Connect with us

Kota Banjarbaru

Harga Ayam dan Bawang Merah Tak Normal, Disperindag Banjarbaru Sebut Pasokan Kurang

Diterbitkan

pada

Harga daging ayam ras di Banjarbaru naik tak normal. foto: dok kanalkalimantan

KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Di tengah pandemi Covid-19, kenaikan harga kebutuhan pokok tidak terelakan. Khusus di kota Banjarbaru, paling disoroti ialah kenaikan harga ayam ras dan bawang merah.

Kondisi ini ditemukan di sejumlah pasar yang ada di Banjarbaru. Seperti halnya, di Pasar Bauntung, dimana harga ayam ras telah mencapai kisaran Rp 27 ribu-Rp 28 ribu per kg. Sedangkan, untuk satu ekor ayam yang beratnya mencapai 2 kg, dijual dengan harga mencapai Rp 50 ribu lebih.

“Harga ayam per kilogram biasanya Rp 17 ribu hingga Rp 22 ribu. Memang harganya naik mas,” kata Wati, salah seorang pedagang.

Lebih parah lagi, untuk harga bawang merah di kota Banjarbaru saat ini telah mencapai angka Rp 60 ribu hingga Rp 65 ribu. Sedangkan pada kondisi normal, harga bawang merah berada pada harga Rp 20 ribu – Rp 25 ribu per kg.

Ihwal kenaikan harga dari kedua komuditas itu, Dinas Perdagangan (Dipserindag) Kota Banjarbaru angkat bicara. Kepala Bidang Perdagangan, Asyori menyebut ada beberapa faktor penyebab kenaikan harga.

Asyori menjelaskan terkait kenaikan harga bawang merah di Banjarbaru karena faktor ketergantungan pasokan impor. Pasalnya, selama ini bawang merah dipasok dari Provinsi Nusa Tengga Barat (NTB).

“Saat ini mereka belum panen. Sebenarnya, untuk saat ini ketersediaan bawang merah kita ada, tapi ya harganya tinggi. Mungkin 1 atau 2 bulan lagi mereka panen dan saat itu juga harga mulai stabil,” katanya, kepada Kanalkalimantan.com, Rabu (10/6/2020).

Untuk kenaikan harga ayam ras, lanjut Asyori, karena terbatasnya pasokan ayam. Dalam hal ini dirinya mengungkapkan ada empat peternask besar ayam ras di Kalimanatan Selatan yang telah gulung tikar. Kondisi inilah yang menyebabkan suplai ayam di Banjarbaru turut berkurang.

“Dari 32 perusahaan ayam, empat diantaranya gulung tikar. Hanya 5-6 perusahan saja yang bertahan. Ini yang membuat harga ayam naik,” katanya.

Kendati suplai ayam berkurang, Asyori berharap kepada perusahaan yang masih bertahan untuk sementara tidak ekspor ayam ke luar daerah. “Saya sarankan, jangan ekspor ayam ke Kalteng dulu. Prioritaskan Kalsel dulu. Ini solusi untuk menstabilkan harga ayam di Banjarbaru,” pungkasnya. (kanalkalimantan.com/rico)

Reporter : rico
Editor : bie

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->