Connect with us

HEADLINE

Hampir Rp 800 Triliun Anggaran ‘Tersedot’ untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia

Diterbitkan

pada

pemerintah telah menghabiskan hampir Rp 800 triliun untuk penanganan Covid-19 Foto: pexels.com

KANALKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Hingga saat ini, pandemi Covid-19 di Indonesia tercatat masih cukup tinggi.

Belum ada kepastian sampai kapan grafik kasus positif melandai, bahkan sejumlah provinsi masih menjadi perhatian serius, termasuk Kalsel.

Padahal, total anggaran yang telah dikucurkan pemerintah pusat dan daerah untuk penanganan Covid-19 sudah hampir mencapai Rp 800 triliun.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat pemerintah sudah menggelontorkan anggaran hampir Rp800 triliun untuk menangani virus corona. Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman Salamat Simanullang mengatakan, anggaran sekitar Rp 800 triliun ini merupakan gabungan dari APBN dan APBD.

“Kita lihat APBN teralokasi Rp695,2 triliun, APBD Rp78,2 triliun, dana desa Rp28,46 truliun. Total mendekati Rp800 triliun,” ujar Salamat dalam diskusi virtual, Selasa (29/9/2020).

Dalam kesempatan yang sama,Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) mengatakan peningkatan belanja diarahkan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terbagi dalam 6 kluster.

Pertama kesehatan, karena Covid-19 adalah masalah kesehatan. Kedua, perlindungan sosial. Ketiga adalah program sektoral Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemda melalui program padat karya. Keempat dukungan UMKM.

Kelima insentif dunia usaha berupa insentif pajak. Keenam, pembiayaan korporasi terutama untuk BUMN dan korporasi swasta.

“Enam bidang PEN ini kita jalankan melalui APBN dan APBD. Di sinilah peran dari ibu, bapak selaku APIP, SPI, Aparat Penegak Hukum, Pengawas untuk ikut membantu.

Nomor satu, memastikan bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan tersebut dalam waktu singkat tetap akuntabel namun bisa dilakukan dalam waktu yang sangat cepat,” katanya dilansir Okezone.

Dia menambahkan upaya mempercepat penyerapan anggaran, pemerintah ingin memastikan Kementerian/Lembaga yang mendapat anggaran tambahan agar review APIP-nya dilakukan dengan benar, proper.

Kemudian peraturan pelaksanaan diobservasi, dijalankan, peraturan desain tata kelola tersedia. Ini sangat membutuhkan peran serta dari seluruh APIP, dan SPI internal.

“Kedua, memastikan pelaksanaan program berlangsung baik. Tantangan kita adalah pelaksanaan program, sesuai peruntukan, tepat sasaran,” tandasnya.

Hampir dua pekan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo bersama-sama mencoba menurunkan kasus Covid-19 di 9 provinsi. Bagaimana hasilnya?

Pada 15 September lalu keduanya mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo kepada Luhut dan Doni untuk menurunkan kasus Covid-19, angka kematian, dan meningkatkan kesembuhan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan Papua.

Berdasarkan laman https://covid19.go.id/, grafik tambahan kasus covid-19 secara nasional dalam rentang waktu 15-28 September, cenderung meningkat.

Pada 15 September, tambahan kasus positif sebanyak 3.507, kemudian meningkat 3.963 pada keesokannya (16/9/2020). Lalu setelahnya menurun ke 3.635 (17/9/2020), namun meningkat kembali 3.891 (18/9/2020).

Setelahnya, tambahan kasus terus meningkat hingga capaian 4.168 kasus pada (19/9/2020), atau kali pertama menembus angka 4.000 kasus harian.

Bukannya menurun, tambahan kasus positif terus meningkat di angka 4.000 kasus. Bahkan tercatat tiga kali rekor berturut-turut pada 23-25 September.

Tambahan kasus pada 23 September sebanyak 4.465, 24 September 4.634, 25 September 4.823.

Dua hari selanjutnya pada 26-27 September, tambahan kasus Covid-19 mengalami penurunan, meski masih berada di angka 4.000 kasus dalam sehari. Tepatnya 4.494 (26/9/2020), dan 3.874 pada (27/9/2020).

Sementara Senin (28/9/2020) ada tambahan kasus sebanyak 3.509 kasus positif covid-19.

Secara akumulatif kasus positif selama September mencapai 103.926 kasus. Jauh lebih tinggi dari akumulatif kasus pada Agustus 66.420 kasus. Sementara periode 15-28 September ada penambahan 57.199 kasus baru.

Di 9 provinsi prioritas, akumulasi kasus positif selama dua minggu berturut-turut mengalami penurunan, meski ada beberapa provinsi masih menunjukkan peningkatan kasus.

Pada 15-21 September, di mana minggu pertama Luhut dan Doni menangani pandemi di 9 provinsi prioritas, akumulasi kasus Covid-19 di sana terhitung 27.329 kasus.

Kemudian minggu kedua menggunakan perhitungan 22-28 September sebanyak 19.836 kasus positif. Angka ini lebih rendah dibanding pekan sebelumnya. (Kanalkalimantan.com/okezone)

 

Editor: Cell


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->