Connect with us

HEADLINE

Habis Vaksin Bersama, Kadinkes Banjarmasin Dikabarkan Positif Covid-19

Diterbitkan

pada

Kadinkes Banjarmasin Machli Riyadi dikabarkan positif Covid-19 Foto: putra

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN– Kasus pejabat terpapar Covid-19 kembali mengemuka. Tidak tanggung-tanggung, kali ini kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Banjarmasin, Machli Riyadi, dikabarkan terindikasi positif Covid-19. Padahal ia sempat suntik Vaksin beberapa waktu lalu bersama pejabat Kota Banjarmasin.

Kabar itu berhembus setelah adanya sebaran konten di media sosial yang meminta doa untuk kesembuhan juru bicara Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin. Salah satunya dari Jamaah Masjid Al Jihad Banjarmasin.

Terkait postingan tersebut, Sekretaris Pengurus Masjid Al Jihad, Hairil Muhaidi, mengatakan ucapan tersebut benar dibuat oleh pihaknya. Menurutnya, konten tersebut didasari adanya permintaan dari pihak keluarga Machli sendiri.

“Ucapan tersebut permintaan keluarga, jadi itu sudah sepengetahuan pihak keluarga. Tapi sejak kapan beliau positif, kita tidak tahu,” ucap Hairil Muhaidi.

Terkait hal tersebut, Kanalkalimantan.com, yang berupaya mengkonfirmasi langsung Machli melalui HP miliknya tidak dijawab.

Terpisah, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina kepada sejumlah media membenarkan bahwa Kadinkes saat ini sedang dirawat di RS Ulin, Banjarmasin.

Machli dikabarkan positif sepekan setelah disuntik vaksin. Untuk diketahui, Machli merupakan salah satu penerima suntikan pertama vaksin Sinovac pada 14 Januari 2021 lalu. Lantas muncul pertanyaan, mengapa setelah disuntik vaksin, Machli Riyadi masih terpapar Covid-19?

Ketua Tim Pakar Covid-19 ULM, Dr Iwan Aflanie menjelaskan, dibutuhkan waktu satu sampai dua minggu bagi tubuh seseorang untuk membangun kekebalan setelah divaksinasi. Sehingga sangat mungkin seseorang yang sudah divaksin dapat tertular, meski dengan resiko yang lebih ringan.

“Tujuan vaksinasi itu sebenarnya bukan untuk menghindari tertular covid-19. Jadi orang yang sudah divaksin pun bisa tertular covid-19, dan kemungkinan tertularnya tetap sama dengan orang yang tidak divaksin. Hanya saja, karena orang yang divaksin ini kekebalannya lebih baik, maka gejalanya lebih ringan, dan tidak menyebabkan kematian,” kata Iwan Aflanie.

Berdasarkan sejumlah penelitian, sulit untuk menentukan waktu keterpaparan. Seseorang dapat terkena virus sebelum divaksinasi dan menunjukkan gejala setelahnya.

Oleh karena itu, Dr Iwan Aflanie menyarankan sebelum divaksin, orang tersebut harus dipastikan tidak terpapar covid terlebih dahulu.

“Vaksinasi hanya meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi orang yang sudah divaksin pun masih mungkin terkena (Covid-19). Jadi menurut hemat saya, sebelum divaksin orang tersebut harus dipastikan dulu tidak tertular. Kalau dia kena covid lalu divaksin, akan jadi masalah,” tambahnya.

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran ULM itu mengatakan, cara terbaik untuk menghindari Covid-19 adalah dengan mematuhi protokol kesehatan, sesuai anjuran pemerintah.

“Sebenarnya tidak ada vaksin di dunia ini yang bisa 100% melindungi. Kalau untuk menghindari penularan, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan menjauhkan diri dari kerumunan,” pungkasnya.(Kanalkalimantan.com/putra)

 

Reporter : Putra
Editor : Cell

 

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->