Pemprov Kalsel
Evaluasi Tahun 2019 Bencana Karhutla Paling Jadi Perhatian
BANJARBARU, Sebelum menutup tahun 2019, Kalimantan Selatan (Kalsel) telah menghadapi terjangan bencana alam dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Paling menjadi perhatian banyak pihak ialah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan bencana kabut asap saat musim kemarau pada pertengahan tahun.
Disisi lain, setelah BMKG telah memprediksi musim penghujan akan dimulai pada Oktober 2019, Kalsel kembali harus dihadapkan dengan potensi bencana banjir. Tak ayal, upaya pencegahan kebencanaan harus disiapakan Pemerintah Provinsi Kalsel.
Oleh karenanya, Pemprov Kalsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan evaluasi Karhutla 2019, antisipasi bencana banjir dan cuaca ekstrem tahun 2020, Senin (30/12).
Dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel Abdul Haris Makkie, rakor juga dihadiri oleh TNI-Polri, BMKG, dan pemangku kepentingan lainnya.
Sekdaprov Kalsel mengatakan, dalam mencegah bencana alam memerlukan langkah antisipasi yang terkoordinasi. Apalagi khusus untuk Karhutla juga perlu adannya edukasi kepada masyarakat baik individu perorangan, maupun korporasi (kelompok).
“Harus dilakukan lebih instens lagi penyampaiannya kepada masyarakat, penegakan hukum itu penting tetapi sebelum itu sebaiknya dilakukan edukasi dan kedekatan,†ucapnya.
Sekdaprov Kalsel mengakui bencana alam dapat ditanggulangi secara teknis atau ilmiah dan teknologi. Untuk itu, ia meminta petugas lapangan memetakan tugas masing-masing dalam mengantisipasi bencana.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kalsel Wahyuddin menerangkan, inti dari rakor ialah meningkatkan sinergitas seluruh pihak yang terlibat.
“Mulai saat ini kita akan memerankan siapa mengerjakan apa, jadi tidak ada yang saling menyalahkan antara anggota Satgas yang dibentuk. Sehingga penanganan bencana ke depan khususnya Karhutla bisa cepat ditangani,†jelasnya.
Hasil dari analisa BPBD Kalsel, kebakaran meluas karena faktor keterlambatan dalam menangani. Berkaca dari hal itu pihaknya telah mempersiapkan antisipasi bencana alam di wilayah Kalsel.
“Jadi kita sudah tangani diawal dan titik beratnya itu pencegahan. Agar bekas Karhutla tahun lalu tidak terjadi lagi di tahun depan, dengan menyiapkan baik itu sarana informasi, membentuk Satuan Tugas , dan sarana peralatan. Kemudian mengenai biaya operasionalnya juga telah dipersiapkan agar nanti pada saat Karhutla terjadi sudah jelas penanganannya,†kata Wahyuddin.
Selain itu, tahun ini sudah ada upaya-upaya penanganan oleh BPBD Provinsi Kalsel. Salah satunya, yakni melakukan penanaman di bekas lahan-lahan terbakar.
“Saya sudah melaporkan kepada pak Gubernur untuk rencana penanaman, rencananya akan ditanami nanas karena bibitnya mudah dan memiliki nilai secara ekonomi. Untuk masalah koordinasi itu kita satukan dalam satgas dan diuraikan untuk pekerjaan masing-masing dalam satu komando dipimpin Pak Gubernur,†bebernya. (Rico)
Editor : Bie
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Serahkan Eco Office Eco School Award 2024, Ini Kata Wali Kota Aditya
-
Kota Banjarbaru2 hari yang lalu
Dialog Akhir Tahun 2024, Pemko Banjarbaru Terima Masukan dan Kritik
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Catatan ATCS Tugu Adipura, Pengendara Merasa Malah Ada Penumpukan
-
Kota Banjarmasin24 jam yang lalu
UMK Banjarmasin Naik Menjadi Rp3,59 Juta
-
Kabupaten Banjar2 hari yang lalu
Serap Masukan Rencana Detail Tata Ruang Kertakhanyar-Gambut, PUPRP Banjar Gelar Konsultasi Publik Kedua
-
Kabupaten Banjar2 hari yang lalu
Melati Sekumpul Juara I Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa