HEADLINE
Duet Haji Denny-Difriadi Bakal Jadi Lawan Tanding Incumbent Sahbirin Noor di Pilgub Kalsel?
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Lama menyandang status ‘menjomblo’ alias tanpa pasangan, dua kandidat yang bertarung di Pilgub Kalsel nampaknya segera mengumumkan calon pasangannya. Diperkirakan Denny Indrayana -yang kini diakrabi dengan Haji Denny-, akan menggandeng kader Partai Gerindra, H Difriadi Darjat, dalam menghadapi incumbent Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Di sisi lain, Sahbirin masih menunggu hasil penggodokan pusat untuk memutuskan pasangannya. Tetap ngotot bersama Ketua PAN Kalsel H Muhidin atau mempertahankan hubungan manis dengan PDIP.
Tabir pasangan kandidat Pilgub Kalsel ini sedikit tersingkap, dengan deklarasi pencalonan H Difriadi Darjat sebagai calon Wakil Gubernur Kalsel yang dilakukan oleh Partai Gerindra, beberapa waktu lalu. Difriadi yang notabene mantan Bupati Tanah Bumbu (Tanbu) tersebut, bahkan telah mengantongi ‘surat sakti’ berupa SK DPP Partai Gerindra.
Keputusan Gerindra mengusung Difriadi sebagai kandidat cawagub, ditegaskan dalam Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) DPD Partai Gerindra Kalsel, Rabu (18/3/2020) lalu. Bahkan, Gerindra bersama Difriadi Darjat, dalam waktu dekat akan menyambangi Partai Demokrat Kalsel untuk mengikat dalam barisan koalisi.
Ketua DPD Partai Gerindra Kalsel H Abidin mengungkapkan, pencalonan Difriadi sebagai Calon Wakil Gubernur Kalsel sudah keputusan partai. “Gerindra kalau sudah memilih calon wakil gubernur, otomatis si calon wakil gubernur ini memilih calon gubernurnya. Itu meringankan tugas dan beban saya, karena nantinya yang berkumpul selama 5 tahun itu mereka berdua,†kata H Abidin.
Terkait dukungan tersebut, Difriadi Darjat menyampaikan terima kasih kepada DPD Partai Gerindra Kalsel atas kepercayaan yang diberikan. Difriadi yang juga kader Gerindra ini menegaskan akan menjaga amanat dan kepercayaan tersebut.
Lalu, terkait siapa yang akan dipilihnya sebagai pasangan, ia akan tetap berkoordinasi dengan partai dan koalisi. “Kita ingin berkoalisi, agar bisa maju Pilkada nanti. Termasuk mendatangi Partai Demokrat. Kita lihat juga perkembangannya, apakah akan mendaftar ke partai lainnya,†tegasnya.
Nah, melihat yang disampaikan kedua tokoh tersebut, arah kandidat pasangan yang dituju nampaknya akan mengerucut kepada Haji Denny. Apa alasannya?
Pertama, selama ini mantan Wamenkum HAM era Presiden SBY tersebut terus intensif menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra. Baik dengan H Abidin selaku ketua DPD Gerindra Kalsel, maupun Prabowo Subianto selaku ketua umum.
Bahkan sebelumnya, saat pengembalian berkas lamaran di Gerindra pada Rabu (3/11/2019) silam, H Abidin menegaskan bersama Denny Indrayana, Gerindra akan mampu menghadirkan tarung politik signifikan. Mengingat Haji Denny disebut memiliki kredibilitas dan visi membangun Kalsel lebih baik.
Gerindra pun optimis, ‘tongkat rekomendasi’ Ketua Umum Gerindra Prabowo akan jatuh ke tangan Denny Indrayana. “Ketua Umum sudah kenal dekat dengan Denny. Karena dia pernah menjadi kuasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres beberapa waktu lalu,†kata H Abidin.
Kedua, langkah politik Gerindra untuk menjalin koalisi dengan Demokrat, juga sejalan dengan kedekatan Denny Indrayana dengan SBY -pendiri Partai Demokrat. Dimana ia memiliki hubungan emosional sebagai wakil menteri di era Presiden keenam RI tersebut.
Haji Denny pun beberapa kali bahkan dipanggil maupun bertemu SBY guna memastikan suara Demokrat tak jatuh ke lain orang. Dan kabarnya parpol yang sekarang berada dibawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini pun sepakat mengusung parkar hukum tata negara ini di Pilgub mendatang.
Jadi, jika kemudian Gerindra menjalin hubungan dengan Demokrat ini menunjukkan alur yang sama dengan peta koalisi yang dibangun oleh Haji Deni. Tentu saja, jika dua parpol ini bertemu maka cukup memenuhi syarat jumlah kursi pengusung pasangan. Yakni Gerindra 8 kursi di provinsi ditambah Demokrat 3 kursi, sehingga total ada 11 kursi.
Terkait dua alasan tersebut, Haji Denny mengatakan bahwa dalam wakktu dekat memang akan melaunching pasangannya. “Ya, dalam waktu dekat ini. Kita sudah berkoordinasi dan menjalin komunikasi bersama partai yang akan mengusung di Pilgub nanti,†ungkapnya.
Meski demikian, hingga kini ia belum membuka kartu. Apakah calon yang segera dilaunching itu adalah Difriadi atau yang lain. Meskipun dari sejumlah alasan yang disampaikan di atas, arah untuk memilih mantan Wakil Bupati Tanbu ini cukup kuat. Baik dari sisi parpol, maupun peta teritorial dalam rangka pengamanan suara.
“Untuk mencari pendampingnya di Pilgub adalah pekerjaan yang serius. Sehingga tidak bisa juga buru-buru, harus dilihat betul-betul. Cocok atau tidak, sama atau tidak visinya untuk bisa jujur, amanah, dan sanggup bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalsel,†kata dia.
Haji Denny mengatakan, di antara kriteria pendampingnya tentunya mempunyai integritas dan berkomitmen melawan korupsi, memiliki intelektual dalam memimpin Kalsel, mudah diterima oleh seluruh masyarakat dan partai politik pengusung, serta sosok yang agamis.
Dari kriteria tersebut, maka sembilan nama calon pendamping telah dijajaki. Dan diantara 9 nama yang sebelumnya disampaikan, adalah Difriadi.
Di sisi lain, beredarnya nama-nama kandidat hasil penjaringan Partai Golkar Kalsel untuk dimintakan rekomendasi DPP Partai Golkar, menjadi isu baru di tengah pertarungan Pilkada 2020. Kabar jika nama incumbent Gubernur Kalsel Sahbirin Noor diserahkan ke DPP Golkar tanpa pasangan, bisa mengubah kecenderungan arah politik. Nama H Muhidin yang sebelumnya menguat, bisa terpental dalam pembahasan elite beringin di Jakarta?
Informasi yang sebelumnya beredar di kalangan kader partai di dewan Kalsel, hasil penjaringan Golkar Kalsel telah rampung dan disampaikan ke DPP Golkar pada Jumat (7/2/2020). Dari sejumlah nama yang disampaikan, ada yang sudah sepakat dengan pasangan tapi ada pula yang hanya calon kepala daerahnya saja. Begitupun, dari 7 kabupaten/kota plus Provinsi yang menggelar Pilkada, ada satu daerah yang masih kosong alias belum ditetapkan jago dari Partai Golkar.
Untuk Pilgub Kalsel, disodorkannya nama incumbent Sahbirin Noor tanpa calon pasangan ke DPP Golkar bisa menjadi wacana tersendiri. Meski sebelumnya disebutkan dalam laporan bahwa ada tujuh nama yang sebelumnya melamar, tapi nyatanya tak ada satu pun dari nama tersebut yang dicantumkan oleh DPD Golkar Kalsel.
Padahal, untuk sejumlah pasangan di Pilkada Kabupaten/Kota, DPD Golkar menyebutkan paket pasangan yang dijagokan ke pusat. Kecuali untuk Pilkada di Kotabaru, dimana Golkar juga hanya menyodorkan calon Bupati yakni Sayed Jafar.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Golkar Kalsel masih gamang menentukan pasangan Sahbirin? Saat pendaftaran lalu, diektahui sejumlah nama mengajukan sebagai pasangan incumbent. Maulai dari Gusti Iskandar (Golkar), Abdul Wahid (Golkar), Rosehan NB (PDIP), Sofwat Hadi (Mantan DPD), dan Gusti Sahyar (tim ahli). Sedangkan nama H Muhidin (Ketua PAN Kalsel) masuk belakangan sebagai kandidat kuat yang akan digandeng Sahbirin.
Kabar incumbent Sahbirin Noor memilih Ketua DPW PAN Kalsel, Muhidin, sebagai pasangannya dalam Pilgub 2020, memang menuai pro-kontra. Terutama di kalangan partai koalisi incumbent, seperti PDIP Kalsel.
Parpol yang sejak kali pertama menyatakan dukungannya atas Sahbirin ini, merasa dilangkahi oleh manuver PAN, jika benar Muhidin yang dipilih Sahbirin. Terkait isu santer yang beredar tersebut, Sekretaris DPD PDIP Provinsi Kalsel M Syaripuddin mengatakan, keputusan soal siapa yang akan dipilih menjadi bakal calon wakil gubernur tetap berada di tangan gubernur petahana. “Kita juga terus melakukan komunikasi politik bagaimana PDIP bersama Paman Birin bisa sama-sama membangun Kalsel,†katanya beberapa waktu lalu. (kanalkalimantan.com/cel)
Editor : kk
-
Kalimantan Selatan2 hari yang lalu
DPRD Kalsel Usulkan Pengangkatan Muhidin Jadi Gubernur
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Pjs Wali Kota Banjarbaru Serahkan SK Kenaikan Pangkat PNS
-
HEADLINE2 hari yang lalu
KPK Gali Keterangan Empat Saksi Terkait Aliran Uang ke Sahbirin Noor
-
Hukum2 hari yang lalu
KPK Panggil Sahbirin Noor Sebagai Saksi Hari Ini
-
Kota Banjarbaru16 jam yang lalu
Pemegang Kursi DPRD Banjarbaru Terima Bantuan Keuangan Parpol, Satu Suara Dihargai Rp14 Ribu
-
Kota Banjarmasin3 hari yang lalu
Belasan Kios Pasar A Yani Pengambangan Terbakar