Connect with us

Kota Banjarmasin

Harga Rokok Naik, Ini Tanggapan ‘Ahli Hisab’ Banjarmasin

Diterbitkan

pada

kenaikan harga rokok disikapi berbeda oleh masyarakat Foto: net

BANJARMASIN, Harga rokok di sejumlah pusat perbelanjaan di Banjarmasin mengalami kenaikan. Seperti yang diberitakan sebelumnya, berlaku sejak 1 Januari 2020 Pemerintah telah resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok sebesar Rp 23% dan harga jual eceran (HJE) sebesar 35%.

Dari keterangan Kepala Sub Direktorat Publikasi dan Komunikasi Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Deni Surjantoro, Selasa (31/12) lalu, rokok Sampoerna Mild yang merupakan kategori Sigaret Kretek Mesin (SKM) golongan 1 dikenakan tarif Rp 27.200/bungkus atau untuk 16 batangnya. Sementara Marlboro kategori Sigaret Putih Mesin (SPM) golongan I untuk dikenakan Rp 35.800/bungkus.

Seorang karyawan Alfamart di salah satu cabang yang ada di Banjarmasin mengatakan, hanya beberapa jenis rokok yang sudah naik. “Ya ada beberapa yang naik. Dari yang sebelum hari ini memang sudah naik, tapi sedikit-sedikit naiknya,” katanya kepada Kanalkalimantan.com, Rabu (1/1).

Sementara Hamsan pemilik toko kelontong menuturkan hal yang sama. “Untuk rokok memang sudah lama harganya naik, tapi sedikit demi sedikit,” terangnya.

Ia mengatakan, untuk di toko nya masih memakai harga yang lama. “Hari ini belum ada membeli rokok, jadi masih memakai harga yang lama,” terang Hamsan.

Dari telusuran Kanalkalimantan.com, beragam harga rokok untuk per bungkus: tarif Sampoerna Mild di Toko Kelontong Hamsan masih dengan harga Rp 23.000, sementara Surya Pro Mild Rp 17.000, Marlboro Rp 26.000.

Sedangkan di mini market seperti Indomaret/Alfamart harga Surya Pro Mild mencapai Rp 18.900, Sampoerna Mild Rp 29.000, Marlboro Rp 31.000.

Salah satu perokok aktif, Lacuk sapaan akrabnya, mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. “Bagi saya tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena dari dulu juga sudah naik tapi perlahan naiknya,” akunya.

Ia mengatakan rokok yang biasa digunakan adalah jenis rokok Surya Pro Mild yang dari dulu harganya tidak terlalu melonjak naik.

Lain hal dengan Lacuk, Samsir yang juga merupakan perokok aktif sedikit keberatan dengan kenaikan tersebut, karena jenis rokok yang digunakannya Marlboro mengalami kenaikan yang melonjak. “Sedikit keberatan karena rokok Marlboro yang ku konsumsi tinggi naiknya,” ujarnya.

Kendati demikian, mereka mengatakan masih belum ada terpikir untuk berhenti merokok. “Paling cuman mengurangi konsumsinya, kalau yang biasa misalnya 3 bungkus, dikurangi bisa jadi 1 bungkus per hari,” pungkasnya. (Riki)

 

Reporter : Riki
Editor : Cell

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->