Connect with us

Budaya

Festival Pasar Terapung Lok Baintan: Kultur Perempuan Banjar Pakai Salungkui dan Tanggui

Diterbitkan

pada

Penggunaan tanggui sebagai penutup kepala pada Festival Pasar Terapung Lok Baintan, Sabtu (27/7/2024) siang. Foto: rizki

KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA – Festival Pasar Terapung Lok Baintan dengan tema “Pesona Susur Sungai Urang Banjar” telah dimulai , Sabtu (27/7/2024).

Lokasi festival yang berada di Sungai Martapura, Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, berlangsung Sabtu dan Minggu (27-28/7/2024).

Pada hari pertama festival ditandai dengan perlombaan yang melibatkan acil-acil jukung.

Baca juga: Sambut Kemerdekaan RI dengan Listrik Andal, PLN Gelar Rapat Koordinasi Transmisi Se Indonesia

Ada tiga jenis lomba yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar pada hari pertama festival, yaitu lomba balap jukung, baturai pantun, dan formasi jukung.

Uniknya, seluruh peserta yang berasal dari emak-emak (Acil-acil, red) kompak memakai salungkui yaitu sarung yang diikat di kepala serta memakai tanggui.

Sekadar untuk diketahui, salungkui adalah penutup kepala terbuat dari kain yang dilipat ke belakang yang umum digunakan oleh perempuan Banjar ketika pergi ke sawah atau ladang.

Adapun tanggui adalah tudung kepala berbentuk setengah lingkaran yang terbuat dari anyaman daun nipah, pandan, atau rumbia. Tanggui biasanya dipakai oleh masyarakat terutama perempuan Banjar untuk beraktivitas pergi ke sawah atau berhuma, bagi nelayan ketika mencari ikan di pesisir sungai atau berjualan di pasar.

Baca juga: Dua Peristiwa Kebakaran di Banjarmasin dalam Satu Malam

Kedua alat penutup kepala ini dipergunakan untuk melindungi dari sengatan panas langsung matahari, khusus tanggui juga sebagai pelindung di kala hujan.

Kepala Disbudporapar Kabupaten Banjar, Irwan Jaya yang membuka perlombaan mengatakan, festival Pasar Terapung Lok Baintan yang dilaksanakan setiap tahun untuk melestarikan budaya dan kultur masyarakat pesisir Sungai Martapura.

“Kita memastikan budaya dan kultur kita selama ini terjaga. Contoh budaya dan kultur masyarakt sungai itu adalah pemakaian salungkui dan tanggui di kepala,” katanya.

Selain itu, festival juga diharapkan dapat menarik pengunjung atau wisatawan untuk datang ke Pasar Terapung Lok Baintan yang menjadi salah satu ikon wisata Kalsel.

Baca juga: PLN Salurkan Bantuan Peralatan Sekolah di SDN 026 Balikpapan Utara

“Kita suka cita menyambut pengujung dan wistawan di wilayah ini,” kata Irwan.

Festival Pasar Terapung Desa Lok Baintan digelar selama dua hari dari tanggal 27-28 Juli 2024.

Selain tiga lomba pada hari pertama, masih ada rangkaian festival yang bisa dinikmati seperti jukung hias tradisional, pentas seni dan budaya panggung terapung, kuliner tradisional Banjar.

Festival Pasar Terapung Lok Baintan juga digelar lomba fotografi dan videografi dengan tema Pesona Pasar Terapung.

Puncak acara Festival Pasar Terapung Lok Baintan akan berlangsung pada Minggu (28/7/2024) besok dengan dihadiri langsung Bupati Banjar Saidi Mansyur, Wakil Bupati serta Forkopimda. (Kanalkalimantan.com/rizki)

Reporter: rizki
Editor: bie


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->