Connect with us

HEADLINE

Film ‘Tuntutlah Ilmu sampai Habis Kuota’ Ungkap Hambarnya Pendidikan Saat Pandemi!

Diterbitkan

pada

Film Tuntutlah Ilmu sampai Habis Kuota yang akan tayang di Kanalkalimantan.com pada Rabu (26/8/2020) pukul 20.00 Wita. Foto: kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kebijakan sekolah di rumah atau belajar mandiri sebagai imbas pandemi Covid-19 menjadi sorotan dalam film ‘Tuntutlah Ilmu sampai Habis Kuota (TISHK)’ yang merupakan garapan perdana Kanal Picture. Kenyataannya, pembelajaran sistem daring sebagai ganti pertemuan kelas ini memunculkan ruang hampa bagi para siswa yang secara sosial terisolasi dari dunia sebelum Corona.

Penuturan sejumlah tokoh dalam film seperti Sukartini, Intan Mustika Rani, Madina Safira, M Aminullah dan Ardan Mulia Gani Silitonga, menggambarkan adanya satu serpihan yang hilang, dalam hidup mereka hari ini. Derita psikologis ini, sejatinya menggenapi berbagai persoalan lain yang sebelumnya banyak diulas dari model pembelajaran daring saat ini.

Intan misalnya, mengatakan, awalnya merasa baik-baik saja belajar di rumah. Tapi seiring waktu, ada hal yang ia rasakan hilang dan rindu untuk disentuh kembali. Apa itu, tak lain kebersamaan bersama teman-temannya.

“Awalnya belajar online seru-seru aja. Enak ya belajar di rumah, belajarnya sambil duduk. Sambil makan sambil minum, tapi lama-lama akhirnya juga merasa ee…. ada perbedaannya. Ada kekurangannya, ya itu tadi gak ada teman, meskipun ada saudara. Kangen acara sekolah,guru-guru juga,” ungkapnya.

Hal sama juga dirasakan oleh Ardan Mulia Gani Silitonga, siswa kelas 6 SD di Landasan Ulin yang mengatakan kangen dengan ibu gurunya.  Pun demikian, hal sama juga dirasakan oleh sang guru. Sukartini, guru di SMAN 4 Banjarbaru yang menjadi salah satu tokoh dalam film pendek ini mengungkapkan kerindungan pada suasana mengajar di kelas dan murid-muridnya.

Ya, banyak sisi humanisme diulas dalam film TISHK ini yang layak untuk ditonton. Bukan hanya bagi para siswa, tapi juga pendidik, akan hambarnya rasa pendidikan yang harus terpisah dari interaksi sosial ini.

Film TISHK lebih banyak mengupas sisi yang selama ini kerap diabaikan dalam lingkup pembelajaran sistem daring. Lebih dari sejumlah problem terkait efektivitas belajar, ketimpangan antara yang kaya dan anak kurang mampu dalam mengakses pelajaran, dan banyak hal lainnya yang disentuh dalam film ini.

Dimana sejumlah cuplikan tersebut dapat dinikmati para pembaca Kanalkalimantan.com dalam tralier berikut:

Sebelumnya, sutradara TISHK Andy Arfian mengatakan, film ini bagian dari sudut pandang baru jurnalistik yang mengupas persoalan secara sinematografik. Melalui karya dokumenter, harapannya akan lebih banyak sisi-sisi dari kemanusiaan dan problem sosial di Kalimantan, bisa didekati lebih intens.

“Saya kira ini menjadi salah satu wujud pendekatan jurnalistik yang lebih utuh saat ini. Karena sebagai media, kami memiliki komitmen untuk membuat film sebagai bagian dari tantangan jurnalisme saat ini,” katanya.

Andy, yang memiliki pengalaman panjang di dunia broadcasting dan penelitian lapangan ini mengatakan, menjadi sebuah tantangan untuk melakukan pendekatan jurnalistik melalui film dokumenter. Sebab ini menggabungkan dan meramu berbagai disiplin, demi menyajikan informasi yang lebih bergizi.

Film TISHK akan tayang perdana di Kanalkalimantan.com, secara live pada Rabu (26/8/2020) pukul 20.00 Wita. “Jadi jangan lupa untuk menonton filmnya!,” kata Andy. (Kanalkalimantan.com/cel)

Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->