Connect with us

HEADLINE

Covid-19 ‘Tumbangkan’ Wisata Banjarbaru, 20 Agenda Batal dan 51 Honorer Terancam Dirumahkan!

Diterbitkan

pada

Promosi Wisata Banjarbaru yang sebelumnya digelar di Bali untuk menarik wisatawan Foto : humas pemko

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Penyebaran Covid-19 yang makin masif membuat agenda parisisata di Banjarbaru tahun 2020, dibatalkan. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarbaru mengumumkan ada sebanyak 20 agenda wisata batal digelar. Anggaran kegiatan pun sebagaian digeser untuk penaganan Covid-19.

Kepala Dinas Porabudpar Banjarbaru, Hidayaturrahman, menyebut dana yang telah diprogramkan untuk 20 agenda acara di kota berjuluk Idaman telah direfocusing sebesar 70 persen (sekitar Rp 10 Miliar, untuk penaganan Covid-19. (Lihat Grafis: Agenda Pariwisata Banjarbaru Tahun 2020 yang Batal Digelar).

“Jadi dana kita tersisa Rp 4 miliar saja dan itu digunakan untuk gaji dan honor tenaga kontrak dan honorer,” terangnya, Sabtu (4/7/2020).

Meskipun ada Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp1,5 miliar, kata Hidayaturrahman, juga tak bisa dijalankan. Ia bahkan memprediksi jika keadaan kondisi ekonomi di Banjarbaru tak kunjung membaik hingga Oktober mendatang, besar kemungkinan tenaga kontrak di Disporabudpar akan dirumahkan.

Menurut data di Disporabudpar Banjarbaru, dari 102 pegawai yang ada, kurang lebih 50 persen di antara mereka ada tenaga kontrak. Artinya, potensi tenaga kontrak yang akan dirumahkan bisa mencapai 51 orang.

“Tak hanya event wisata yang tak bisa digelar, beberapa kegiatan yang sudah diagendakan seperti Paskibra, pertukaran pemuda, dan duta wisata juga tak bisa dilaksanakan,” terangnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan sektor pariwisata mengalami hantaman yang sangat keras akibat pandemi Covid-19. Hingga saat ini, hampir seluruh destinasi wisata di Indonesia tutup. Lebih dari 7.000 hotel tidak beroperasi. Sementara hotel yang beroperasi, bertahan dengan tingkat okupansi di bawah 5%.

“Ini situasi yang sangat berat. Di Indonesia, hampir semua destinasi wisata, fasilitas, dan hiburannya, tutup karena Covid-19. Lebih dari 7.000 hotel sekarang ditutup. Beberapa hotel yang buka, mencoba bertahan dengan okupansi di bawah 5%,” katanya dalam diskusi online, beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, pandemi yang juga telah mengganggu industri penerbangan turut berimbas terhadap sektor pariwisata. Ratusan pesawat terbang kini mangkrak di bandara akibat turunnya pergerakan penumpang dan penerapan pembatasan sosial atau social distancing.

Terpukulnya industri pariwisata, juga menyebabkan terganggunya para pekerja di sektor ini. Wishnutama menyebutkan, lebih dari 13 juta pekerja di sektor pariwisata terdampak langsung. Sekitar 34 juta pekerja di sektor pendukung juga mengalami efek yang sama.

“Lebih dari ratusan pesawat terhenti di bandara. Lebih jauh, pandemi menyebabkan 13 juta pekerja di sektor pariwisata terdampak langsung, dan ditambah 34 juta pekerja lainnya yang tidak terdampak langsung oleh pandemi,” ucapnya.

Pandemi, bagaimanapun telah mengubah pola hidup manusia. Untuk itu, lanjutnya, sektor pariwisata harus beradaptasi dengan situasi yang disebut new normal ini.

Dia mengatakan, sektor pariwisata akan memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam skema bisnisnya. “Sektor pariwisata harus beradaptasi dengan kondisi ini. Kami harus bisa membuat strategi bisnis model dengan kondisi new normal dengan mengeksploitasi teknologi digital agar dapat hidup di era new normal ini,” ujarnya. (kanalkalimantan.com/rico)

Reporter : Rico
Editor : Chell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->