Connect with us

Kabupaten Tanah Bumbu

Hentikan “Manajemen Ilahiyah”, Mardani: Lebih Baik Pengajian Ulama-Guru Agama Kampung

Diterbitkan

pada

Mardani H Maming (tengah) lebih mengutamakan pengajian ulama dan guru agama kampung di Tanah Bumbu. foto; ist

KANALKALIMANTAN.COM, BATULICIN – Mantan bupati Tanah Bumbu dua periode Mardani H Maming, menilai keberadaan para ulama dan guru-guru kampung di Tanah Bumbu ikut mengembangkan syiar Islam dan kehidupan keagamaan bagi masyarakat.

Itulah salah satu alasan mengapa saat menjadi bupati, Mardani menghentikan program manajemen ilahiyah yang digagas bupati pendahulu Zairullah Azhar.

Mardani H Maming menjelaskan, ketika dia menjadi Bupati Tanah Bumbu tahun 2010 hingga 2018, program manajemen ilahiyah memang sengaja dihentikan, karena dinilai kurang pas dalam upaya meningkatkan produktifitas dan  kinerja pemerintahan, serta menggerus peran para ulama dan ustadz  lokal.

Kala manajemen ilahiyah diterapkan di Tanah Bumbu, para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu diwajibkan ikut pengajian di kediaman bupati atau tempat lain yang ditentukan bupati.

Para ASN absen karena wajib ikut dan pengajian juga mendatangkan warga yang dikoordinator para camat, bahkan warga luar, disiapkan transportasi dan makanan. Selain itu para ulama atau ustadz yang mengisi kebanyakan dari luar daerah atau ulama dan ustadz kondang ketika itu. Kegiatan pengajian tersebut dibiayai oleh Pemkab Tanah Bumbu.

“Akibat kebijakan manajemen ilahiyah tersebut, saya menjadi prihatin dan sedih, karena banyak pengajian para ulama dan guru-guru agama di kampung kampung, desa dan kecamatan di Tanah Bumbu, sepi dan tutup,” ungkap Mardani H Maming, Jumat (2/10/2020) di Batulicin.

Mardani H Maming (tengah) lebih mengutamakan pengajian ulama dan guru agama kampung di Tanah Bumbu. foto; ist

Padahal, lanjut Mardani H Maming, seharusnya Pemkab Tanah Bumbu mendukung pengajian para ulama dan guru-guru kampung yang berada di pelosok. “Bukan justeru mematikan pengajian mereka,” tegas Mardani.

“Itulah salah satu alasan saya menghentikan program manajemen ilahiyah. Bagi saya, kehadiran para ulama dan guru-guru agama mulai desa hingga kecamatan sangat penting dalam mengembangkan syiar Islam dan kehidupan beragama di Tanah Bumbu,” jelas Mardani.

“Saya ingin pengajian para ulama dan guru-guru agama di Tanah Bumbu, terus hidup serta berkembang. Oleh sebab itu, tidak benar isu yang mengatakan saya menutup pengajian atau majlis ta’lim. Yang benar saya menghentikan  pengajian yang dikelola Pemkab Tanah Bumbu yaitu manajemen ilahiyah itu, bukan pengajian dan majelis ta’lim para ulama  dan guru agama lokal di daerah  ini,” tegas Mardani H Maming.

Diingatkan kembali oleh Mardani H Maming, sejatinya Pemkab Tanah Bumbu hanya memberikan dukungan dan suport kepada para ulama dan guru-guru agama dalam mengembangkan pengajian dan syiar Islam.  “Jangan sampai Pemkab justeru yang mengambil alih lalu mengelola pengajian, sehingga mematikan peran para ulama dan guru-guru kampung di daerah ini,” tandas Mardani.

Mardani H Maming juga memastikan, jika Syafruddin H Maming bersama Muhammad Alpiya Rakhman (SHM-MAR) mendapat amanah menjadi bupati dan wakil bupati Tanah Bumbu dari Pilkada 2020, perhatian terhadap para ulama dan guru-guru agama kampung dengan pengajiannya tetap menjadi prioritas dan diberikan dukungan penuh. (kanalkalimantan.com/rls)

Reporter : rls
Editor : kk

 


iklan

MUSIC HITS with VOA


Disarankan Untuk Anda

Paling Banyak Dibaca

-->