Connect with us

HEADLINE

Covid-19 ‘Tumbangkan’ Barisan Tenaga Kesehatan di Banjarbaru, Salah Siapa?

Diterbitkan

pada

Rapid test kepada masyarakat. Foto: dok.kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Satu persatu tenaga kesehatan di Kota Banjarbaru, baik dokter, perawat, hingga bidan, terpapar Covid-19. Hal ini menunjukan fakta bahwa penularan virus di lingkungan fasilitas kesehatan nyatanya tak bisa dihindari.

Terbaru ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarbaru menyatakan ada 10 tenaga kesehatan yang terpapar, berasal dari dua Puskesmas di Kecamatan Landasan Ulin. Yakni, 3 orang dari Puskesmas Guntung Payung dan 7 orang dari Puskesmas Guntung Manggis.

Buntut kasus tumbangnya para tenaga kesehatan, berujung pada keputusan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru untuk menutup layananan di dua Puskesmas tersebut, selama dua hari, tepatnya 6-7 Juli. Sedangkan, mereka yang sudah dinyatakan terpapar harus menjalani isolasi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru Rizana Mirza, mengklaim faktor penyebab terpaparnya para tenaga kesehatan ialah penularan saat menjalankan tugas. Kasus pertama ditemui pada pertengahan Juni lalu, berawal saat seorang tenaga analis sedang melayani warga.

“Ternyata, warga yang dilayani itu terkonfirmasi Covid-19. Warga tersebut tidak memberitau bahwa ia terpapar, sehingga tenaga analis kita tidak sadar akan penularan itu,” ujarnya.

Apakah artinya pihak Puskesmas tidak cukup ketat menerapkan protokol kesehatan? Tidak, Rizana menyatakan protokol telah diterapkan dengan cukup baik. Tersedia tempat cuci tangan, terapan pysical distancing, terpasangnya sekat pembatas antara petugas dan masyarakat, hingga Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang dikenakan petugas, telah dirasa cukup.

Namun begitu, tetap saja penularan bisa saja terjadi, baik itu kontak fisik maupun droplet. Untuk itu, penting bagi masyarakat agar lebih menyadari dan mengikuti protokol kesehatan yang diterakan di berbagai fasilitas kesehatan.

“Meski ada warga yang tidak mengindahkan protokol, tetap saja kita tidak bisa menolaknya. Berbeda dengan layanan-layanan publik lainnya, di layanan kesehatan tidak mungkin menolak keluhan masyarakat yang sakit.” ujar Rizana.

Dilema adalah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang saat ini tengah dihadapi para tenaga kesehatan. “Kunci terpenting dari upaya memutus mata rantai Covid-19 adalah kedisiplinan warga masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan. Karena itu mari kita saling mengingatkan dan menguatkan secara bersama-sama seluruh stakeholder kota,” demikian, kata Wali Kota Banjarbaru, Nadjmi Adhani.

Hingga pada Senin (6/7/2020) malam, sebaran kasus Covid-19 paling masif ditemukan di Kecamatan Landasan Ulin, yang juga merupakan wilayah kedua Puskesmas yang saat ini dihentikan operasionalnya untuk sementara waktu. Dari jumlah 268 kasus Covid-19 di kota Banjarbaru, 100 kasus diantaranya berasal dari Kecamatan Landasan Ulin.

Ilustrasi rapid test.

Menyingkapi wilayah dengan jumlah sebaran kasus tertinggi di Kota Banjarbaru tersebut, Camat Landasan Ulin Subhan, turut angkat bicara. Dirinya memang menyayangkan kondisi saat ini, yang mana pihaknya sendiri sebenarnya telah melakukan berbagau upaya pencegahan selama beberapa bulan terakhir.

“Penyemprotan cairan disinfektan selalu kita lakukan. Sosialisasi ke masyarakat untuk menerapkan protokol juga selalu dilaksanakan. Tinggal masyarakat yang seharusnya sadar. Tapi, faktanya setelah pemberlakukan PSBB dan PKM berakhir, masyarakat justru lebih banyak beraktivitas di luar rumah dan banyak pula yang tidak menggunakan masker,” ujar Subhan. (Kanalkalimantan.com/rico)

Reporter : Rico
Editor : Cell



iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->