Connect with us

Kota Banjarmasin

Capaian Imunisasi MR di Banjarmasin Baru 34 Persen

Diterbitkan

pada

Kampanye Imunisasi MR di Banjarmasin Foto : net

BANJARMASIN, Kasus suspek campak di Banjarmasin hingga saat ini terbilang masih cukup tinggi. Jumlah kasus per tahun rata-rata lebih dari 100 penderita. Pada 2016 sebanyak 139 kasus, 2017 sebanyak 146 kasus, dan hingga pekan ke 40 tahun 2018 sebanyak 113 kasus.

Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Dwi Atmi saat Pertemuan MID-Term Riview Kampanye Imunisasi MR Fase 2 Tahun 2018, di Hotel Golden Tulip, Senin (22/10). Ia mengatakan, untuk kasus measles dan rubella (MR) memang belum ditemukan di Banjarmasin. Namun kasus suspek campak masih cukup banyak. “Rubella ini mirip campak. Dengan angka itu, diperlukan vaksin bagi remaja dan anak-anak agar terhindar dari penyakit tersebut,” ujarnya.

Saat ini, untuk imunisasi MR, Banjarmasin baru merealisasikan imunisasi MR sebesar 34% dari target 40%. Banjarmasin menargetkan imunisasi MR menyasar 176.209 anak. Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan, rendahnya imunisasi MR lantaran mayoritas warga Banjarmasin fanatik terhadap pandangan ulama.

Masyarakat pun menolak mengikutkan anaknya imunisasi MR karena ada asumi mengandung babi. Ibnu menuturkan tidak ada paksaan untuk masyarakat mengikuti imunisasi MR.

“Tapi kami harapkan agar masyarakat lebih bijak demi kesehatan generasi kita, beri yang terbaik dan menurut fatwa MUI pun membolehkan jika itu terdesak,” katanya.

Ibnu Sina mengharapkan cakupan imunisasi MR di Kota Banjarmasin mampu menembus angka 40% agar tidak lagi menjadi sorotan pemerintah pusat. Apalagi Kota Banjarmasin merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Selatan, salah satu barometer penilaian pemerintah pusat.

Menurut dia, pemerintah pusat memperpanjang masa pemberian imunisasi MR sampai akhir Oktober karena ada beberapa kota cakupan imunisasi di bawah target. Seperti di Banjarmasin, yang diharapkan 40%, namun kenyataannya baru di angka 34%.

Dia pun mengimbau agar masyarakat tidak menutup diri terhadap imunisasi MR, karena imunisasi MR merupakan langkah preventif mencegah campak rubella yang semakin marak menimpa masyarakat Indonesia. “Kalaupun dengan keadaan terpaksa ya MUI membolehkan Imunisasi MR ketimbang nanti berdampak hal-hal yang tidak diinginkan pada buah hati kita. Semoga masyarakat semakin mengerti dengan upaya upaya pemerintah untuk menyelematkan generasi bangsa,” pungkasnya. (mario)

div class=”reporter”>
Reporter : Mario
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->