Kota Banjarbaru
Budidaya Magot ‘Lalat Tentara Hitam’, Solusi Bisnis untuk Reduksi Sampah Organik
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pandemi Covid-19 berimbas signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Banyak orang yang menguras otak untuk memikirkan usaha apa yang cocok dikerjakan saat anjuran pemerintah agar tetap di rumah saja. Salah satu yang patut dicoba adalah budidaya magot lalat tentara hitam atau black solder fly (BSF). Seperti apa?
Ditemui di kediamannya di Jl Tatawana 4 Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan belum lama ini, Busran, tengah mengaduk media tumbuh magot di dalam kotak-kotak plastik. Media tumbuh itu berasal dari sampah-sampah organik.
“Untuk menumbuhkan telur menjadi magot, media yang saya pakai itu ampas kelapa, ampas tahu, dedak padi, dan kulit pisang untuk dia makan,” ujar Busran.
Media tersebut dijaga kelembabannya agar siklus lalat black solder fly (BSF) atau yang disebut lalat tentara hitam itu tetap terjaga.
Busran menjelaskan bahwa pertumbuhan telur BSF menjadi magot terbilang cukup cepat, hanya beberapa hari.
Baca juga: Kasus iPad DPRD Banjarbaru Mandek, Kajari Pernah Sebut Lebaran Ada Tersangka
“Setelah berbentuk belatung kecil di media dedak itu, saya saring dan tempatkan di tempat yang lebih besar,” ucapnya sembari menunjuk kotak kayu bertingkat yang berisi sampah-sampah organik.
Sampah-sampah organik itu berasal dari kulit maupun biji buah dan sayur. Terlihat ratusan bahkan ribuan magot berkumpul tengah memakan sampah buah dan sayur tersebut.
“Mudah sekali untuk merawat magot ini, kasih makannya hanya dari sampah. Jadi tidak ada modal untuk memberi makan, cuma cari sampah-sampah organik dari dapur saja,” jelasnya.
Baca juga: Barbuk Miras Dimusnahkan Berkurang, Kajari Banjarbaru: Kasus Paling Banyak Narkotika
Mengingat data timbulan sampah di sipsn.menlhk.go.id, tahun 2020 Kota Banjarbaru menghasilkan timbulan sampah sebanyak 53.699,76 ton. Timbulan sampah ini akan menjadi bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan daya konsumtif masyarakat yang terus meningkat.
Busran berharap bisnis budidaya magot ini banyak dicontoh oleh masyarakat karena selain minim modal, budidaya ini juga membantu reduksi sampah organik.
“Kan lumayan, ya, membantu mengurangi timbulan sampah organik. Bayangkan kalo banyak masyarakat yang terjun ke bisnis ini, berapa banyak timbulan sampah organik yang berkurang setiap harinya. Kita jadi membantu pihak DLH (Dinas Lingkungan Hidup) yang sampai sekarang masih berkutat di permasalahan yang sama yaitu sampah,” terang Busran (Kanalkalimantan.com/nurul)
Reporter: nurul
Edtor: cell
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara2 hari yang lalu
Atlet HSU Raih 1 Emas dan 4 Perunggu Kejurprov Taekwondo 2024
-
Kalimantan Selatan2 hari yang lalu
Soal Opsen Pajak Kendaraan 2025, Pemprov Kalsel Berikan Insentif Selama 6 Bulan
-
Kalimantan Selatan3 hari yang lalu
Liburan Berujung Maut, Dua Santri Tenggelam di Pantai Jorong
-
HEADLINE1 hari yang lalu
PTUN Banjarmasin Tolak Gugatan Atas KPU Banjarbaru
-
HEADLINE1 hari yang lalu
Tak Kuat Menanjak, Truk Bermuatan Keramik Berjalan Mundur di Sungai Ulin
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Taman Van der Pijl Dibuka Setelah Pergantian Tahun