya, buku apa saja yang penting sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

“Saya sebagai kepala perpustakaan nasional sering baca buku pelajaran SD dan kadang kita menemukan hal-hal di luar nalar kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Plh Sekda Kalsel Siswansyah mengatakan, buku adalah jendela dunia dan mencerdaskan bangsa Indonesia sendiri. Untuk itu Pemprov Kalsel terus berperan aktif dalam hal mencerdaskan masyarakat Banua Kalsel. “Salah satunya melaui KBF yang Insya Allah akan dilaksanakan setiap tahun, karena buku tidak tergantikan walaupun di zaman digital atau internet dan sebagainya, karena dokumen yang terbaik adalah buku,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel Hj Nurliani Dardie mengatakan, KBF tahun ini dilaksanakan selama 10 hari dari 31 sampai 9 April mendatang.  Panitia menyediakan 56 stand yang sudah terisi semua, satu penerbit ada yang sampai menggunakan 2 dan 3 stand.

Bunda Nunung -biasa disapa- menambahkan, target penjualan buku di KBF tahun ini sebanyak 4 kontainer habis supaya tidak dibawa pulang oleh para penerbit. Buku-buku yang disediakan juga lengkap untuk segala kalangan mulai dari balita sampai tua. “Karena perpustakaan adalah wahana pembelajaran seumur hidup jadi tanpa membedakan usia, jenis kelamin, profesi, status sosial seseorang, jadi semua ada disini,” pungkasnya. (abdullah/hendera/devi)

Reporter: Abdullah/Hendera/Devi
Editor: Abi Zharrin Al Ghifari


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->