KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Pemerintah Kota Banjarbaru mencoba mencari solusi atas persoalan-persoalan kesehatan mental yang belakangan muncul di kalangan anak-anak sekolah di Kota Banjarbaru.
Diketahui sejumlah kejadian naas akibat kesehatan mental dialami murid sekolah di Banjarbaru.
Hal ini menjadi perhatian serius instansi terkait seperti, Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APMP2KB) Kota Banjarbaru.
Melalui sebuah hotline, Disdik Kota Banjarbaru menghadirkan para psikiater profesional melayani keluh kesah yang dirasakan anak sekolahan.
Baca juga: “Banjarmasin Darurat Sampah”, TPS di Pasar Antasari Kian Menggunung
“Bersama DP3APMP2KB rencananya nanti akan ada hotline yang anak-anak bisa curhat langsung nanti 24 jam, tapi bukan boot langsung psikiater dari dinas. Kita mencoba dengan hotline karena ciri khas anak-anak sekarang lebih suka mengetik,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo.
Hotline ini kata dia akan berlaku untuk semua anak sekolah, termasuk kewenangan Disdik yakni jenjang SD dan SMP. Begitu pun jenjang SMA dan SMK jika sudah masuk hotline tentu akan dilayani.
Cara ini pun nantinya juga akan secara masif disosialisasikan ke sekolah-sekolah.
Dengan adanya hotline, pihaknya berharap kasus-kasus yang mengganggu kesehatan mental seperti yang terjadi belakangan tidak terulang lagi.
Baca juga: 4 Tersangka Penerima Suap Proyek PUPR Dipindahkan ke Tahti Polda Kalsel
“Yang terjadi akhir-akhir ini malah terdeksi dialami oleh anak yang berprestasi dengan mengambil langkah seperti itu,” ungkapnya.
“Ini yang kami sangat mengimbau kepada orangtua mari sama-sama dilihat anaknya ini lagi ngapain di HP, lagi ada apa dan kita harus menyadari bahwa ada perubahan generasi yang sangat besar,” tambah dia.
Dedy mengingatkan kembali peran penting orangtua sangat dibutuhkan dalam memahami karakter generasi anak saat ini. Generasi sekolah yang rata-rata merupakan generasi Alpa, katanya tentu karakternya berbeda dengan generasi Z dan X.
“Ini yang saya pikir pemahamannya juga harus dimengerti oleh para orangtua dan bisa mengambil sikap terbaik bagaimana mendidik anak-anak selain di sekolah,” imbuh dia.
Baca juga: Pengedar Zenith di Landasan Ulin Barat Dibekuk Polisi
Dirinya menegaskan bahwa lingkungan sekali pun tidak boleh cuek dalam mengenali karakter anak-anak.
“Kita kenali bagaimana kalau anak-anak sudah mulai unik, pendiam, dan seterusnya jangan cuek, lingkungan tidak boleh cuek juga karena challenge kita di jaman sekarang adalah kita tidak bisa memprediksi langkah yang diambil anak-anak,” tuntas Dedy. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter : wanda
Editor : bie
KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Dinilai sebagai kabupaten termuda dan terkaya, Gubernur Kalsel H Muhidin mengapresiasi kinerja… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Pasca libur lebaran 1446 Hijriyah, jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Hulu… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Produsen peralatan makan dan minum berbahan plastik, Tuppeware resmi menutup bisnisnya di Indonesia.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Jelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Aksi amoral diduga dilakukan seorang lelaki warga Kabupaten Banjar melakukan perbuatan tak… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Kalsel, M Yasin Toyib mendampingi Wakil… Read More
This website uses cookies.