Connect with us

HEADLINE

DPR Minta Mendikbud Buat Skenario Terburuk Tentukan Waktu Tahun Ajaran Baru

Diterbitkan

pada

Mendikbud Nadiem Makarim. foto: suara.com

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira menyatakan pentingnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat dua skenario dalam menentukan waktu memulai tahun ajaran 2020-2021.

Mengingat sampai saat ini, belum ada keputusan resmi dimulainya tahun ajaran karena masih melihat situasi perkembangan pandemi Covid-19.

Andreas mengatakan, skenario pertama yang bisa dibuat ialah tahun ajaran dimulai pada Juli 2020, namun dengan catatan yakni situasi dan kondisi pandemi yang kian normal. Skenario tersebut ia namakan skenario optimis.

“Skenario optimis, artinya wabah ini akan mereda di bulan Mei sehingga kalau Juni berakhir maka Juli 2020 bisa dimulai tahun ajaran baru 2020-2021,” kata Andreas dalam keterangan yang dikirim kepada Suara.com, Kamis (21/5/2020).

Kebalikan dari skenario optimis, Kemendikbud juga dirasa perlu menyiapkan skenario pesimis sebagai kemungkinan terburuk apabila Covid-19 tidak juga mereda di penghujung Juni. Ia mengatakan dengan skenario pesimis maka tahun ajaran baru bisa saja dimulai pada Januari tahun depan.

“Skenario pesimis, wabah ini mereda sekitar September sampai Oktober 2020 dan berakhir Desember. Sehingga tahun ajaran baru dimulai Januari 2021. Kita mulai dengan tahun ajaran baru. Artinya, ini kembali seperti sebelum 1979 di mana tahun ajaran dimulai pada setiap Januari,” kata Andreas.

Ia mengingatkan dua skenario tersebut juga ditentukan dengan tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menekan angka kasus positif Covid-19.

“Dua skenario ini tingkat kemungkinan pelaksanaannya tergantung pada tingkat kepatuhan dn disiplin warga bangsa ini mematuhin protokol Covid-19,” ujarnya.

Andreas juga sejalan dengan Mendikbud Nadiem Makarim yang belum memutuskan apapun terkait dimulainya tahun ajaran baru. Sebab, keputusan tersebut bukan hanya persoalan aspek pendidikan semata, melainkan juga aspek kesehatan di mana perlu mendengar pertimbangan dan masukan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Untuk diketahui, Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan, pihaknya belum memberikan keputusan resmi apapun terkait pembukaan kembali sekolah pada tahun ajaran baru, Juli mendatang.

Hal itu ia tegaskan usai diminta klarifikasi atas rumor yang beredar mengenai pembukaan kembali sekolah pada Juli. Adapun yang menanyakan ihwal tersebut ialah anggota Komisi X Fraksi PKB DPR RI Lathifa Shohib saat rapat kerja secara virtual.

“Saya klarifikasi statemen mas menteri ini benar atau hoaks, terkait dengan tahun ajaran baru. Saya membaca di berita online bahwa mas menteri menyatakan bulan Juli, sekolah sudah akan kembali normal dan anak-anak sudah bisa belajar di sekolah?” tanya Lathifah.

“Kalau boleh, saya langsung saja klarifikasi tidak benar kami belum mengungkapkan pernyataan,” jawab Nadiem, Rabu (20/5/2020).

Nadiem mengatakan mengenai pembukaan sekolah kembali masih harus menunggu keputusan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Mengingat aspek kesehatan menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan sebelum kembali memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah.

“Keputusan kapan? Dengan format apa? Seperti apa? Karena ini faktor kesehatan bukan pendidikan itu masih di Gugus Tugas. Jadi mohon menunggu, saya pun tidak bisa memberikan statemen apapun keputusan itu karena itu dipusatkan di Gugus Tugas,” kata Nadiem. (suara.com)

Reporter : suara.com
Editor : kk

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->