Connect with us

Kota Banjarbaru

Gelombang Kedua Covid-19 Mengancam, Penemuan Vaksin Jadi Kunci Akhir Pandemi


Mengukur Puncak Pandemi Covid-19 di Kalsel Lewat Pemodelan Matematika (4-Habis)


Diterbitkan

pada

Sejumlah negara berlomba menemukan vaksin Covid-19. Foto: suara

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU –Pemerintah saat ini mulai mewacanakan new normal (kenormalan baru). Tentunya, dengan adanya kenormalan baru secara tidak langsung dapat disebut sebagai relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Namun konsekuensinya, akan terjadi lagi peningkatan kasus positif Covid-19. Atau bahasa lainnya adalah gelombang kedua atau secobd wave. “Jika terjadi relaksasi PSBB maka perlu sekali mewaspadai peningkatan kembali kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19. Kurvanya bisa naik bahkan lebih tinggi lagi,” papar akademisi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Dr. M. Ahsar Karim saat dihubungi, Rabu (27/5/2020).

Diakui Dr. Ahsan, di beberapa kasus pandemi virus sebelum Covid-19, gelombang kedua ini sangat rawan terjadi. Sehingga, masyarakat dan pemerintah diminta mewaspadai adanya gelombang kedua.

Dr. Ahsar menyarankan, jika relaksasi PSBB itu harus dijalankan suatu saat, maka harus ada penelitian atau upaya untuk dapat menemukan vaksin Covid-19. Tujuannya, untuk mencegah terjadinya gelombang kedua penyebaran Covid-19. “Kalau tidak ada seperti itu, kami sangat curiga akan terjadi second wave itu,” tegasnya.

Bahkan, bukan tidak mungkin orang yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 dan telah sembuh, dapat terinfeksi kembali. Hal inilah yang perlu diwaspadai dari gelombang kedua Covid-19. Apalagi, saat ini belum ada penelitian yang dapat membatasi gelombang kedua ini.

Sehingga Dr. Ahsar merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperbanyak upaya rapid test massal. Kendati diakui, persoalan biaya menjadi kendala dalam upaya ini. “Kalau rapid test ini dilaksanakan massal dan menyeluruh, kemudian data-data lebih terbuka, maka kami bisa melakukan prediksi yang lebih akurat lagi. Perlu sikap hati-hati, kalaupun relaksasi itu dilakukan kita semua harus menghitung untung ruginya,” ucapnya. (Kanalkalimantan.com/fikri)

 

Reporter : Fikri
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->