HEADLINE
Hasil Tangkapan Ikan di Laut Kalsel Cenderung Berkurang
BANJARBARU, Dalam kurung waktu 10 tahun (2006-2016), produksi tangkap perikanan laut Kalsel cenderung menurun. Data terbaru di tahun 2016, produksi perikanan tangkap laut di Kalsel mencapai 247.730 ton, angka tersebut mengalami kenaikan 6.439 ton dibanding tahun sebelumnya (2015). Dilihat secara keseluruhan, produksi tangkapan perikanan laut Kalsel mengalami angka tertinggi di tahun 2016, namun sempat turun naik di rentang 2014-2015.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalsel, Ir H Winarno mengatakan, hasil tangkapan ikan di perairan laut Kalsel dari tahun ke tahun semakin berkurang. Namun menurutnya, hal ini masih sebatas prediksi karena seharusnya ada penelitian yang komprehensif terkat hal tersebut.
Dia mengatakan, salah satu permasalahan menjadi berkurangnya produksi tangkapan perikanan laut Kalsel salah satu penyebabnya adanya nelayan dari daerah lain yang menangkap ikan di perairan laut Kalsel.
“Ikan tidak ‘ber-KTP’, jadi siapa pun boleh menangkap asal dia orang Indonesia. Misal orang luar daerah boleh menangkap ikan di Kalsel, namun harus bawa surat yang harus dilaporkan ke Dinas. Setelah mereka melapor dan diizinkan, mereka juga harus menjual hasil tangkapan di Kasel,†kata Winarno kepada Kanalkalimantan.com, Rabu (25/4).
Menurut Winarno, hasil tangkapan dari nelayan lain yang menangkap ikan di perairan Kalsel harus menjual tangkapannya di Kalsel, dilakukan mengetahui produksi perikanan laut Kalsel. “Kalau dijual di luar daerah Kalsel berarti tercatat di daerah lain dan tidak tercatat di Kalsel,†pungkasnya.
Dia menyayangkan, masih ada nelayan dari luar daerah yang melakukan penangkapan ikan di perairan Kalsel namun tidak pernah melapor. Nelayan Kalsel hanya 10% yang sudah menggunakan alat canggih memiliki kemampuan lebih dalam melakukan penangkapan ikan, sementara 90% lainnya masih menggunakan alat tradisional dan rata-rata masih menangkap di sekitar perairan dangkal (pesisir).
“Jadi jika ada nelayan luar daerah yang datang ke Kalsel terkadang mengakibatkan kecemburuan sosial yang diakibatkan karena sarana prasaran yang dipergunakan,†ungkapnya.
Saat ini DKP terus melakukan pengawasan terkait aktivitas nelayan di perairan laut Kalsel. Jika ada nelayan daerah lain yang masuk perairan Kalsel tanpa dokumen dan laporan, akan dilakukan peneguran dan tindakan terhadap nelayan tersebut. “Namun pihak DKP masih terkendala peralatan dan SDM yang masih kurang sehingga pengawasan yang dilakukan belum maksimal untuk sering meminta bantuan ke Polair,†kata Winarno.
PRODUKSI PERIKANAN KALSEL 2006-2016
Tahun | Perikanan Laut | Perikanan Umum | Jumlah |
2006 | 121.495 | 49.665 | 171.160 |
2007 | 98.628 | 53.563 | 152.245 |
2008 | 106.484 | 49.518 | 156.002 |
2009 | 108.719 | 45.953 | 154.672 |
2010 | 115.555 | 62.645 | 178.200 |
2011 | 128.436 | 63.549 | 192.030 |
2012 | 131.073 | 61.458 | 192.531 |
2013 | 176.691 | 65.013 | 241.704 |
2014 | 178.916 | 65.666 | 244.582 |
2015 | 170.857 | 70.434 | 241.291 |
2016 | 176.504 | 71.226 | 247.730 |
*Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel
Winarno menambahkan, terkait daerah tangkapan nelayan ini pihaknya sudah saling berkoordinasi dengan pemerintah yang perairan lautnya bertetangga dengan Kalsel. Bahkan, sudah dilakukan MoU dengan Kapolda dan Dinas Kelautan juga terkait hal tersebut, “namun masih saja ada oknum nelayan yang nakal melanggar aturan yang sudah disepakati,†sesalnya.
Tak Bisa Diprediksi
Yang menjadi permasalahan saat ini, sudah sulit untuk mengetahui jenis-jenis tangkapan. Jenis tangkapan sudah tidak bisa diprediksi, sangat berbeda jika dibandingkan pada tahun 2000 dan sebelumnya.
Sekarang jenis tangkapan dikumpulkan sangat sulit untuk dipilah, namun ketika sudah sampai di daratan baru dipilah. “Kalau data penangkapan untuk di perairan laut, merasa semakin tahun semakin menurun,†katanya.
Menurut Winarno, beda ketika di tahun 2000 dan sebelumnya. Dengan mengandalkan bulan saja, jenis tangkapan bisa ditentukan. Bulan-bulan tertentu, jenis ikan tertentu. “Untuk sekarang sudah tidak bisa lagi, mungkin dikarenakan perubahan iklim yang sudah tidak menentu dan sulit diprediksi,†tambahnya.
Saat ini hasil tangkapan perikanan laut Kalsel masih bisa mencukupi kebutuhan ikan di Kalsel. Namun sangat disayangkan, tangkapan seperti kepiting Kalsel masih sebagian kecil saja yang tercatat, karena kebanyakan kepiting Kalsel masuk Jawa Timur akibat olah nelayan luar daerah yang tidak melapor ketika beroperasi di perairan Kalsel dan tidak menjual tangkapannya di Kalsel. “Sebenarnya kepiting Kalsel besar, namun karena rendahnya pengawasan itu masih menjadi penyebab kecilnya produksi laut yang tidak terdata,†ucap Winarno. (abdullah)
Editor : Chell
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Serahkan Eco Office Eco School Award 2024, Ini Kata Wali Kota Aditya
-
Kota Banjarbaru3 hari yang lalu
Dialog Akhir Tahun 2024, Pemko Banjarbaru Terima Masukan dan Kritik
-
HEADLINE2 hari yang lalu
Catatan ATCS Tugu Adipura, Pengendara Merasa Malah Ada Penumpukan
-
Kota Banjarmasin1 hari yang lalu
UMK Banjarmasin Naik Menjadi Rp3,59 Juta
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Serap Masukan Rencana Detail Tata Ruang Kertakhanyar-Gambut, PUPRP Banjar Gelar Konsultasi Publik Kedua
-
Kabupaten Banjar3 hari yang lalu
Melati Sekumpul Juara I Gebyar Pemberdayaan Masyarakat Desa